BUDAYAKAN KLIK VOTES SEBELUM MEMBACA.
KETIK KOMENTAR SETELAH MEMBACA.Arjunka masih terdiam, mengamati gadis di hadapannya yang seolah tidak terjadi apapun di antara mereka beberapa menit yang lalu.
"Kamu ga mau makan?" Tanya Laluna dengan mulut penuh.
Arjunka berdecak pelan, mengambil tisu dan menghapus jejak makanan di sudut bibir Laluna. Membuat Laluna sekian detik terdiam, bahkan kunyahannya pun ikut berhenti.
"Ini enak lho? Aku suapin ya?" Tanya Laluna kembali, setelah ia tersadar dari keterjutannya. Arjunka membuka mulutnya setelah mendapat tawaran dari Laluna, "makan kalo di suapin tuh rasanya jauh lebih enak, ya kan?"
Arjunka yang sibuk mengunyah dan memperhatikan Laluna mengangguk "apalagi kamu yang nyuapin" ucap Arjunka, Laluna hanya menjawab dengan decihan sebal membuat Arjunka menampilkan senyumnya.
Arjunka memperhatikan Laluna, beberapa hari ini ia merasa Laluna berubah, dia tetap Laluna tapi seperti bukan Laluna. Laluna tetap menyenangkan seperti biasa, dia tetap mandiri namun manja secara bersamaan, entahlah Arjunka tidak dapat menjelaskannya. Seakan ada magnet yang menarik Arjunka untuk tetap memperhatikan Laluna.
Laluna sekarang jauh lebih berani mengungkapkan isi hatinya, di bandingkan Laluna nya beberapa hari lalu yang masih malu-malu padanya walau mereka sudah saling mengenal seumur hidup mereka. Laluna yang sekarang, seakan menghapus batas tak kasat mata yang di bentuk oleh Laluna beberapa hari sebelumnya.
"Ah... kenyang" ucap Laluna memecah lamunan Arjunka, Arjunka tersenyum tipis melihat Laluna yang tengah bersandar pada sofa sambil mengelus perutnya yang tidak buncit walau habis makan banyak.
Laluna wajib bersyukur untuk itu. Karena ini adalah anugerah yang tidak di miliki oleh semua perempuan di bumi ini.
"Sepertinya akan ada anggota baru di rumah ini?" Tanya Arjunka ketika Laluna terlihat lebih santai untuk di ajak mengobrol ringan.
"Iya, ternyata aku punya dua abang yang ganteng dan keren" jawab Laluna dengan senyuman yang memamerkan gigi rapinya.
Arjunka tak bergeming, namun matanya menatap Laluna penuh tanya. "Kenapa sih liatinnya gitu banget?" Laluna mulai merasa risih dengan tatapan Arjunka.
"Aku cuma ga nyangka, kamu bisa menerima semua dengan lapang" jawab Arjunka, kemudian mengacak rambut Laluna "Lalunaku sudah dewasa"
Laluna menatap jengkel pada Arjunka "kita seumuran by the way" jawabnya yang di sahuti oleh kekehan Arjunka.
Deringan ponsel Arjunka terdengar, Laluna bisa menebak siapa yang menghubungi Arjunka hanya dari wajah si pemilik ponsel saat ini.
"Sebentar" ucap Arjunka pada Laluna, kemudian berlalu keluar dari kamar gadis itu. Hampir saja Laluna lupa, bukan hanya female lead gadis satu-satunya. Jika Laluna adalah pemeran antagonist di dalam novel antara Arjunka dan Arumi, maka ada pemeran antagonist lain antara Laluna dan Arjunka. Tidak di sebutkan banyak dalam novel, karena novel tersebut hanya menceritakan kisah sejoli Arjun dan Arum.
Larasati, gadis antagonist lain yang membuat hubungan Laluna dan Arjunka membara penuh gejolak permasalahan tiada henti. Laluna yang notabene tunangan Arjunka selalu kalah dengan dua gadis lain yang tidak memiliki hubungan apapun dengan Arjunka, Larasati yang mendukung hubungan Arjunka dengan Arumi secara terang-terangan melukai ego Laluna. Di dalam novel di sebutkan jika Larasati selalu mendukung hubungan dua sejoli, melupakan kenyataan yang melukai Laluna. Yang membuat hubungan Laluna dan Arjunka semakin runyam.
Yang di dalam tubuh Laluna ini Lorenza, wanita berumur 25 tahun yang lebih banyak makan garam di kehidupannya yang lalu. Tapi, melihat reaksi Arjunka yang memilih meninggalkan Laluna untuk menerima telfon dari gadis lain yang tidak menyukainya, kok rasanya sesak. Laluna menghirup nafas dalam-dalam, matanya terasa panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist's Second Chance
Fantezie(HANYA AKAN LENGKAP DI KARYAKARSA) AWAL CERITA SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA Lorenza berusia 25 tahun, yang tengah menjalani the quarter of life nya. Yang merasa hidup sedang berat-beratnya, menjadi junior di kantor tidak semudah yang ia bayangkan. S...