Chapter 16.
"We are (un)fortunate to have each other!"....
Dengan pandangan kosong ke bawah dan rematan tangan pada gelas yang digenggamnya Jungkook terus melamun meski dua orang temannya setia menunggu ia kembali bicara setelah dia mau jujur untuk menceritakan keluh kesah dalam rumah tangga. Itu selalu manis yang terlihat karena goncangan dan prahara tidak akan mengenal menimpa siapa termasuk ia dan suaminya. Tidak ada yang betul-betul sempurna dan mulus jalan hidupnya seperti yang ditunjukkan dalam drama atau penilaian orang terhadap mereka. Senang sedih, bahkan gundah gulana seperti ini pun tak lepas ikut Jungkook dapati.
Barangkali masalah isi rumah itu adalah jangkauan privasi dan tak seharusnya orang lain ikut tahu, tetapi jika bukan karena bercerita Jungkook merasa akan bingung sendiri untuk menemukan solusi dari masalah ini. Bukan masalah besar yang disebabkan alasan jelas seperti yang sudah-sudah karena menyimpan kecemburuan, ini konflik baru di mana Jungkook merasa dia akar dari lonjakan perubahan suami baru-baru ini. Setelah jemputan dan puncak Taehyung yang membentak kala itu- signifikan tensi di antara mereka jelas sekali perbedaannya.
“Aku tidak mengerti tetapi akhir-akhir ini kakak menjadi lebih dingin padaku entah kenapa. Aku pikir masalah kemarin sudah selesai tetapi ternyata masih berlanjut sampai sekarang. Meminta maaf terus menerus pun bukan solusi karena kakak akan menjadi marah.” Jungkook putus asa. “Salah ya jika aku mengekspresikan kesenanganku? Saat bersamanya aku selalu ingin bicara dan tidak bisa berhenti diam. Apa selama ini setelah menjalin hubungan denganku kakak sering menahannya dan baru meledak sekarang-sekarang? Aku memang selalu bertingkah seenaknya tanpa memikirkan perasaan orang.”
“Mungkin hanya sedang ada masalah saja, Taehyung juga bilang dia bertengkar dengan temannya kan. Perasaannya ikut tak baik saat bicara denganmu.” Seol Ah menenangkan. Seperti biasa. “Kau tahu mood orang yang sedang hamil bisa berubah-ubah? Jika kau merasa tidak ada yang salah dengan dirimu barangkali gejala mood swing itu suami mu yang rasakan.”
“Bisa seperti itu?” Jungkook tak yakin.
“Bisa. Bahkan beberapa kasus gejala morning sick justru sang ayah yang tanggung. Kau tidak usah banyak memikirkan sesuatu yang buruk dan menuduh suamimu yang tidak-tidak. Aku yakin lambat laun Taehyung akan kembali normal dan hangat padamu. Kita semua tahu sesayang apa dia padamu, orang yang menyayangi pasangannya tidak akan bisa bertahan lama jika marah.”
“Tapi aku tidak suka dengan keadaan kami yang seperti ini. Kakak memang masih tetap perhatian padaku dan bayinya seperti biasa tetapi tatapan dinginnya membuat aku tak nyaman. Saat aku memberi punggung rasanya seperti akan ditelan hidup-hidup dari belakang.”
“Mungkin kau harus sedikit memberi dia penyegaran agar suasana di antara kalian kembali mencair.” Yoona menyarankan. perempuan yang duduk menyila di atas kursi sofa dengan rambut yang disanggul dan kacamata dihidung itu terlihat sangat santai. Tensi murung yang Jungkook kuat berikan tidak membuatnya ikut terbawa emosional.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im) Perfect Ways to Kill My Wife [TAEKOOK•AU]
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒘𝒆 𝒂𝒓𝒆 𝒓𝒆𝒃𝒐𝒓𝒏 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒅𝒂𝒚, 𝒍𝒆𝒕 𝒅𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 𝒘𝒆𝒂𝒗𝒆 𝒐𝒖𝒓 𝒑𝒂𝒕𝒉𝒔 𝒃𝒂𝒄𝒌 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓. 𝑩𝒖𝒕 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒕𝒊𝒎𝒆, 𝒍𝒆𝒕 𝒐𝒖𝒓 𝒔𝒐𝒖𝒍𝒔 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒕𝒘𝒊𝒏𝒆 𝒂𝒏𝒅 𝒓𝒆𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒕𝒉...