Sebelum ledakan terjadi, di rumah Indira.
"Jadi kamar yang baru selesai di renovasi itu kamar lo yang terkena ledakan?" Jauzan mengangguk. Laki-laki itu menghembuskan napas nya, kembali merasa bersalah pada Indira karena sudah mundur waktu Indira mendekatinya.
"Di bom?" Tanya Arlo. Jauzan lagi-lagi hanya mengangguk.
"Bom ...." Kaila menunduk, tampak berpikir. Ia seperti melupakan sesuatu yang sangat penting.
Lima menit berlalu, Kaila mengepalkan tangannya, terus berusaha mengingat dan ketika ia berhasil mengingat nya, gadis itu langsung berdiri.
"Kenapa, Kai?" Tanya Ellie kaget.
"Pak Azad ... gak pernah muncul disaat Indira masuk penjara, bukankah dia asisten Indira yang akan menemani dan membela Indira?" Mereka mengangguk.
Dengan gerakan cepat Kaila menelpon Indira, "Terjadi ledakan di supermarket akibat bom, dan itu terjadi malam ini, setelah Indira selesai dengan urusannya, dia akan mampir ke supermarket dan ... pak Azad akan terbunuh akibat melindungi Indira terkena ledakan itu." Mereka semua langsung berdiri mendengarnya.
"Gue sama Calvin akan kesana, kalian di sini aja," ujar Indra dan berbalik, melangkah menuju pintu rumah Indira. Calvin mengangguk dan berjalan mengikuti.
"Supermarket deket perumahan ini, kan?" Tanya Indra. Kaila mengangguk sambil menjawab pertanyaan Indira dipanggilan.
"Sial, kenapa kehidupan Indira gak pernah tenang?!" Kesal Jauzan.
👑
"Maaf Indira, seandainya gue lebih cepat mengingatnya, pasti korban jiwanya gak ada...." lirih Kaila. Tangannya terkepal, kenapa ia baru mengingat hal sepenting itu?
"Kai, kita semua ini hanya manusia biasa, gak bisa mengingat sebanyak itu, apalagi cerita novel, mana mungkin lo mengingat semuanya, bukan? Gue bahkan gak bisa, mengingat nama tokohnya aja gue gak bisa, apalagi alurnya yang rumit, bukan? Kita harus membacanya berulang kali agar mengingat nya dengan baik, tapi itu sangat membosankan, bukan? Jadi ... tidak pa-pa, justru berkat lo korban jiwa nya berkurang, banyak yang selamat berkat lo, jadi lihat baiknya aja, ya?"
Indira yang duduk di brankar rumah sakit itu tersenyum hangat. Mendengar dan melihat senyum Indira, air mata yang Kaila tahan itu akhirnya mengalir. Ia mengangguk pelan sambil terisak.
Ellie tersenyum dan memeluk Kaila. "Makasih Kaila," bisiknya lembut.
"Omong-omong, kenapa kakak gue ada di sini?" Bisik Jauzan. Ia melirik kakaknya yang sedang duduk disofa yang ada di ruang rawat inap Indira.
Laki-laki itu dari tadi hanya menatap Indira datar dan terlihat tidak tertarik dengan yang lain.
"Gak tau, mungkin karena gue menyelamatkannya?"
"Menyelamatkannya?" Kali ini Arlo yang berbisik. Ia duduk di ujung brankar. Indira mengangguk malas, "Dia jadi aneh, gak mau jauh-jauh dari gue."
"Hm, dia ngeliatin lo terus ...." bisik Jauzan lagi. Laki-laki itu menatap heran kakaknya.
"Biarin," jawab Indira tidak peduli.
"Ra," panggil kakak Jauzan tiba-tiba. Panggil saja dia Vernon. Laki-laki angkuh tapi cerdas.
"Apa?" Tanya Indira jutek.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS A QUEEN (END)
Novela JuvenilGenre : Transmigrasi, Regresi, Perjodohan, Romance, Action, Angst dan Persahabatan. Ini cerita tentang gadis yang masuk ke dalam dunia novel dan waktu terus berulang ketika ia meninggal, setiap waktu terulang, ia akan lupa ingatan dan jika mengingat...