Cerita ini hanya akan tamat di Karya Karsa. Wattpad hanya sebagai media promosi, silahkan follow Karya Karsa Trnndht untuk membaca part yang lebih banyak dan lengkap.
(IG : Taranindht)
Laluna mengernyit, dalam mimpinya semua terekam jelas bagaimana pembunuhan yang di lakukan koleganya pada malam hari setelah mereka berpesta merayakan keberhasilan proyeknya.
Semua seakan bahagia dengan kabar keberhasilan proyek pertama junior mereka, tanpa Laluna ketahui mereka merencanakan pembunuhannya. Mengoplos minuman beralkohol entah dengan apa, membuat perut dan tenggorokan Laluna serasa terbakar. Samar ia melihat para seniornya tertawa atas kematian Lorenza.
Arjunka melihat peluh di dahi Laluna, padahal ruangan sudah sejuk. Tapi, Laluna tetap berkeringat 'Apa dia merasa nyeri di suatu tempat?' Pikir Arjunka.
Dalam mimpi, seakan Laluna sedang menonton potongan-potongan film di bagian pentingnya. Ingatan Laluna yang masih ia ingat jelas, pertemuan pertama Laluna dengan Arjunka, dari TK hingga SMA mereka di sekolah yang sama. Laluna yang tidak suka jika Ajunka bersama gadis lain selain dirinya, dan Arjunka yang tidak suka jika Laluna terlalu mandiri dan tidak membutuhkannya. Arjunka suka ketika Laluna membutuhkannya, tapi Laluna tidak ingin merepotkan Arjunka.
Kesalah pahaman yang terus terjadi tidak di sadari Laluna, namun saat ini ia adalah Lorenza yang akan dengan mudah menyadarinya. Entah karena dia lebih dewasa, atau karena Laluna asli yang tidak pernah peka.
Laluna mengerjapkan mata ketika mendengar suara beberapa orang mendatangi kamarnya "Selamat pagi, maaf ya membangunkan pagi-pagi" ucap beberapa perawat. "Saatnya mandi ya mbak, saya bantu berjalan ke kamar mandi ya? Sekalian belajar berjalan"
Laluna mengiyakan, dahinya mengernyit menahan sakit di perutnya. Tangannya mengepal tanpa ia sadari, ia menahan sakit dengan peluh yang kian banyak. "Sakit banget sus, saya ga kuat" ucap Laluna dengan isakannya.
Arjunka mendekati Laluna, memperhatikan Laluna yang menggeleng menggigit bibirnya. Ia menahan tangisannya.
"Sakit banget Arjun, aku ga mau" rengek Laluna. Benar-benar sakit, kakinya hanya mampu bergerak satu langkah.
"Sus, apa ga apa-apa kelihatan sakit banget Sus?" Tanya Arjunka mencoba tenang.
"Memang seperti ini Tuan, tapi harus di biasakan agar Nona juga lekas sembuh dan bisa segera berjalan. Nona tentu ingin cepat pulang kan?" Tanya perawat tersebut.
Laluna mengangguk, tapi dia tetap terisak.
Berjalan tertatih, punggungnya membungkuk namun segera di sadarkan oleh perawat untuk mencoba sedikit lebih tegak. Laluna berjalan dengan terisak, "kenapa sakit banget?" Tanya Laluna, bahkan untuk berjalan dan berbicara itu sulit.
Laluna terduduk di atas kloset, menerima perlakuan lembut dari perawat membersihkan tubuhnya.
Dia sedikit ngeri melihat penutup luka di perutnya, namun lebih ngeri lagi melihat pantulan dirinya di cermin. Rambut acak-acakan mirip singa, wajah pucat yang untungnya tertutupi dengan wajah cantik tubuh ini.
Laluna menghela nafas dalam, ketika dia akan berjuang berjalan menuju ranjangnya.
Raut wajah khawatir Arjunka terlihat jelas ketika Laluna mengernyit menahan sakit dan tangisnya. Ketika sudah berbaring di atas kasurnya, Laluna terisak kembali setelah perawat keluar dari ruangannya.
"Sakit banget ya?" Tanya Arjunka.
Laluna hanya bisa mengangguk, "aku ga mau sakit lagi, sakit banget rasanya"
Arjunka menaiki ranjang Laluna dan memeluk Laluna hangat, Laluna terisak namun tak lama nafasnya teratur dan dia tertidur kembali.
Arjunka yang menjadi sandaran Laluna tidak berani bergerak sedikitpun, takut akan menyakiti Laluna jika ia salah posisi. Masih pagi, namun mereka kembali ke dunia mimpi lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/351357626-288-k778435.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist's Second Chance
Fantasy(HANYA AKAN LENGKAP DI KARYAKARSA) AWAL CERITA SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA Lorenza berusia 25 tahun, yang tengah menjalani the quarter of life nya. Yang merasa hidup sedang berat-beratnya, menjadi junior di kantor tidak semudah yang ia bayangkan. S...