"Kamu ini sudah 30 tahun! Mau sampai kapan kamu jomblo kayak gini? Nggak mau nikah?" Tanya Ibu Embun.
"Nikah bisa kapan aja deh Bu! Aku juga lagi nikmatin kerjaan baru aku! Pak Mahendra juga baru meninggal dunia, ada banyak proyek lagi kami urus. Pokonya aku lagi sibuk sekarang!"
Embun menatap layar laptopnya dan membalas email yang masuk dari orang-orang. Dia jadi harus berurusan dengan Perusahaan MH karena Mahendra memang menginginkan Embun bekerja disana dan memberikan banyak kompensasi padanya. Uang, saham, pekerjaan, semuanya! Embun tidak meminta tapi Mahendra memaksa sampai membuat suatu wasiat setelah dia meninggal dunia.
"Hallo! Latif, gue lagi kerja! Hari ini hari libur gue, lo mau apalagi?" Tanya Embun kepada seseorang di ujung telepon.
"Lo itu kerja terus sih! Sekali-kali liburan sama gue! Kakek juga nitipin lo sama gue! Ingat surat wasiatnya, kalau sampai umur lo 30 tahun dan lo belum dapat jodoh. Lo harus nikah sama gue!"
"Hahahaha... Umur lo aja masih 27! Sorry, gue nggak suka brondong!"
Embun sangat kesal pada Mahendra yang menjodohkannya kepada Latif. Masalahnya adalah wajah Latif sangat mirip dengan Aarav. Mana bisa dia menikah dengan laki-laki lebih muda tiga tahun darinya? Embun tidak mau!
"Sayangnya keluarga gue udah mau siapin lamaran ke rumah lo! Lagian Lo nggak mungkin nikah sama kakak gue! Kakak gue udah nikah otw punya anak. Sepupu gue juga udah punya pacar! Yang sisa cuma gue!"
"Lo pede banget sih! Surat wasiatnya kakek tua nyebelin itu cuma bilang, kalau sampai umur gue 30 tahun, gue harus jalin hubungan sama keluarganya. Nah, kan nggak mesti nikah apalagi sama lo! Ogah!!! Yang ada gue cuma makan hati! Orang lo aja punya banyak cewek gitu! Atau jangan-jangan lo mau harta gue aja kan dari kakek lo? Maaf ya! Harta gue harta gue, gue dapatinnya karena bantu kakek lo sebelum lo lahir. Mending lo kubur mimpi lo itu!" Teriak Embun.
"Gue cuma kasih saran aja! Mending lo nikah sama gue dan kita bisa bagi harta kita bersama!"
Embun menjauhkan teleponnya dari telinganya. Memang Latif adalah orang tidak waras di keluarga Mahendra. Dia jadi kesal sendiri berhubungan dengan keluarga Mahendra. Jika bukan karena surat wasiat itu dan permintaan terakhir Mahendra. Embun juga tidak akan mau mengenal anak-anaknya. Embun hanya terpaksa, selama ini dia menjalani hidupnya biasa-biasa saja tanpa gangguan tapi setelah berhubungan dengan keluarga itu. Setiap hari Embun merasakan darah tinggi. Bukan hanya Latif saja, tapi seluruh keluarga Mahendra membuat Embun darah tinggi.
Setiap hari ada saja pesan masuk, bertanya bagaimana harinya, keadaannya, ini itu sampai Embun yakin. Apakah mereka bersekongkol untuk merebut hartanya?
"Oh iya! Hari ini gue mau ke rumah sakit. Lo mau ikut nggak? Ingat surat wasiat kakek, lo harus menjalin hubungan baik dengan seluruh keluarga kakek! Jadi lo mau nggak ikut gue kunjungi sepupu gue?"
"Sepupu? Sepupu siapa lagi? Kenapa juga ke rumah sakit?"
"Sepupu gue koma delapan tahun yang lalu! Dia kecelakaan parah terus sampai sekarang kayak pangeran tidur, siapa tahu kalau lo cium dia bangun!"
"Lo itu sebenarnya ngapain sih? Hah?"
"Ajak lo aja! Gue kangen sepupu gue yang itu cuma gue takut kesana sendiri. Delapan tahun dia nggak bangun-bangun, gue rada horor sama rumah sakit! Ayolah! Ikut gue! Gue mohon sama lo! Ini beneran, gue nggak akan ajak lo ke tempat aneh-aneh."
"Sialan! Jemput gue, awas kalau lo bohong! Gue bakalan minta keluarga lo buat bunuh lo! Atau gue juga bisa."
"Jangan dong! Gue masih mau hidup! Gue otw!!! Dandan cantik! Siapa tahu kalau ketemu lo sepupu gue bangun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue OverPower? 2 ( END )
FantasyEmbun melanjutkan hidupnya seperti biasa menyelesaikan skripsinya dan bekerja di salah satu perusahaan keuangan. Setelah lima tahun lamanya Game A keluar lagi untuk season kedua. Tapi sesuatu sangat aneh terjadi pada Embun. tubuhnya tiba-tiba menjad...