BAGIAN 25 : AVA

68 6 2
                                    

"Dia ... sudah tiga kali melihat dirimu mati di hadapannya."

Kedua gadis itu saling tatap dengan tatapan berbeda.

"Ada dua perjanjian yang harus Alan tepati, pertama Alan harus ikut kamu ke dunia novel dan kedua menyelamatkan kamu di dalam dunia novel itu." Ava beralih ke arah jendela kecil. Menatap tirai jendela yang bergoyang akibat digoyangkan oleh temannya yang masih memakai hoodie jadi tidak terlihat oleh Indira.

"Jika kamu hidup di dunia ini sebelum 20 tahun, maka kehidupan kamu di dunia novel tidak akan sampai 20 tahun juga. Hanya satu caranya agar bisa lebih, manusia yang ikut denganmu ke dalam dunia novel tersebut harus membantu, walaupun harus berkali-kali gagal."

"Aku ... masih kurang paham." Indira menunduk, sebenarnya dia sudah mulai paham. Tapi, ia masih sulit untuk menerima kenyataan itu.

"Alan sudah mengetahui semuanya, aku dan dia sudah saling bicara dan bekerja sama. Waktu kita gak banyak, jadi ... aku mau kamu menerima semua ini dan ikut bekerja sama mengubah ending yang buruk." Ava mengulurkan tangannya, tatapannya yang datar menatap manik kelam Indira.

"Apa Alan percaya?"

"Setelah melihat semua itu, kau pikir dia tidak akan percaya?" Indira terdiam. Benar juga, sudah banyak bukti. Mana mungkin Alan yang cerdas itu tidak percaya?

Indira menarik napas dalam dan menghembuskan nya. Lalu, ia dengan perlahan menerima uluran tangan Ava. Tangan mereka pun saling berjabat.

"Aku ... akan percaya padamu."

👑

Kedua mata indah Indira mengerjap, ia dengan cepat terduduk dan menatap sekitarnya. Sekarang ia sudah di dalam kamar, duduk di atas ranjang.

Gadis itu melirik jam dinding. Pukul empat pagi. Sepertinya setelah dipindahkan kembali ke dunianya, ia tertidur.

"Kamu bisa menemui Alan, aku tidak akan memberitahu kalo kamu sudah tau, aku ingin kamu memberitahukannya sendiri." Dengan cepat Indira berdiri dan berjalan menjauh dari ranjang.

Sambil berjalan, ia mengutak-atik ponselnya yang tadi ia ambil sebelum berdiri di sebelah bantalnya.

Me : Ada di rumah? Aku ingin menemuimu, Alan

Satu menit kemudian, Alan langsung membalas.

Alan : Ada, kenapa? Apa kamu baik-baik aja?

Indira menaruh ponselnya di atas laci dan memakai jaket. Lalu, ia berbalik, mengambil ponselnya dan kunci mobil.

Tangan Indira menggapai knop pintu, membukanya sambil membalas pesan Alan.

Me : Ada yang inginku bicarakan, tidak bisa di pesan ataupun telepon

Alan : Oke, aku akan menjemputmu, jangan menyetir sendiri!

Langkah Indira melambat membaca pesan tersebut.

"Cinta Alan ... benar-benar membuatku kagum, bahkan tuanku pun ikut kagum. Ada banyak jiwa yang dipindahkan ke dunia novel ini, tapi tidak ada siapapun yang sekuat itu cintanya. Kebanyakan dari mereka menyerah. Jadi, Indira. Jangan pernah sia-siakan cinta Alan."

Me : Oke, aku akan menunggumu

Indira tersenyum tipis.

SHE IS A QUEEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang