BAGIAN 1 : INDIRA

420 18 2
                                    

"Dalam sekejap duniaku hancur."
-Indira Fairuza-

"Selamat ulang tahun Putri Ayah dan Ibu." Gadis kecil yang hari ini baru menginjak usia delapan tahun itu tersenyum lebar. Ia dengan senang hati meniup lilin yang menyala di atas kue nya yang berbentuk bulat dan bergambar spiderman, kesukaan dirinya.

"Indira, semoga kamu jadi anak yang pintar dan kuat," bisik Ibu lembut. Gadis kecil bernama Indira itu tersenyum lebar, ia mengangguk semangat.

"Hm ... kalo Ayah semoga putri Ayah yang cantik ini selalu berbuat kebaikan dan tidak pernah menjatuhkan orang lain hanya karena dia tidak sekaya kamu." Sang Ayah mengecup kening putri nya dengan penuh kasih sayang. Indira tersenyum lembut, "Aku tidak akan menyakiti orang lain!"

"Janji?" Ayah mengulurkan jari kelingkingnya. Indira mengangguk dan menyatukan kelingkingnya pada kelingking Ayah nya. "Aku janji!"

Malam itu, pada pukul tujuh malam ketika merayakan ulang tahun Indira. Ayah Indira lengah, ketika mereka berada di taman belakang yang banyak hiasan itu, beberapa pembunuh bayaran masuk ke dalam rumah setelah menghabisi para penjaga rumah besar tersebut.

Disaat Indira sedang memotong kue dengan riang, secara tiba-tiba Ayah nya jatuh bertekuk lutut sambil memegang dadanya yang mulai berdarah. Hening. Suasana langsung terasa pengap, pergerakan Indira terhenti. Spontan Ibu berteriak histeris. Ketika ia berlari ke arah suami nya, tubuhnya ikut ditembak. Tanpa suara.

"Halo ... Nona cantik," bisik seorang laki-laki yang berada di belakang tubuh Indira yang membeku melihat pemandangan kedua orangtuanya yang bersimbah darah.

"Tenang saja, mereka tidak akan meninggal secepat itu," bisik lelaki itu lagi. Kedua tangan lelaki itu singgah di bahu kecil Indira. "Jika kamu memba-"

"Indira ... lari sayang!" Seru Ayah dengan susah payah. Indira yang kembali kesadarannya itu langsung menepis tangan yang bertengger di bahunya dan secepat mungkin berlari ke arah Ibu dan Ayah nya yang tampak kesusahan bernapas.

Namun, langkahnya yang hampir sampai ke Ibu nya terhenti karena tubuhnya kembali di tarik oleh lelaki yang tadi berbisik padanya.

Tubuh kecil Indira di peluk erat oleh lelaki itu. "Siksa pria itu!" Perintahnya pada para orang suruhannya. Indira melotot, ia menggeleng dan berteriak parau ketika tubuh Ayah nya di tarik dan ditendangi oleh para pria bertubuh besar. Ia berontak tapi pelukannya malah semakin erat.

"Diam, Indira!"

"TIDAK MAU! AYAH! HUAAA! JANGAN SAKITIN AYAH!" teriak Indira masih berusaha berontak. Ia terisak, menangis dengan pilu melihat tubuh Ayah nya yang sudah terkulai lemah, para pria itu sudah berhenti menendangi tubuh Ayah nya.

"Sekarang, tembak kepala nya!" Perintah lelaki yang memeluk Indira dari belakang itu.

"JANGAN! AKU MOHON JANGAN!" Teriak Indira. Ia menangis dan menoleh ke belakang, menatap lelaki itu, memohon. "Aku mohon ... jangan ...." lirih nya.

"Ah, sayangku." Lelaki itu langsung menutup kedua mata Indira dan memeluk Indira lebih erat. Ia tersenyum. "Orangtuamu pantas mendapatkannya," bisik lelaki itu dan mengecup lembut pelipis Indira yang berkeringat.

"Ayah...." lirih Indira, tubuhnya sudah lemas. Ia tidak bisa memberontak lagi. Sekarang bahkan ia tidak bisa melihat apa yang terjadi karena matanya di tutup. Kenapa ini semua terjadi? Siapa mereka? Siapa lelaki yang memeluknya? Kenapa suaranya familiar? Tapi ... wajah nya tidak bisa Indira kenali.

SHE IS A QUEEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang