BAGIAN 28 : DIA SI PENULIS (2)

52 7 2
                                    

"Jadi, gue memutuskan untuk kembali ke dunia tempat gue berasal dan akan membuat sebuah novel yang membuat pembaca akan tersentuh dan akan mencoba menyelamatkan Indira. Dengan begitu, Indira akan selamat."

"Caranya?"

Laki-laki itu menunduk, jemarinya menyentuh jam tangan pemberian seseorang dan memencet tombol merah pada layar jam tangan tersebut.

Hening.

Kening Alin berkerut. Apa yang dia lakukan? Itu yang dipikirkan Alin dari tadi. Hingga tiba-tiba muncul seorang pria berjubah hitam.

Tubuh Alin terlonjak, ia menelan ludahnya kasar melihat pria yang tiba-tiba muncul itu dihadapan mereka.

"Ko-kok dia bisa tiba-tiba muncul?" tunjuk Alin. Alpha tersenyum tipis, "Dia orang yang akan bantu rencana kita."

"Benar," ucap pria itu dengan ramah.

Alin melirik Alpha lalu berganti kepada pria yang terlihat ramah itu. Lagi, ia menelan ludahnya kasar. Dari awal, ini semua benar-benar tidak masuk diakal.

"Asal bisa menyelamatkan Indira, gue akan melakukan apapun," ucap Alin yakin setelah diam selama beberapa saat. Alpha tersenyum miring, "Bagus."

"Pertama-tama aku akan beritahu resikonya," ucapan pria itu membuat suasana semakin tegang.

"Pertama, kamu tidak akan bisa kembali ke dunia ini, apapun caranya, tidak akan bisa kembali ke dunia ini. Jadi, kamu tidak akan bisa melihat dua sahabatmu lagi, Alpha."

Alpha tersenyum tipis, "Itu lebih baik dibanding harus melihat Indira mati terus, gue muak. Gue ... pengen melihat Indira dan Alan hidup bersama dengan bahagia, walaupun gue gak bisa melihat secara langsung tapi seenggaknya gue tau mereka akan baik-baik aja dan bahagia." Senyum Alpha berubah sendu.

Angin yang berhembus cukup kencang menggoyangkan rambutnya yang lebat. Alin meremas jemarinya. Jika dikehidupan kali ini mereka gagal lagi. Apa ... ia sanggup untuk tetap hidup? Apa ia sanggup melihat wajah pucat Indira yang sudah kaku dan dingin? Apa gadis itu akan sanggup?

"Baiklah, sekarang saya akan beritahu penjelasannya. Mudah, karena setelah anda berhasil membuat novel tersebut, akan ada manusia yang akan dipindahkan ke dunia ini, menggantikan anda. Manusia itu akan baik-baik aja, di dunia ini dia akan memiliki keluarga yang hangat dan kaya, tidak kekurangan apapun. Lalu, karena rasa simpati dia terhadap para tokoh yang ada dinovel tersebut, maka dia akan menyelamatkan para tokoh yang berakhir dengan tragis. Sebisa mungkin Alpha membuat ceritanya dengan akhir yang tragis, agar pembaca terus terngiang-ngiang." Lengang sejenak.

"Dan juga, Alin ingatannya akan dihilangkan mengenai dirimu dan tentang rencana ini. Tetapi, kemungkinan dimasa depan, Alin akan mengingat nya lagi entah itu diberitahu atau anda mengingat nya sendiri. Jadi, karena tuanku setuju dengan rencana Alpha, semua akan berjalan lancar. Selama menunggu waktu yang ditentukan, Alpha bisa membuat cerita novel nya terlebih dahulu."

"Sambil Alpha membuat novel, kita harus tetap melindungi Indira, karena Indira sudah mengingat masa lalunya, itu berarti waktu dia hidup sebentar lagi. Semoga saja dikehidupan ini dia selamat, jadi kamu tidak perlu berkorban seperti itu Alpha." Pria itu tersenyum sendu. Merasa sedih karena tidak bisa membantu banyak.

"Ya, semoga." Alpha tersenyum miris. Lalu, ia melirik Alin. Kedua remaja itu saling tatap dan berbalik. Berjalan menjauh dan saling membelakangi. Tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Pria yang ditinggal itu hanya bisa menghembuskan napas lelah. "Remaja di dunia ini tidak beda jauh dengan dunia sana."

👑

SHE IS A QUEEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang