28. Roller coaster

1.4K 124 0
                                    

Bisa follow IG sy @Taranindht
Dan juga Seluruh karya saya hanya akan lengkap dan tamat di Karya Karsa Trnndht


Laluna kini sudah berada di ruang Kepala Sekolah, bersama Wali kelasnya dan Guru Bimbingan Konseling sekolah.

Menanyai Laluna penuh khawatir dan tanpa tekanan, berita sudah simpang siur sangat jauh dari apa yang terjadi. Laluna ingin meluruskan, apa yang teman-temannya bicarakan itu salah.

Tadi pagi, saat Laluna baru sampai di kelasnya. Beberapa temannya menanyakan keadaannya, awalnya pertanyaan normal seperti 'lo ga apa-apa? Berantem sama Arjun kenapa? Lo beneran putus?' Tapi lama kelamaan, pertanyaan semakin jauh dari kebenaran seperti 'bukan akal-akalan lo aja kan? Trik lo aja kali biar Arjun ngejer-ngejer lo? Ya kali lo di perkosa? Emang belum pernah?' Hal yang membuat gigu Laluna bergemeletuk ingin menggigit si penanya, tapi Laluna bisa menahannya.

Dia memilih untuk pergi ke ruangan Bimbingan Konseling, untuk mendapatkan kesempatan menjelaskan dan meminta para Guru untuk tidak membiarkan rumor berkembang terlalu jauh.

Tentu saja, ini hanya salah satu upayanya. Laluna gadis SMA yang artinya, harus menyelesaikan masalahnya layaknya gadis SMA.

Dan, di sinilah dia sekarang.

"Jadi, beneran? Arjun di tahan?" Tanya Wali murid kelas Arjunka tak percaya. Laluna hanya menjawab dengan anggukan "Jangan mau kalau di ajak damai ya? Itu pelecehan seksual, masih muda udah begitu. Ngeri nanti gimana kalau ga segera di beri pelajaran"

"Benar, mau apapun alasannya perbuatan seperti itu tidak bisa di benarkan. Memang ngeri sekali jaman sekarang, kadang orang yang terlihat polos juga tidak sepolos yang terlihat" ucap Guru Bimbingan Konselingnya.

"Kami dari pihak sekolah bersedia mendampingi kamu sebagai korban, kalau membutuhkan bimbingan secara psikis kami juga akan mencarikannya. Bagaimanapun, ini terjadi di saat masa remaja, apalagi dengan teman sekolah sendiri. Takutnya ada trauma" kini Kepala Sekolah yang berucap dengan bijak.

"Sebenarnya memang benar, ada sedikit rasa takut karena trauma. Tapi, sikap teman-teman sayalah yang membuat saya tidak nyaman. Saya disini korban, tapi tidak di anggap sebagai korban malah ada yang bilang bahwa sama-sama mau, atau hanya mencari sensasi. Jujur, itu membuat saya semakin tidak nyaman. Di tatap seperti mereka menatap saya, membuat saya ingin menghilang" jelas Laluna. Benar kalau yang ada dalam tubuh ini bukan jiwa belasan tahun, tapi jiwa yang sudah cukup dewasa untuk tau apa yang di pikirkan orang dewasa.

"Baiklah, kami akan menindak siapapun yang menyebarkan rumor tidak benar. Kalaupun ada. Kami harap, tidak akan ada yang berani menyebarkan rumor" ucap Kepala sekolah.

Laluna mengangguk setuju, ia tau kalau aturan di sekolah ini sangat tegas dan tidak pandang bulu. Bagi siapapun pelanggar, maka akan akrab dengan sanksi.

Tapi, dia tidak tau kalau ini juga karena kabar kedekatannya dengan Jayvyn. Mungkin sekolah tidak akan ambil pusing, jika gadis yang dapat masalah tidak di kabarkan dekat dengan Sang Penguasanya Penguasa kalau orang-orang bilang. Pemegang kartu AS Para penguasa.

Setelah semua terasa terang bagi Laluna, ia meminta izin untuk keluar terlebih dulu. Sudah cukup lama berada di ruangan tersebut, ia tidak ingin rumor semakin banyak berkembang tanpa arah.

Baru saja ia melangkah keluar ruangan tersebut, seorang gadis yang ia yakini sebagai tokoh protagonist tengah berjalan sambil menunduk. Hampir saja menabrak Laluna, jika Laluna tidak segera menghindar.

"Kalau jalan hati-hati, ini bukan jalan lo doang" ucap Laluna, gadis di hadapannya mendongak menatapnya.

Kemudian tersenyum tipis, "Kenapa? Masalah buat lo? Mau ngatain gue juga?"

The Antagonist's Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang