Chapter 25.
"Talk to him first."....
Jam enam malam tepat satu jam setelah Jungkook marah dan lelah mengusir Taehyung di rumahnya barulah terlihat Junghyung pulang bersama Haejin berdua tanpa ditemani orang lain lagi. Taehyung benar-benar tidak terlihat lagi wujudnya. Tidak ada di kamar dan di sudut manapun. Jungkook tidak mengecek apakah diluar motor yang terparkir masih ada atau tidak karena sejauh ini tidak terdengar suara deru mesin yang dihidupkan. Tetapi pergi tanpa dari kediaman tanpa kendaraan dan modal jalan kaki pun juga mustahil karena jaraknya lumayan jauh.
"Ibun aku langsung pergi ke kamar ya."
"Iya, istirahatlah. Terima kasih untuk hari ini Ji."
"Sama-sama. Junghyung tidak banyak merusuh dan selalu terlihat senang membuat aku dan kakak yang lain juga ikut dibawa senang." Haejin merunduk lalu mencium gemas pipi Junghyung yang berdiri di atas sofa dengan atensi pada tv. "Dedek! Kak Jiji bobo duluan ya."
"Dadah thatha Jiji!" Junghyung memberi lambaian tangannya dengan mata yang tidak beralih.
Sudah seharian ada diluar dan dibawa jauh dalam perjalanan Junghyung masih terlihat segar. Mungkin karena tidur dan makan seimbang, senang karena diajak main dan senang juga karena bertemu teman seumuran saat kelas renangnya berlangsung membuat ia tidak tertekan. Jika boleh memilih agaknya Junghyung lebih senang dibuat lelah dengan aktivitasnya pergi keluar seperti ini dari pada lelah karena jenuh di rumah. Tidak ada tetangga, dan tontonan tv tak selamanya bisa memberi hiburan.
"Buna bawa baju ganti dulu. Jungie jangan ke mana-mana." ingat Jungkook sebelum meninggalkan Junghyung sendiri untuk pergi membawa salin di kamar.
"Una! Uni nundu cini aja ya," jawabnya lugu.
"Iya sayang."
Junghyung tetap anteng diposisinya menonton kartun dengan stelan kaos dalam dan celana jins mini di atas lutut. Rambut lepek dan perut yang buncit kedepan. Dua tangan merayap masing-masing di atas kepala sofa lalu dua kaki sesekali meribut mengikuti alunan lagu ketika para kereta yang hidup itu mulai bersenandung.
Larut dalam cerita yang dibawa oleh kereta bernama Thomas, tiba-tiba saja Junghyung kecil tertarik untuk berpaling kesamping begitu ia merasa perasaan diawasi yang sedikit mencekam. Ada orang di sana. Bukan Haejin tapi seorang lelaki asing yang tidak ia kenali siapa.
"Kamu capa ada lumah dedek?" Junghyung galak. Ini pertamakali dia melihat lelaki ini berkunjung ke rumah. Bukan teman, bukan paman, tetapi wajah baru yang membawa perasaan tak nyaman dan tak aman.
"Hallo-" baru saja lelaki itu- Taehyung ingin berucap sapa Junghyung ribut duduk lalu mandiri turun dari sofa yang injak kemudian pergi menjauh dari jangkauan.
Sebetulnya Taehyung memang tidak betul-betul pergi. Dia hanya pergi dari kamar dan dari dalam rumah lalu diam menunggu di pekarangan belakang menghabiskan waktu dengan melamun bersama dinginnya angin malam dan kegelapan hutan. Sebelum akhirnya suara mesin mobil nyaring terdengar didepan dan sambutan Jungkoook, teriakan bayi, dan seorang wanita muda menjadi pertanda Junghyung sudah tiba di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im) Perfect Ways to Kill My Wife [TAEKOOK•AU]
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒘𝒆 𝒂𝒓𝒆 𝒓𝒆𝒃𝒐𝒓𝒏 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒅𝒂𝒚, 𝒍𝒆𝒕 𝒅𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 𝒘𝒆𝒂𝒗𝒆 𝒐𝒖𝒓 𝒑𝒂𝒕𝒉𝒔 𝒃𝒂𝒄𝒌 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓. 𝑩𝒖𝒕 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒕𝒊𝒎𝒆, 𝒍𝒆𝒕 𝒐𝒖𝒓 𝒔𝒐𝒖𝒍𝒔 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒕𝒘𝒊𝒏𝒆 𝒂𝒏𝒅 𝒓𝒆𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒕𝒉...