-chapter 28

393 39 4
                                    

Chapter 27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 27.
"Nanti kita cerita tentang hari ini."


...

Junghyung tantrum.

Habis semua barang diacak dan dilempar. Belum sampai di sana, demi melampiaskan emosinya Junghyung mengamuk di atas lantai dinginnya kamar inap yang beberapa hari terakhir ini dia diami.

Mungkin sudah jadi hal yang dianggap biasa dan mudah sekali diwajari jika suasana didalam rumah sakit itu membuat siapapun tak akan betah berlama-lama. Kelamnya, keadaannya, tensinya, atmosfernya, terlebih saat menjelang malam dan hening menyergap. Waktu pun seakan berjalan lebih lambat dari putaran gerak normalnya dan perasaaan ketidaknyamanan ini bisa dirasakan oleh siapa saja. Entah itu keluarga yang menunggu pasien dan pasien itu sendiri tak melihat itu anak kecil atau orang dewasa sekalipun.

Hal seperti inilah yang berlangsung pada Junghyung sekarang.

Junghyung tahu dia bosan, jenuh, dan dirantai membuat dia tidak bisa ke mana-mana selain memutari isi kamarnya saja. Sekali di pagi hari untuk berjemur dan sore hari di mana ia dibiarkan bermain di taman selagi disuapi makan. Tapi rentang waktu selain dua tadi seluruh waktunya dalam sehari ia habiskan di kamar. Junghyung ingin keluar, ia ingin di rumah, ia ingin kembali beraktivitas seperti ia yang biasa. Tetapi dalih sakit di badannya membuat ia harus tetap bertahan di kamar ini untuk waktu yang tak pasti kapan akan selesai.

Sudah sakit jadi semakin sakit karena stress dan terkekang. Maka dari itu puncak emosinya meledak sekarang hingga tak bisa dibujuk dan didiamkan meski sudah tiga jam berjalan Junghyung mengeluarkan tangisan.

Taehyung tak pernah lagi terlihat setelah kunjungan pagi terakhir sampai hari ini. Taehyung berpikir Jungkook sudah banyak temannya, sudah banyak orang yang membantu dia mengurusi keperluan Junghyung tanpa ia ikut serta menyelip dan memberi bantuan. Jungkook tak pernah sendiri dan tak pernah betul-betul membutuhkan bantuannya.

Namun bagaimana pemikiran seperti itu begitu mudah untuk dihancurkan. Jam 11 malam sekembalinya dari kantor, mandi, makan dan beristirahat sejenak, karena tidak bisa tidur dengan pakaian ala kadarnya Taehyung pergi ke rumah sakit berniat diam-diam memperhatikan dari jauh progress keadaan Junghyung yang sudah seminggu ini di rawat. Taehyung pikir didalam akan ramai dengan kunjungan teman, tetapi pemandangan yang dirinya tangkap dari kaca kecil di atas pintu malah menunjukkan Junghyung yang tengkurap sendirian di atas lantai dan Jungkook yang duduk diam dengan kepala tertunduk tak memberi perhatian seolah membiarkan Junghyung dengan semua emosinya ingin berbuat apa. Rambut semrawut teracak bersama baju yang terlihat lusuh karena keseringan dipakai.

Miris. Tidak ada yang bisa dimintai tolong karena setiap orang memiliki kesibukan masing-masing. Jungkook tak punya kerabat dan keluarga yang tersisa, sedang Junghyung hanya tahu orang tuanya yang tunggal beserta paman dan bibi yang sekarang ini sudah jarang terlihat, Haejin juga tak ada karena perempuan itu harus pulang ke luar kota dan berjanji akan tinggal bersama Junghyung kembali setelah menyelesaikan semua urusan di rumah. Mereka betul-betul hanya bisa mengandalkan satu sama lain tanpa bisa bergantung pada uluran tangan orang.

(Im) Perfect Ways to Kill My Wife [TAEKOOK•AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang