Chapter 31.
"Once again, we sincerely apologize for not fully living up to our role in providing you with the love and care you deserve as our cherished one, baby."...
"SUDAH AKU KATAKAN AYAHMU SUDAH MENINGGAL! AYAHMU MENINGGAL! MENINGGALKAN KITA SEJAK PERTAMA DIA DATANG KE SINI TUJUANNYA ADALAH MENINGGALKAN KITA BERDUA SAJA! TIDAK ADA AYAH DALAM HIDUPMU! KAU HANYA PUNYA AKU JUNGHYUNG! SEJAK AWAL KAU LAHIR KAU DITAKDIRKAN HANYA MEMILIKI AKU SEBAGAI ORANG TUA MU!"
Jungkook berteriak dengan tinggi suara yang ia bisa ia keluarkan pada sosok yang mengecil berdiri di mana ia kini bersimpuh melipat dua kakinya. Junghyung basah tapi sebetulnya Jungkook lebih basah meski sekarang wajahnya masih terlihat kering karena air belum sampai keluar dari bola matanya.
Mengasuh anak itu gampang-gampang dan banyak susahnya. Mudah hidup berdua dengan manusia kecil yang selalu menurut dan mendengar apa yang diucapkan. Saat diajak makan, diajak tidur, diajak bersiap untuk pergi keluar dan hal apapun Junghyung akan selalu jadi anak baik dengan patuh pada setiap keinginan yang terlontar untuk dia lakukan.
Tapi entah kenapa Jungkook tidak mengerti seringkali waktu dekat ini Junghyung selalu berisik dan senang mengoceh dengan kata ayah yang keluar dari bibirnya. Ayah di mana? Ayah kapan pulang? Ingin bertemu ayah. Ingin bersama ayah. Ingin bermain dengan ayah. Semua hal-hal yang berkaitan dengan kata ayah yang sama sekali tidak ingin Jungkook dengar. Jungkook muak dengan kata itu. Muak dengan sebutan itu. Muak dengan apapun yang berhubungan dengan sosok yang sama sekali tidak pernah memberi kontribusi pada kehidupan anaknya tapi senang sekali Junghyung singgung.
Apa memangnya yang bisa diharapkan dari seorang ayah? Apa yang Junghyung rindukan dari seseorang yang ia kenali saja tidak? Apa yang Junghyung ingin ayahnya itu lakukan ketika dia pulang ke rumah? Apakah jika memang seorang lelaki datang menemuinya dan menyebutkan diri dengan panggilan ayah yang Junghyung mau, Junghyung akan langsung mengakuinya?
Jungkook meremas rambutnya kasar frustasi dan mulai ikut mengeluarkan tangisan yang sekarang sudah mulai keluar. Dia ingin lari dari keadaan ini tapi rasanya pening merambat yang sejak kemarin ia rasakan sudah tak terbendung dan ingin sekali puas ia lampiaskan.
"Apa aku tidak cukup Junghyung? Apa kehadiranku saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanmu? Keperluanmu? Dan semua hal yang kau mau? Aku sudah bekerja sejauh ini membanting tulang dan menahan semua emosi keterpurukan hanya untuk menjaga juga memberi kehidupan terbaik agar kau tidak menyesal telah aku paksa hidup guna menemani aku di dunia ini agar tidak dibiarkan sendirian. Aku ini kurang apa Junghyung? Apa dari diriku yang kau anggap kurang hingga sekarang yang kau sebut hanya soal ayah! ayah! ayah! dan ayahmu saja!"
Jungkook menaruh dua tangannya masing-masing pada bahu kecil Junghyung yang tersengguk dengan air mata yang terus banjir keluar lalu menggerak-gerakkannya lebih kasar.
"Memangnya kau tahu ayahmu itu siapa? Kau tahu siapa orang-orang yang telah kau temui salah satunya adalah sosok ayahmu? Kau sudah mengenal ayahmu? Jika memang kau menginginkan ayahmu itu pergi temui dia dan jangan tinggal bersamaku! Pergi hidup bersamanya jika kau bosan hidup denganku! Pergi Junghyung tinggal bersama ayahmu itu didalam penjara jika itu yang kau inginkan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im) Perfect Ways to Kill My Wife [TAEKOOK•AU]
Fiksi Penggemar"𝑰𝒇 𝒘𝒆 𝒂𝒓𝒆 𝒓𝒆𝒃𝒐𝒓𝒏 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒅𝒂𝒚, 𝒍𝒆𝒕 𝒅𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 𝒘𝒆𝒂𝒗𝒆 𝒐𝒖𝒓 𝒑𝒂𝒕𝒉𝒔 𝒃𝒂𝒄𝒌 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓. 𝑩𝒖𝒕 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒕𝒊𝒎𝒆, 𝒍𝒆𝒕 𝒐𝒖𝒓 𝒔𝒐𝒖𝒍𝒔 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒕𝒘𝒊𝒏𝒆 𝒂𝒏𝒅 𝒓𝒆𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒕𝒉...