BAGIAN 11 : KEJANGGALAN

103 11 5
                                    

"Tunggu, jadi ... lo bukan berasal dari dunia ini? Lo ... dari dunia lain?" tanya Derel, shock. Kaila mengangguk, ia melihat yang lain tampak terkejut dan tidak menyangka.

Ellie menoleh ke Indira, "Itu sebabnya Indira sama Kaila lebih sering berdua?" Indira dan Kaila mengangguk.

"Entah kalian akan percaya atau enggak, tapi yang Kaila ceritakan itu jadi kenyataan, contohnya tiga hari yang lalu, di saat Derel mau cium Ellie, ma—"

"APAAN! Enggak ya! Gue gak mau cium Ellie!"

"Enggak, dari gestur tubuh lo memang mau cium Ellie," sahut Arlo. Di angguki setuju dengan yang lain. Spontan Derel melotot, tidak terima.

"Tapi, Calvin ... lo serius suka sama Ellie?" tanya Indra. Calvin, si cowok dingin itu menggeleng, "Enggak, gue lebih menganggap Ellie sebagai adik, gak lebih."

Mendengar ucapan Calvin membuat mereka semua menyernyit heran. "Tapi ... di novel kak Calvin suka sama Ellie, maka nya bunuh ...." Kaila terdiam, ia tidak melanjutkan perkataannya. Aneh, sebenarnya tidak pernah di deskripsikan perasaan Calvin sebenarnya. Hanya di ceritakan kalo Calvin merasa marah dan tidak suka Ellie suka Jauzan. Tapi, buat apa Calvin marah kalo bukan karena cemburu?

"Mungkin Calvin suka nya nanti?" timpal Jauzan.

"Bisa jadi, karena kejadiannya juga masih sekitar empat bulan lagi, kan?" tanya Arlo pada Kaila. Gadis yang di tanya itu mengangguk.

"Sebenarnya gue masih ragu kalo Calvin dan Derel akan membunuh Jauzan, karena ... semarah-marahnya kalian, kalian gak akan sampai membunuh orang, iya kan?" Derel dan Calvin mengangguk setuju.

"Paling gue cuman pukul sih, gak sampai bunuh," kata Derel. Lagi, Calvin mengangguk setuju.

Bola mata Indira langsung membesar ketika mendengar perkataan Derel, "Itu dia!" Seru nya tiba-tiba, membuat mereka terperanjat kaget.

"Itu dia, apa?!" tanya Jauzan kesal. Ia mengelus dada bidangnya.

"Apa di ceritakan penyebab Jauzan meninggal apa? Pendarahan atau di tusuk?" tanya Indira pada Kaila.

"Enggak, hanya di ceritakan kalo Jauzan di bunuh oleh Derel dan Calvin," Indira spontan menjetikkan jarinya, "Itu dia. Kemungkinan besar, karena Derel dan Calvin memukul Jauzan dan terkena bagian vital Jauzan yang menyebabkan Jauzan meninggal di tempat, contohnya dada, bagian belakang kepala dan leher. Who knows? Kalian marah dan ... gak sengaja mengenai bagian vital Jauzan, kan?"

Mereka semua langsung terdiam. Berpikir. Yang di katakan Indira masuk akal. Karena memang banyak korban bullyan meninggal di tempat karena terkena pukulan tepat di belakang kepala atau dada yang dapat merusak organ vital dan meninggal di tempat.

"E-Ellie masih kepikiran soal Indira yang di perkosa ... hiks, pasti Indira tersiksa banget, kan?" isak Ellie, akhirnya dia mengeluarkan suaranya. Dari tadi ia menahannya karena tidak mau menganggu obrolan serius teman-temannya.

"Tapi ... itu belom terjadi Ellie, dan tidak akan pernah terjadi," ucap Indira mencoba menenangkan. Ia mengusap bahu Ellie. Mereka semua sedang duduk di sofa ruang televisi dan tentu saja di rumah Indira.

"Iya benar, itu semua tidak akan pernah terjadi." Berbeda dengan yang lain yang menenangkan Ellie, Kaila justru menunduk dalam. Bukan hanya Indira yang di perkosa, tapi kamu juga Ellie ... apa aku harus menceritakan itu juga? Bagaimana jika Ellie semakin terluka? Tapi ... jika tidak di ceritakan Ellie tidak mendapatkan perlindungan apapun. Batinnya bingung. Ia menarik napas dan menghembuskannya.

"A-ada yang mau gue omongin," kata nya sambil memainkan jarinya.

"Ellie, kamu harus kuat ya." Mereka semua yang mendengarnya, menyernyit heran.

SHE IS A QUEEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang