22. Pagi yang penuh drama

2.2K 196 4
                                    

Cerita ini hanya akan tamat di Karya Karsa. Wattpad hanya sebagai media promosi, silahkan follow Karya Karsa Trnndht untuk membaca part yang lebih banyak.

(IG : Trnndht)

Jangan lupa Votes dan Comment, bantu sy untuk menaikkan rating. Silent reader go away.

Laluna mempersiapkan dirinya di depan cermin, terlebih mentalnya. Karena hari ini, Chapter One Novel She is my lover di mulai.

Ketukan kamarnya terdengar, Laluna segera merapikan bawaannya. "Iya, Luna sudah siap kok" serunya dari dalam kamar.

"Ada Bagaskara di bawah, kamu minta jemput dia?" Tanya Lane membuat Laluna terkesiap kemudian menggeleng. Dia semakin tergesa melangkah, kenapa Bagaskara menjemputnya? Banyak pertanyaan dalam benak Laluna.

Dia hampir saja jantungan, jika saja fisiknya tidak sehat. Melihat Bagaskara tengah menikmati sarapan pagi bersama keluarga tercinta Laluna.

"Kak Bagas ngapain?" Tanya Laluna tanpa menghiraukan yang lain, dia sudah cukup terkejut mengetahui Bagaskara disini. Dan, semakin terkejut kembali saat melihat Bagaskara dengan tampannya duduk manis, berbincang dengan Ayahnya dan sarapan bersama.

Laluna terburu duduk di sebelah Bagaskara dengan wajah kesal, "ih di tanyain juga. Kak Bagas ngapain?"

"Dik, yang sopan dong" ucap Mama Lani membuat Laluna bungkam. Mama Lani memberikan setangkup roti tawar yang sudah di olesi selai cokelat kesukaan Laluna.

"Bagaskara mau jemput Papa mau ngapelin Papa" jawab Papa Aro dengan senyum jahilnya. "Ya kan Gas?"

"Yaudah sama Papa aja, Luna di jemput Arjunka soalnya" jawabnya santai, menimbulkan kesunyian dan membuat Lane tersedak rotinya.

"Pelan-pelan Bang" ucap Mama Lane.

Laluna memperhatikan raut wajah Bagaskara yang berubah, dalam hatinya menahan tawa melihat keterkejutan keluarganya. "Kamu baikan lagi sama Arjunka?"

"Emang sejak kapan Laluna musuhan sama Arjun Pa? Kami baik-baik aja kok, cuma ga ada hubungan selain pertemanan aja" jawab Laluna. Memang Laluna sengaja semalam mengiyakan ajakan Arjunka untuk berangkat bersama, setidaknya dia berusaha memperbaiki hubungan persahabatan mereka.

"Aku kesini mau anterin kamu ke Sekolah" ucap Bagaskara pada akhirnya.

"Oh, bukan karena mau ngapelin Papa?"

Bagaskara menatap Papa Aro menuntut penjelasan, Papa Aro hanya berdehem. Sepertinya Papa Aro salah langkah.

"Tidak, aku kesini untuk jemput kamu dan nganterin kamu ke sekolah kalau kamu ga keberatan" jelas Bagaskara lembut.

"Tapi, Luna udah janji sama Arjunka. Lagian Kak Bagas ngapain sih sok ngide anterin Luna segala? Ga pake janjian lagi" ujar Laluna terlampau santai, membuat anggota keluarganya ketar ketir.

Mungkin, hanya Laluna yang berani bersikap demikian ke Bagaskara Jayvyn. Namun, bagi Bagaskara itu bukan masalah. Laluna lebih dari segalanya yang ingin ia miliki.

Tidak lama, suara klakson mobil terdengar. Laluna berdiri, menyalami kedua orang tuanya yang canggung. Bagaskara pun ikut berdiri, Laluna menatapnya seakan bertanya 'ngapain?' Lewat tatapan matanya.

"Aku mau tau gimana Arjunka sekarang, dan bukankah normal calon tunangan kamu berkenalan dengan mantan tunangan kamu?" Tanya Bagaskara, membuat Lane dan Leo terbatuk. Papa Aro hanya bisa menatap tak percaya, begitu pula Mama Lani yang menatap penuh selidik.

"Sejak kapan sih Kak aku setuju jadi tunangan Om-om? Udah ayo kalau mau lihat Arjunka, padahal kemarin udah pernah lihat. Ada aja alasannya" ucap Laluna sambil mengapit lengan Bagaskara meninggalkan ruang makan yang hening.

The Antagonist's Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang