BAGIAN 24 : DUNIA SIMULASI

68 5 2
                                    

"Queen," panggil laki-laki yang baru masuk ke dalam dapur milik si empu yang dipanggil.

"Elang, kamu sudah selesai tel-" Perkataan si gadis bernama Queen terhenti ketika laki-laki yang di duga kekasihnya itu memeluk dirinya dari belakang.

"Kenapa masak? Kamu kan sedang sakit ...." lirih si laki-laki bernama Elang.

"Tubuh aku gak selemah itu, aku masih bisa bergerak dan masak, jadi jang-"

Elang membenamkan wajahnya lebih dalam ke sela leher Queen. Pelukannya mengerat. "Kata dokter," ucapan Elang terhenti sejenak.

Queen mematikan kompornya dan memilih mendengarkan.

"Kata dokter penyakit kamu ... sulit untuk disembuhkan, tidak ada harapan, apa itu benar? Itu semua ... tidak benar, kan? Kamu tidak akan meninggalkan aku, kan? Aku mohon ... aku gak mau hidup tanpa kamu, aku gak mau, aku gak mau kehidupan aku-"

"Ssstt... tidak ada yang bisa mengetahuinya, Elang." Queen berbalik, berhadapan dengan kekasihnya. Lalu, dengan lembut ia menangkup pipi Elang.

"Maaf, aku tidak bisa bilang aku akan selalu bersamamu, itu ... mustahil, semua manusia akan dijemput oleh kematian, aku-"

"Aku gak mau dengar!" Elang spontan menutup kedua telinganya. Ia menggeleng. Kedua matanya mulai berkaca-kaca. Tidak, ia tidak sanggup jika hidupnya tidak ada Queen. Gadis yang begitu ia cintai.

"Elang." Queen berusaha menarik tangan Elang. Tatapannya memohon.

"CUMAN KAMU YANG AKU PUNYA QUEEN! KAMU! AKU ... aku ... gak punya siapapun selain kamu, hanya kamu yang aku punya, hanya kamu yang aku cintai, tidak ada siapapun yang bisa menggantikan kamu, tidak ada yang bisa mengambil cinta aku dari kamu, tidak ada yang bisa Queen, aku ...." Elang menunduk dalam. Perlahan kedua tangannya mulai turun. Tetesan air mata mulai berjatuhan, laki-laki yang terlihat dingin diluar itu menangis. Menangis karena harus menerima kenyataan kalo kekasihnya akan pergi selamanya. Meninggalkan dirinya selamanya.

"Itu soal nanti Elang, yang penting sekarang, aku ingin kita bersama-sama dan tidak menyinggung soal masalah itu." Queen menarik dagu Elang, menatapnya memohon, "Aku ingin kita membuat banyak kenangan, mungkin ... aku bisa selamat, kita gak ada yang tau soal kematian."

Tes

Indira yang melihat adegan yang terjadi di masa lalu nya itu meneteskan air matanya. Dada nya bergemuruh melihat semuanya. Dan juga melihat laki-laki yang mirip dengan Alan itu menangis membuat dada nya juga terasa sangat sesak.

"Setelah percakapan kalian itu, kalian berdua memutuskan untuk melupakan sejenak dan melakukan banyak hal, seperti belanja bareng, pergi ke wahana, kalian menciptakan banyak kenangan hingga di saat kondisi kamu memburuk dan kekasihmu sedang meeting penting sehingga tidak bisa menemani kamu, munculah lima pria yang mengincar kamu, tapi untungnya kamu saat itu berhasil kabur."

Indira mengerjapkan matanya dan dalam sekejap di hadapannya sudah berganti tempat, waktu dan adegannya.

"LEBIH CEPAT! DIA SUDAH TIDAK SANGGUP BERLARI!" teriak salah satu pria yang mengejar dirinya di masa lalu.

Ava mengangkat tangannya dan memencet jam tangan yang dia pakai di pergelangan tangan kirinya. Di saat ia memencet, muncul hologram dan gadis itu mulai mengutak-atik nya.

Indira menyernyit bingung. Untuk pertama kalinya ia melihat hologram yang keluar dari jam tangan. Persis seperti di film-film action yang ia suka tonton.

Dalam satu detik, semua kejadian yang ada dihadapan bergerak cepat. Dimulai dari gadis bernama Queen yang rupanya Indira itu melawan lima pria hingga akhirnya terjatuh karena terkena pukul, lalu ketika lima pria itu mencoba membuka piyama yang dipakai Queen dan beberapa kali memukul Queen karena memberontak.

SHE IS A QUEEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang