BAGIAN 26 : INDIRA KEMBALI

58 7 0
                                    

"Jadi ... sudah tiga kali waktu dimundurkan?"

"Iya," jawab Indira datar. Jauzan mengusap wajahnya kasar. Ini semua masih sulit dipercaya.

"Untuk sementara waktu kita pergi dari kota ini untuk membuat rencana yang matang dan setelah itu kita akan kembali dan memberitahukan pada yang lain."

"Kenapa harus pergi dari kota ini?" tanya Jauzan heran.

"Karena gue mau menemui seseorang yang bisa membantu kita, dia tinggal di kota sebelah."

"Siapa?" Kali ini yang bertanya Alan. Mereka sedang duduk disofa yang berada di ruang tengah apartemen Alan.

"Guruku."

"Pak Jaya?" Indira tersenyum. "Kita perlu orang yang kuat dan dewasa untuk membantu membimbing kita." Alan mengangguk setuju. Ia tersenyum, memandangi wajah Indira penuh kagum.

Jauzan pun melirik Alan dan Indira secara bergantian. "Jadi ... kalian sudah bersama sejak di dunia sana?" Dua orang itu mengangguk.

Jauzan cemberut, "Berarti bukan gue yang paling lama?"

"Tapi lo yang paling gue sayang, Jauzan." Spontan wajah Jauzan langsung memerah bak tomat rebus.

"RA!"

"Hahaha!" Indira tertawa puas. Alan yang melihatnya hanya tersenyum. Ah, ini pemandangan yang sangat ia rindukan. Yaitu, melihat wajah bahagia Indira.

👑

Kaila menjatuhkan tas ransel yang sedang ia pegang itu ketika melihat Indira sedang berjalan sambil mengobrol dengan Jauzan.

Rasa khawatirnya lenyap begitu saja melihat Indira baik-baik saja. Dengan kedua mata yang berkaca-kaca, ia berseru, "INDIRA!"

Langkah Indira dan Jauzan terhenti. Mereka berdua menoleh, yang awalnya biasa saja kini bola mata mereka membesar kala Kaila tiba-tiba melompat memeluk Indira hingga tubuh Indira terhuyung kebelakang. Untung saja Indira dapat menjaga keseimbangan tubuhnya dan menahan dirinya agar tidak jatuh.

"Huaaa!" raungan Kaila membuat murid-murid yang baru datang itu melirik aneh dan sinis.

"Jahat! Indira jahat! Kenapa tiba-tiba menghilang, hah? KENAPA HUAAAA?!" Indira mengerjap, ia melirik bahu Kaila yang bergetar.

Melihat Kaila, mengingatkan Indira dengan kondisi Kaila di dunia sana. Kamar yang kecil dan tampak tidak layak ditempati itu membuat dada Indira terasa digores.

"Maaf," gumam Indira. Dengan perlahan ia membalas pelukan Kaila. Padahal kamu juga menderita, tapi kamu malah berusaha membantuku. Kamu benar-benar bodoh, Kaila. Sangat bodoh.

Jauzan tersenyum melihat pemandangan hangat di depannya. Lalu, tatapannya beralih ke tiga pemuda yang terlihat kaget. Tentu saja mereka adalah sahabat-sahabatnya Indira. Calvin, Indra dan Arlo.

Sepuluh menit berlalu, kini mereka berkumpul di rooftop sekolah, tempat biasanya mereka berkumpul. Ellie dan Derel yang baru datang langsung duduk anteng disofa yang tersedia di sana.

Hening.

Indira menatap para sahabatnya yang menunduk. Seakan-akan mereka telah membuat kesalahan. Mereka kenapa?

"Kalian kenapa kayak merasa bersalah gitu?"

Ellie spontan berdiri dan duduk di bawah Indira yang duduk disofa. Ia menunduk dalam, "Maaf, ini semua salah Ellie, Ellie udah ngomong jahat sama In—"

SHE IS A QUEEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang