Bonchap: New Era

23 0 0
                                        

Jakarta, 10 Mei 2039

Jumat ini Nana tidak bersemangat. Minggu ini banyak menguras pikirannya lantaran bobot pekerjaan yang cukup berat.
Masalah dengan laporan keuangan dan juga harus mengurus surat cinta dari pajak untuk pemeriksaan tahun 2036.

Nana menghela napasnya begitu dia menduduki kursi kerjanya. Diraihnya botol minum berwarna pink itu, ditegaknya sampai habis.
Tidak habis pikir dengan atasan yang menyuruhnya mencari berkas tahun 2036 di gudang sendirian. Padahal dirinya baru masuk 3 bulan lalu di perusahaan ini.

"Na udah selesai?" Tanya salah satu rekan kerjanya.

"Belum kak. Saya masih cari berkasnya."

"Udah jam 7 loh Na.. lanjut Senin aja lah. Gausah semangat-semangat banget jadi karyawan toh lembur juga ga dibayar."

Benar juga.

"Iya kak. Bentar lagi saya pulang."

"Nah gitu dong. Gue duluan ya Na. Suami udah didepan."

"Oke kak hati-hati ya." Rekan kerjanya itu hanya mengacungkan jempolnya.

Perusahaan tempat dia bekerja memang kurang memperlakukan karyawannya dengan baik. Karyawan dituntut tidak boleh datang telat dan pulang harus lewat minimal 30 menit dari jam pulang yang sudah ditentukan.
Nana sendiri menyesal telah sok-sokan mau mandiri. Padahal Joy ingin memberikan salonnya untuk Nana kelola.

Turnover di perusahaan ini cukup tinggi, yang harusnya mengurusi surat dari pajak itu bukan Nana. Tetapi karena rekan kerjanya itu tidak kuat mental. Dia kabur dan meninggalkan Nana sendiri.
Paling benar memang keputusannya untuk resign bulan ini. Meskipun tergolong masih baru tapi mau bagaimana lagi, daripada batin tersiksa gara-gara kerjaan. Lebih baik mencari pekerjaan baru.

Sedikit menyesal dulu pas kuliah memilih Akuntansi, tapi kalo tidak masuk Akuntansi bakal lebih bingung mau masuk jurusan mana karena sama sekali tidak memiliki pengetahuan dasar.

Pukul 19.15, Nana sudah di depan gerbang perusahaannya. Ada Pak Satpam yang setia menunggu para karyawan pulang. Selain Nana, sebenarnya ada bagian Sales dan Marketing yang masih ada di dalam.
Mereka masih berkutat dengan pekerjaan mereka karena harus mengejar target bulan ini.

"Hallo sayang, kamu dimana?" Nana berbicara di handphone nya.

"Sedikit lagi sampai. Kamu tunggu aja di depan gerbang ya."

"Oke."

Tak lama, mobil Honda HRV Hitam itu tiba didepannya. Nana berpamitan ke Pak Satpam, tak lupa mengucapkan terima kasih karena sudah menemaninya.

"Hallo." Sapa laki-laki itu.

Nana menggubris sapaannya, dia langsung memeluknya erat. Hari ini sungguh melelahkan.

"Nanti ya peluknya. Pulang dulu kita." Nana menganggukkan kepalanya dan memakai seatbelt nya.

"Udah makan?"

"Belum. Aku ga nafsu makan hari ini. Bekal dari Mama aja aku cuma makan sedikit."

"Kamu mah kebiasaan ya. Meskipun banyak kerjaan, tetep harus makan sayang, nanti sakit loh."

"Kan ada kamu." Keduanya tersenyum.

Malam ini jalanan Jakarta tidak terlalu padat. Keduanya kini menepi di kedai seafood pinggir jalan. Setelah memesan makanan, Nana bercerita tentang hari ini. Kekasihnya itu hanya tertawa mendengarkan ceritanya.

"Enak ya ketawain aku! Iya dah yang kerjaannya enak mah."

"Apaan coba.. kerjaan tuh semua gaada yang enak sayang."

LDR; Choi Beomgyu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang