10. Usai

7.8K 729 35
                                    

Jangan lupa klik votes sebelum membaca.
Ketik komentar setelah membaca.

By the way, seminggu ini aku sudah banyak UP cerita ini dan setiap hari UP.

Kebangetan sih kalo cuma baca aja ga kasih apresiasi apapun.



Laluna masih dengan mata sembabnya, di hadapannya ada mie ramen pedas, kimchi dan juga Arjunka. Niatnya membuat cemilan manis hilang begitu saja ketika Arjunka datang. Sebaliknya, dia sedang sangat ingin makan pedas. Mungkin saja, jadwal bulanannya akan datang apalagi melihat hormon remaja ini sedang naik-turun sekali.

"Aku tetep ga terima kita udahan Laluna, walaupun Papa Mama setuju tapi aku engga. Dari awal, semua ga melibatkan aku sama sekali. Disini seharusnya aku yang merasa ga di anggap" ucap Arjunka.

Laluna tak bergeming, "sebaiknya kamu obrolin itu sama Papa Mama kamu kenapa ga ngikutin kamu dalam setiap membuat keputusan. Mungkin juga karena kamu tipe yang ga bisa tegas ngasih jawaban" jawab Laluna penuh sindiran.

Arjunka mengerjapkan mata 'aku lagi yang kena' kata hatinya.

"Tapi, tugasku buat kamu yakin Laluna. Aku sama Larasati itu tidak ada apa-apa, bukankah wajar kalau laki-laki dan perempuan berteman?" Tanya Arjunka, masih dengan egonya.

"Serius kamu nanyain itu ke aku yang dari awal ga suka sama pertemanan kalian? Perlu aku buka dan aku ingetin semua Arjunka? Aku akan sangat marah kalau aku buka apa yang kamu lakuin ke aku demi sahabat kamu itu" tantang Laluna. Oh dia sudah tidak bisa tenang, ketika ingatan Laluna semalam tentang Arjunka dan Larasati datang bagai mimpi buruk. "Kamu ninggalin aku sendirian di tengah jalan, demi bisa jemput Larasati yang katamu dia ga ada yang jemput karena mobilnya mogok! Sedangkan aku kamu suruh nyari taxi, sendirian tanpa kendaraan" suara Laluna bergetar, mengingat betapa takutnya Laluna saat itu.

"Aku takut Arjunka, saat itu aku sangat takut sendirian. Tapi, kamu tega" air mata lolos begitu saja dari mata sendu milik Laluna. "Mau aku ingatkan semuanya Arjunka?" Laluna masih mencoba kuat. "Kamu pernah bilang kalau ga ada cewek sekuat Larasati, ga ada cewek yang seasik Larasati, Larasati ga pernah menyusahkan, Larasati mandiri dan pekerja keras, Larasati-"

"Cukup Laluna, cukup. Iya aku minta maaf, ga usah di ingat" lirih Arjunka, tak tega melihat lagi-lagi Laluna menangis karenanya.

"Dan, kamu masih saja minta aku untuk akrab sama dia? Di saat kamu aku suruh milih antara aku dan dia aja ga bisa" Laluna berdecih, "aku bukan lagi kecewa Arjunka, aku udah menyerah. Emang kamu sama Larasati ga ada apa-apa, aku tau. Tapi, bukan jadi yang utama, bukan juga dunia kamu, bukan juga jadi yang penting buat kamu. Itu udah bikin aku melek. Oh ternyata aku ga sepenting itu di banding Laras" Laluna berucap pelan di akhir kalimatnya.

Arjunka menggeleng, "engga, kamu salah-"

"Oiya? Lalu kenapa kamu ninggalin aku malem-malem demi jemput Laras? Lalu kenapa waktu aku minta kamu ada untuk aku, kamu malah nemenin Laras? Lalu, kenapa kamu susah milih aku atau Laras? Ada yang salah dari otak kamu Arjunka" ucap Laluna penuh kesal, semakin kesal ketika melihat ramen di depannya sudah mengembang.

"Ga gitu Na, aku pikir kamu akan dengan mudah dapat taxi karena di jalur utama kota, sedangkan Laras di pinggiran. Aku kira karena kalian sama-sama cewek, jadi akan saling mengerti" jawab Arjunka.

"Oiya? Bagian mana aku ga ngerti? Aku biarin kamu jemput Laras, aku biarin aja tapi kamu semakin menjadi! Kamu bikin aku kaya orang yang ga punya empati!" Teriak Laluna tidak bisa menahan gejolak di dadanya. "Pernah ga kamu tanyain itu ke Laras? Engga kan? Karena aku tuh ga sepenting itu Arjunka, ga sepenting itu buat kamu" Laluna berucap dengan sangat lirih. Oh hati konyolnya tersakiti.

Arjunka bungkam, apakah dia sudah menyakiti Laluna begitu dalam? Tapi, Laluna dulu hanya diam saja seakan tidak apa-apa. Apa Arjunka yang ga peka?

"Aku minta kita mulai dari awal, itu tandanya aku masih ngasih kamu kesempatan Arjunka. Entah nanti bagaimana jadinya, antara aku dan kamu. Kamu yang menemukan cinta baru kamu, atau aku yang menemukan cinta baru aku, apapun itu aku minta tolong anggap semua baik-baik aja"

Laluna menatap Arjunka penuh kesungguhan, setidaknya dia hanya perlu tegas dengan hubungan ini. Berakhir. Dia akan keluar dari alur cerita memuakkan, menemukan cinta yang baru mungkin.

Arjunka menunduk, tangannya menggenggam tangan Laluna. "Maafin aku, aku ga tau kalau kamu sesakit ini karena aku. Terimakasih karena pernah mencintaiku" ucap Arjunka.

Laluna mengangguk, seakan separuh beban dalam hidupnya terangkat. Selesai. Dia bisa bernafas lega kan? Walaupun kehidupannya masih penuh misteri, tapi keluar dari alur dengan merubah hubungan dia dengan Male Lead sudah terealisasikan.

"Maaf ya, aku ga bisa jadi seperti yang kamu mau" ucap Laluna tulus.

Arjunka menggeleng, membawa tangan Laluna dan menghirupnya. 'Apakah semua akan berakhir begini saja?' Tanyanya dalam hati.

Walau bagian dalam hati Laluna masih terasa sakit, kenapa Arjunka tidak meraung mencoba mempertahankan hubungan mereka? Mungkin kalau Arjunka memaksa, dia bisa memikirkannya kembali. Mungkin, kalau Arjunka sedikit saja memaksa bertahan, akan beda lagi ceritanya.

Tapi, bukankah ini yang Laluna inginkan? Tapi, kenapa dadanya serasa sesak.

"Laras pasti bahagia banget ya tau aku sama kamu udahan? Dia kan ga suka banget sama aku, salamin ya buat Laras" ucap Laluna lembut menyindir halus Larasati.

Arjunka hanya diam, dia bisa saja menyanggah ucapan Laluna. Tapi, ga tau kenapa dia juga merasa ucapan Laluna ada benarnya.

Laluna menarik tangannya dari genggaman Arjunka, ketika Leo dan Lane datang ke meja makan. Memperhatikan keduanya yang sama-sama sembab.

"Tuh mbak-mbak sampe ga berani masuk sini karena katanya ada drama Indosiar" ucap Lane, duduk di sebelah Arjunka dan Leo duduk di sebelah Laluna. Menatap nyalang Arjunka.

"Maaf ya mbak!" Seru Laluna, kepada para ART yang mengintip dari luar. Laluna tersenyum tulus, tidak apa-apa jika berita ini sampai keluar. Memang begini kenyataannya. 'Aku terbuang. Haha, sungguh miris'

"Intinya, sekarang aku dan Arjunka selesai. Tapi, kita masih bisa berteman baik kalau Arjunka mau" ucap Laluna.

Leo dan Lane menatap sengit Arjunka, "cih, kamu ga perlu temenan lagi sama dia. Ngapain? Kaya ga ada cowok lain aja yang mau temenan sama kamu, nanti kakak kenalin" sergah Lane kesal.

"Kak, bukan gitu. Kan ga ada salahnya berteman" Laluna tentu saja tetap ingin menjaga nama baiknya, dia tidak tau kan bagaimana ke depannya. Karena saat ini, dia berusaha keluar dari alur.

Lane dan Leo berdecih, sedangkan Arjunka masih dengan keterdiamannya memperhatikan Laluna.

"Maaf Bang, karena ternyata gue ga bisa jaga Laluna lebih lama lagi" ucap Arjunka pada akhirnya.

"Ya karena lo banci! Giliran nyakitin adik gue lo gercep, di suruh bertahan malah lembek. Bener deh adik gue udahan aja sama lo" Ucap Lane kembali menggebu.

Laluna hanya diam, memperhatikan Arjunka yang menunduk dalam.

- T B C -
9 September 2023

The Antagonist's Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang