Chapter 12.
"I couldn't have asked for a more perfect partner to share this experience with."...
Hari-hari kerja seperti biasa. Jungkook berkutat didepan leptop kantor dengan ketikan jemari di atas keyboard yang beraturan membuat laporan. Setelah tahun lalu berhasil dipromosikan dan naik jabatan, pressure yang ia punya semakin menekan juga jam kerja yang gila-gilaan sampai tak aneh jika ada masa di mana Jungkook harus di rumahkan atau dibawa ke rumah sakit karena kelelahan dan jam tidur yang kurang. Tidak bergadang namun memang denyutan sakit kepala karena terlalu lama menghadap monitor hampir delapan jam setiap hari dalam seminggu dengan kapasitas waktu bersantai yang minim.
Tapi memang hal ini lumrah dirasakan oleh karyawan seperti dirinya karena bukan Jungkook saja yang pernah mengalaminya tapi juga rekan kerjanya juga sering bahkan ada yang mengadakan cuti panjang sampai resign karena tak kuat menerima tekanan. Meski ya sekali lagi tugas yang dikerjakan sama banding dengan pundi-pundi uang yang dibawa setiap bulan.
Hari ini Jungkook memakai kemeja yang dimasukkan kedalam celana panjang kantor dan suit abu milik suami. Rambut digelung dibelakang dan kacamata yang enam bulan ini sering dia pakai. Minus di matanya naik tetapi malas memakai kontak lensa karena perih. Jadilah kacamata ini menjadi inisiatif yang dipilih.
Meninggalkan kubikel tempatnya bekerja Jungkook melenggang tenang ke kamar mandi untuk buang air. Tidak ada siapa-siapa di sini dan hanya Jungkook seorang. Selesai melepas air Jungkook keluar bilik itu dengan gelas bening plastik yang ia turut bawa dengan sisa air seni yang ia taruh di sana. Bukan bermaksud melakukan perbuatan yang dinilai jorok tetapi memang ia menyelinap pergi diam-diam untuk satu tujuan. Barang yang ia beli di apotik itu Jungkook buka plastiknya dan celupkan isinya kedalam gelas yang sudah ia siapkan sampai batas maxi. Sudah sering ia melakukan hal ini tapi kali ini saja ia melakukannya secara spontan dan di kantor karena memang rencana sebelumnya barang ini ia pakai saat di rumah.
"AAAAHHH!" Jungkook berteriak saat mengintip hasilnya. Ia hanya perlu menunggu sepuluh detik yang sebentar dan jawaban yang ia tunggu sudah bisa didapatkan.
"Hei! Kau oke? Apa yang terjadi? Kenapa berteriak seperti itu?" seseorang membuka pintu kencang hingga menimbulkan suara bedebum yang keras. "Ada yang berusaha mencelakaimu? Apa ada lelaki yang masuk? Di mana dia?"
Jungkook menekan punggungnya pada tembok dan menggeleng ribut menyembunyikan apa yang dia genggam dengan dua tangan dan gelas kotor yang ada di meja wastafel. Tidak boleh ternotice atau dia akan banyak ditanyai ini itu.
"Ti-tidak ada- umh-" Jungkook mengedarkannya matanya dengan dua kaki yang menggelinjang gelisah. "Ya aku berteriak karena tak sengaja menginjak- menginjak kakiku sendiri. Iya! Aku melamun dan kakiku sudah ada di atas kakiku yang lain hingga satu kakiku ini menjadi kaki-"
"Hahaha! Kau ini sedang bicara apa? Kenapa terus mengulang-ulang kaki." perempuan itu tergelak dan Jungkook ikut tertawa memaksa. "Jadi, apakah kakimu itu baik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im) Perfect Ways to Kill My Wife [TAEKOOK•AU]
Fanfic"𝑰𝒇 𝒘𝒆 𝒂𝒓𝒆 𝒓𝒆𝒃𝒐𝒓𝒏 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒅𝒂𝒚, 𝒍𝒆𝒕 𝒅𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 𝒘𝒆𝒂𝒗𝒆 𝒐𝒖𝒓 𝒑𝒂𝒕𝒉𝒔 𝒃𝒂𝒄𝒌 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓. 𝑩𝒖𝒕 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒕𝒊𝒎𝒆, 𝒍𝒆𝒕 𝒐𝒖𝒓 𝒔𝒐𝒖𝒍𝒔 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒕𝒘𝒊𝒏𝒆 𝒂𝒏𝒅 𝒓𝒆𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒕𝒉...