BAGIAN 10 : BERTENGKAR

103 12 2
                                    

"Mendung ...." gumam Indira sambil berjalan menuju kantin. Ia menunduk, menatap kedua kaki nya yang terbalut sepatu dan sedang melangkah.

"Ellie kenapa murung, ya?" gumam nya lagi. Ia satu kelas dengan Ellie, Jauzan, Kaila dan Derel. Ia yang memang suka memerhatikan para temannya itu jadi tau kalo Ellie tidak baik-baik saja. Walaupun gadis itu masih tersenyum, tapi sinar matanya redup. Apalagi akhir-akhir ini Ellie seperti menghindari nya sejak ia menendang kakak kelas bernama Angel itu.

Apa Ellie tidak suka pada dirinya yang melakukan kekerasan?

"Mikirin apa?" bisik seorang laki-laki membuat tubuh Indira terperanjat. Ia melotot kepada laki-laki itu yang terkekeh pelan.

"Arlo, bisa jangan tiba-tiba muncul begitu?"

"Gue udah dari tadi di belakang lo, manggilin lo, tapi lo nya gak peduli gitu, ya maka nya gue ...." Melihat Arlo yang berhenti bicara dan fokus menatap ke depan itu, membuat Indira menoleh ke arah pandang Arlo. Keningnya berkerut menjadi tiga lipatan melihat Ellie yang tampak marah-marah di depan kantin ke Kaila yang berusaha menjelaskan sesuatu.

"Ayo!" Arlo langsung berjalan terlebih dulu, Indira pun ikut berjalan.

"GAK USAH BOHONG! KAILA MAU REBUT DEREL DARI ELLIE, KAN? KAILA GAK PUAS UDAH REBUT INDIRA JUGA?! SEKARANG MAU REBUT SAHABAT AKU YANG LAIN?!" Teriak Ellie.

Kaila menggeleng, "Enggak El, tadi tuh aku sama Derel cuman ngomongin soal tu—"

"KALO CUMAN NGOMONGIN SOAL TUGAS KENAPA SAMPAI KETAWA-KETAWA GITU?! KENAPA?!" Seluruh murid yang mendengarnya langsung berbisik-bisik. Mereka semua menatap sinis Kaila.

"Enggak ...." Lirih Kaila. Ia mengepalkan tangannya, gadis itu menoleh ke Derel yang hanya diam saja. Kenapa laki-laki itu tidak membantunya menjelaskan?

"Seharusnya dari awal Ellie gak temenan sama Kai—"

"Ellie!" Seru Indira tegas. Ia menatap Ellie penuh peringatan.

Ellie balas menatap tajam Indira, air matanya yang dari tadi mengalir itu ia usap dengan kasar. "Kenapa? Indira mau belain temen baru Indira?" Gadis itu terkekeh miris.

"Bener ya kata orang-orang, kalo berteman bertiga, pasti ada salah satu yang di asingkan, contohnya Ellie." Parau gadis itu dan berlari menjauh dari mereka.

"Biar gue yang ke—"

"Gak usah!" Ketus Derel. Ia menatap tajam Indira, "Yang di bilang Ellie benar Indira, akhir-akhir ini lo lebih sering sama Kaila dan sepupu lo itu, lo sama sekali gak mikirin perasaan Ellie yang di aba—"

"Kenapa lo diam aja tadi? Kenapa baru ngomong sekarang? Gue tau lo suka sama Ellie, tapi bukan berarti lo cuman lihat dari sisi Ellie aja, seharusnya lo liat dari segala sisi Derel. Kata lo kita sahabat? Tapi kenapa setiap kita berantem lo selalu bela Ellie?" Sinis Indira, ia berbalik dan berjalan menjauh dari kantin. Meninggalkan seluruh kantin yang heboh.

"Lagian si Ellie ngapain bawa orang jelek ke pertemanan mereka sih? Udah jelek fisik, hati nya juga jelek." Bisik salah satu siswi yang berada di sekitar mereka.

"Biasalah, ra—"

"Kayak kalian cantik aja," Balas Jauzan dengan sinis. Ia pun ikut berjalan, menyusul Indira.

Tring

Indira : Temenin Kaila, jangan ikutin gue!

Indira : Jangan sampai Kaila jadi menjauh atau merasa bersalah, ini semua salah gue, gak seharusnya gue gak memerhatikan sekitar gue, gue hanya fokus ke rencana sampai lupa kalo Ellie pasti merasa kesepian

SHE IS A QUEEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang