Jangan lupa untuk membudayakan Votes dan Komen ya.
Cerita ini hanya akan tamat di Karya karsa. Jadi, silahkan follow saya juga di Karyakarsa.
Laluna yang pagi ini bangun sedikit kesiangan sudah membuat Mama dan juga Papanya gelisah, karena setelah pulang dari menonton bioskop. Laluna datang dengan wajah pias, Mama dan Papanya tidak segera bertanya. Mereka memberi waktu untuk anaknya sendiri.
Tak di sangka, pintu kamar Laluna terkunci dan membuat kedua orang tuanya gelisah.
Laluna membersihkan diri dan mematut dirinya di depan cermin, mengenakan pakaian casual untuk bersantai menikmati hari liburnya.
"Selamat pagi" ucap Laluna, menyusul Mamanya yang berada di dapur dan Papanya yang ada di meja makan sedang memperhatikan Laluna.
"Enak tidurnya?" Tanya Mama Lani lembut.
"Iya, Luna capek banget semalem kebanyakan teriak" ucap Laluna, sambil mengambil setangkup roti yang ia olesi selai cokelat kesukaannya.
"Emang Luna nonton apa?" Tanya Papa Aro.
Luna memberikan cengiran, "Horror, kenapa ya banyak yang nonton? Padahal mereka juga takut tapi masih aja di tonton" ucap Laluna.
"Tuh, Mama juga mau nanya itu sama Luna. Takut kenapa masih di tonton?" Tanya Mama Lani membuat Laluna tersenyum tipis.
Laluna mengingat kejadian semalam, ketika ia memutuskan untuk keluar dari studio bioskop karena ketakutan. Laluna malah di kejutkan dengan kehadiran dua manusia yang sangat ingin ia hindari, Arjunka dan Larasati. Lebih horror daripada film horror yang ia hindari.
Flashback
Karena sudah sama-sama tau, Laluna menyapa mereka. Wajah masam Larasati sangat terlihat jelas, namun Laluna berusaha sewajarnya. Arjunka pun terlihat tidak enak hati, dulu saja tiap di ajak nonton Laluna menonton bioskop, Arjunka selalu menolak.
"Nonton sama siapa?" Tanya Arjunka
"Oh sama temen-temen biasa" jawab Laluna singkat "Kalian berdua aja?"
Arjunka hanya mengangguk, Larasati pun hanya diam. Sangat terlihat jelas kalau Larasati tidak menyukai Laluna.
"Jun, aku ke kamar mandi dulu ya" ucap Larasati berbisik pada Arjunka namun masih di dengar oleh Laluna.
Kini hanya ada Laluna dan Arjunka dalam keheningan sesaat.
'Oh ini yang katanya mau berusaha?' Rasanya Laluna ingin mencecar Arjunka dengan banyak pertanyaan, tapi ia terlalu malas untuk sekedar berkata sepatah kata.
"Laras lagi pingin nonton bioskop, aku juga ga lagi ngapa-ngapain jadi aku antar dia-" sebelum Arjunka mengatakan alasannya, Laluna mengangkat tangannya ke depan.
"Stop ya Jun, apapun itu. Gue ga mau tau, dan bukan urusan gue lagi" jawab Laluna dengan senyum malasnya. Arjunka dapat melihat keengganan dalam senyum Laluna, dia sudah sangat jauh untuk kembali baik-baik saja bersama Laluna.
"Lun" panggil Arjunka lemah.
Laluna menggeleng, menepis tangan Arjunka yang tengah menarik lengannya.
"Gue ga mau tau, Arjunka. Gue udah buat batas yang jelas, jangan bikin orang lain salah paham" ucap Laluna tegas dan menampik kasar tangan Arjunka.
Saat Laluna berbalik, tubuhnya menabrak tubuh yang berada di hadapannya. Laluna segera meminta maaf, namun kalimatnya menggantung begitu saja ketika melihat siapa yang berada di hadapannya. Sedang apa teman kakaknya berada disini? Sekarang?
Laluna mengernyit bingung, tatapan tajam menghunus ke Arjunka.
"Kak Bagas ngapain?" Tanya Laluna heran.
Seketika tatapan tajam Bagaskara berubah lembut saat menatap Laluna "kamu ngapain? Katanya nonton?"
Laluna menatap Bagaskara dan Arjunka bergantian "Ah, tadi Luna takut di dalam jadi keluar mau kabur" jawabnya dengan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Bagaskara menggenggam pergelangan tangan Laluna, Laluna masih mencerna, ia melihat pergelangan tangan yang di genggam.
"Temanmu?" Tanya Bagaskara penuh selidik.
"Oh ah, iya ini Arjunka. Dia sama ceweknya juga lagi ke kamar mandi" jawab Laluna salah tingkah, Arjunka yang mendengar jawaban Laluna pun memasang wajah pias.
"Dia bukan cewek aku Luna" lirih Arjunka, namun tak lama Larasati mendekati mereka. Laluna meringis, hatinya terasa sesak. Tapi, fisiknya meronta ingin menjambak gadis di hadapannya.
"Lho, Luna masih disini?" Tanya Larasati seakan tak tau apapun. Laluna mendengus pelan.
"Iya, nungguin-"
"Ayo Lun, aku antar kamu pulang" ucap Bagaskara sebelum Laluna berhasil menjawab pertanyaan Larasati.
Laluna hanya mengangguk, mengimbangi langkah Bagaskara yang lebar karena kakinya yang panjang. Laluna tidak berusaha melepaskan genggaman tangan Bagaskara, dia merasa nyaman tapi risih dalam satu waktu.
"Kak, makasih ya? Luna nunggu temen-temen disini aja" ucap Laluna menghentikan langkah Bagaskara.
"Aku kan bilang mau anterin kamu pulang" jawab Bagaskara lembut, sudut hati Laluna seakan meleleh. Tatapan lembut, suara yang lembut hanya ketika bicara dengannya, perlakuan yang lembut dan tegas secara bersamaan. Laluna semakin berharap lebih. Apa boleh?
Laluna menikmati sarapannya sambil terbayang pria yang ia perkirakan seusia Lane, atau mungkin Leo. Pembawaannya terlihat dewasa, namun wajahnya terlihat muda bahkan terlihat lebih mudah dari Leo.
Laluna menoleh cepat ketika terlihat Lane sedang menghanpirinya, kemudian mengecup puncak kepalanya sambil mengucapkan selamat pagi.
"Abang kenal Bagaskara?" Tanya Laluna setelah Lane duduk di sampingnya.
Lane mengangkat sebelah alisnya "Bagaskara yang mana?" Tanyanya.
"Aduh Luna lupa, Bagaskara temannya Bang Leo. Bagaskara temannya namanya Bayu" jawab Laluna membuat Lane tersedak rotinya.
Laluna membantu mengelus punggung Lane.
"Ih kenapa sampe kesedak sih? Hati-hati Nak" ucap Mama Lani.
Lane melotot, menatap tak percaya pada Laluna. "Kenapa kamu nanyain dia Dik?"
Laluna mengolah jawaban Lane "Lah emang kenapa?"
"Kamu ketemu dimana?" Tanya Lane.
"Kemarin ketemu waktu dia sama Bang Leo, Luna sama temen-temen yaudah gitu aja. Kan ganteng ya? Jadi-"
"Dik, please. Dia udah tua, umurnya udah sama kaya Abang Leo. Cari yang muda ajalah" jawab Lane, tak menutupi kegugupannya.
"Siapa sih? Bagaskara Jayvyn?" Tanya Papa Aro.
"Loh? Papa kok kenal?" Tanya Laluna, dia semakin semangat mendengar ada cerita apa di antara mereka semua.
"Ya kenal, siapa yang ga kenal konglomerat Jayvyn? Mungkin cuma kamu aja yang ga kenal" Jawaban Papa Aro membuat Laluna kesal, sebaliknya Papa Aro terbahak melihat reaksi putrinya.
"Papa ini suka banget godain anaknya" bela Mama Lani, yang mendapat anggukan antusias dari Laluna.
"Papa kenal baik sama Ayah dan Kakeknya, kebetulan dulu kita pernah di pinjami rumah sama mereka ya Ma? Waktu kita sedang renovasi rumah ini. Masa kamu lupa?" Tanya Papa Aro.
Laluna mengangguk pasrah, masalahnya tidak ada sedikitpun bayangan tentang Bagaskara Jayvyn. Tidak ada cerita sama sekali tentang Laluna dan konglomerat lain di dalam novel yang ia baca.
"Sebaiknya kamu ga usah terlalu dekat dengan mereka, walau mereka sangat baik. Tapi yah, namanya juga Bilioner kan? Bahaya dimana-mana" lanjut Papa Aro menjelaskan.
"Memangnya Luna udah dapat gantinya Arjunka?" Tanya Mama Lani dengan nada menggoda.
- T B C -
16 September 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist's Second Chance
Fantasia(HANYA AKAN LENGKAP DI KARYAKARSA) AWAL CERITA SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA Lorenza berusia 25 tahun, yang tengah menjalani the quarter of life nya. Yang merasa hidup sedang berat-beratnya, menjadi junior di kantor tidak semudah yang ia bayangkan. S...