Bab 44 : Seutas Benang

304 31 0
                                    

Embun hanya diam di tempatnya tanpa bisa bergerak. Milo memang senantiasa melihat gerak-geriknya dari jauh. Sepertinya dia tidak bisa melakukan apapun di pesta ini.

"Yang mulia anda tidak ingin berdansa?" Tanya Embun.

"Apakah kau kira aku bisa melakukannya disaat semua orang tahu bahwa aku mungkin memiliki hubungan dengan Zeroun? Pasti mereka tidak mau berdansa denganku!" Cassia tahu bahwa dirinya tidak mungkin bisa berdansa dengan orang lain selain Zeroun.

"Hmm... Dari sekian banyak laki-laki di tempat ini. Siapa yang menarik perhatian anda? Orang disana atau disana? Katakan pada saya dan saya akan membuat dia berdansa dengan anda!"

"Memangnya kau bisa melakukannya?"

"Apa dia seorang prajurit?"

"Jika kau bisa melakukannya, cobalah buat aku berdansa dengan orang itu!" Tunjuk Cassia kepada seorang laki-laki.

Embun memicing dan membuka mulutnya begitu lebar saat tahu siapa yang Cassia maksud. Tidak mungkin, bagaimana bisa Cassia menyukai orang itu?

"Anda menyukai Duke Bellen yang mulia?" Tanya Embun sangat syok.

"Memangnya aku mengatakan aku menyukainya?" Tanya Cassia dengan wajah merah.

"Pantas saja anda sangat ingin datang. Tapi bukankah Duke Bellen adalah seorang duda? Maksudku dia pernah menikah sebelum ini juga dia lebih tua dari anda. Apakah anda yakin?" Embun masih tidak mempercayainya.

Duke Bellen adalah seorang duda beranak satu. Bahkan anaknya mungkin memiliki usia 10 tahun! Bagaimana bisa Cassia menyukai laki-laki itu?

"Memangnya kenapa? Bukankah katamu kau bisa membuat dia berdansa denganku? Aku tahu, tapi aku ingin satu kali berdansa dengannya. Kami tidak mungkin bersama jadi..."

Embun berjalan begitu cepat menghampiri Duke Bellen yang sedang bersama anak perempuannya. Hari ini adalah pesta ulang tahun anak perempuannya yang ke sepuluh tahun. Sekali saja, Embun ingin laki-laki ini berdansa dengan Cassia. Mungkin laki-laki lain akan berdatangan dan ingin berdansa dengan perempuan itu!

"Hah... Selamat malam Duke!" Sapa Embun dengan nafas tersengal.

"Selamat malam!"

"Duke bisakah saya meminta bantuan anda?" Pinta Embun.

"Bantuan? Apa yang bisa kubantu?" Tanya Duke Bellen ramah.

"Sebenarnya saya diminta yang mulia untuk memberitahu sesuatu kepada anda. Sejujurnya yang mulia sangat ingin dekat dengan putri anda, tapi dia terlalu malu mengatakannya. Bisakah anda menemuinya Duke? Yang mulia sangat pemalu! Saya juga hanya seorang pelayan disini. Saya tidak tahu bagaimana para bangsawan saling berbicara. Maafkan saya jika saya mengganggu anda. Saya hanya ingin nona saya mendapatkan seorang teman." Embun memainkan tangannya.

"Bisakah kau menemani putriku?"

"Iya, tentu saja!" Embun melihat putri Duke Bellen yang sedang menatapnya.

"Sayang, ayah pergi sebentar saja. Tunggu disini bersamanya!" Duke Bellen mengusap rambut putrinya pelan.

"Iya!"

Duke Bellen berjalan begitu cepat menghampiri Cassia yang sendirian. Terlihat raut wajah Cassia yang sangat terkejut melihat kedatangan Duke Bellen. Embun menyunggingkan senyumannya. Apa yang akan dilakukan Cassia dan Duke Bellen sekarang?

"Kau siapa?"

"Hmm? Saya pelayan yang mulia Putri Mahkota Cassia!"

"Pelayan? Tapi kenapa pakaianmu seperti ini? Apakah kau simpanan bangsawan?"

Gue OverPower? 2 ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang