"Apa kamu tidak penasaran tentang calon tunanganmu, Indira?" tanya Ibu Alan dengan lembut. Ia duduk berhadapan dengan Indira yang sedang minum teh hangat.
Indira dengan anggun menaruh teh hangat tersebut, ia tersenyum tipis, "Aku sedikit ... penasaran."
"Kamu mau mendengarkan cerita tentang dia?" Indira mengangguk dan menatap Ibu Alan penuh kehangatan. Ah, gadis itu sangat menyukai Ibu Alan, dia begitu baik dan lemah lembut.
"Alan itu orangnya pendiam, dia gak suka banyak bicara, apalagi sama orang yang gak dekat sama dia, lalu ... Alan sedikit trauma terhadap perempuan." Kening Indira berkerut, trauma?
"Waktu SMA kelas sepuluh, dia pernah di lecehin sama perempuan di saat dia sedang tidur di kelas. Mungkin para perempuan itu ingin mendengar suara Alan, maka nya mereka melakukan hal itu, tapi akibat ulah mereka, Alan jadi sedikit trauma dan sangat menjauhi perempuan, dia tidak pernah berdekatan atau bahkan ketika ada perempuan yang ingin menyentuhnya, dia langsung menepis tangan perempuan itu dengan kasar ...." Ibu menghembuskan napas nya.
Ia sering melihat Alan secara terang-terangan menolak perempuan lain yang berusaha mendekatinya. Kasar. Dia menganggap perempuan selain Ibu nya sangat menjijikkan.
"Tapi, entah karena apa, dia tidak seperti itu kepada dirimu, Indira. Dia tidak pernah menolak kamu, bukan?" Indira memiringkan kepalanya, berpikir.
"Hm ... lebih tepatnya aku kan gak pernah mau sentuh dia, jadi wajar dia gak pernah menolak aku ...." Ibu tersenyum mendengar jawaban Indira. Ah, sepertinya Alan menyembunyikan perasaannya dengan baik.
"Apa kamu pernah berpikir kalo Alan menyukaimu?" Spontan Indira menggeleng. Mana mungkin cowok super dingin kayak Alan menyukai dirinya? Lagian dia trauma terhadap perempuan, bukan? Atau sepertinya ... Alan phobia perempuan?
Ibu terkekeh pelan. Benar dugaannya. Alan sangat pintar berekspresi dan menyembunyikan perasaannya dengan baik, sampai-sampai gadis yang begitu peka seperti Indira tidak tau kalo sebenarnya Alan menyukai gadis itu.
Ibu jadi teringat kejadian beberapa bulan yang lalu. Di saat ia dan suaminya membicarakan soal perjodohan kepada putra tunggalnya itu.
"Apa? Aku gak mau dijodohkan! Ibu dan Ayah tau, kan? Aku gak suka berdekatan dengan perempuan lain!" Tolak Alan dengan tegas. Ia menatap tajam kedua orangtuanya.
"Alan, kamu mau tau siapa gadis yang akan di jodohkan kepada kamu?" Tanya Ibu lembut. Alan menggeleng, ia memilih menatap ke arah lain.
"Indira Fairuza, gadis yang hanya kamu perhatikan dari jauh itu." Jawaban dari Ibu nya membuat Alan menoleh cepat dan berdiri. Telinganya memerah. Jadi ... Indira yang akan jadi jodohnya? Gadis yang Alan pikir sulit untuk di gapai itu?
"Sekarang kesempatan kamu untuk mengambil hati dia, jika kamu menyukainya, perjuangkan dia, jangan hanya perhatikan dari jauh saja!" Sinis Ayah.
Alan kembali duduk di sofa ruang tengah tersebut. Ia memainkan jarinya, terlihat masih tidak menyangka.
"Tapi, ini masih belom resmi karena Indira tidak tau soal perjodohan ini— diam dulu! Jangan langsung protes!" Sang Ayah melotot pada Alan yang terlihat ingin berseru protes.
"Ibu Selena hanya tau kalo kita menerima perjodohan tersebut untuk memperluas relasi dan meningkatkan perusahaan kita, tapi ... Ayah menerima perjodohan ini untuk membantu Indira membalas dendamnya, Ayah yakin Indira ingin sekali menangkap orang yang sudah membunuh kedua orangtuanya, tapi dia tidak bisa karena sudah sangat sibuk mengurus perusahaan milik Ayahnya sendirian. Maka nya, Ayah sebagai teman kecil Ibu nya Indira, Ayah dan Ibu akan membantu Indira."

KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS A QUEEN (END)
Teen FictionGenre : Transmigrasi, Regresi, Perjodohan, Romance, Action, Angst dan Persahabatan. Ini cerita tentang gadis yang masuk ke dalam dunia novel dan waktu terus berulang ketika ia meninggal, setiap waktu terulang, ia akan lupa ingatan dan jika mengingat...