JANGAN LUPA VOTES DAN COMMENTS
Cerita ini tersedia di Karya Karsa, sudah ada 26 Bab disana. Bagi yang ingin membaca versi lengkap (tidak ada Cut scenario) bisa baca di Karya Karsa TRNNDHT ya.
Atau bisa follow IG aku TRNNDHT untuk Spoiler per bab nya.
Selamat malam mingguan.
Kini Laluna berada di halaman belakang mansion nya, beberapa orang terlihat tengah sibuk mendapat komando dari Laluna.
Dia mewujudkan impiannya di kehidupannya yang lalu, memiliki rumah kaca yang cantik walau bukan dia yang akan merawatnya. Tapi, dia ingin memanjakan matanya dengan bunga dan tanaman-tanaman menyegarkan mata selain pria tampan tentunya.
Mengenai pria tampan, Laluna kembali terbahak sendiri mengingat yang terjadi beberapa hari lalu saat dengan sengaja Laluna mempertemukan Bagaskara dengan Mamanya. Wajah bersemu merah, kesalah tingkahan Bagaskara dan kegugupannya yang terlihat lucu bagi Laluna.
Flashback ON
Laluna mencibir Bagaskara yang tiba-tiba menjadi kalem; walau ia masih melihat kegugupan pria tersebut.
"Ngakunya dua puluh enam tahun, ngaku aja Kak. Pasti di dalam tubuh kakak ada Jiwa remaja" ucap Laluna, siapa tau Bagaskara juga mengalami hal serupa dengannya.
Namun, Bagaskara hanya tersenyum tenang dan mengusap puncak kepala Laluna di depan Mama Lani yang tengah sibuk memesan makanan mereka.
"Kenapa? Apa aku terlihat menggemaskan?" Tanya Bagaskara, Laluna memutar bola matanya.
"Dih, pede sekali" ucapnya.
Mama Lani sudah menyelesaikan pesanannya, dan mulai memperhatikan keduanya bergantian.
"Jadi, Luna inget kan Kak Bagas? Anaknya Om Jay?" Tanya Mama Lani yang di jawab gelengan pasrah dari Laluna.
Tampak Bagaskara menggeram pelan, nampaknya dia tidak menyukai fakta tersebut.
"Maaf ya Nak Bagas, emang anak ini ingatannya lemah sekali. Coba kalo kesalahan orang, seumur hidup dia inget" ucap Mama Lani, membuat Laluna ber oh ria.
'Sepertinya hampir semua wanita begitu kan? Kecuali kalau sudah bucin, mau sebersalah apa juga ga akan di ingat dan akan tetap bucin.' Tanya Laluna dalam hati.
"Nanti Bagas coba ingetin Laluna pelan-pelan tante" jawab Bagaskara sopan.
"Ya maklum aja Luna kan masih kecil waktu itu" jawab Laluna dengan mengerucutkan bibirnya.
Bagaskara menatapnya tak suka, tidak seharusnya Laluna meremehkan ingatan tentang Bagaskara dan melupakannya begitu saja.
"Iya, dulu kalian tuh deket banget. Bagaskara kemana-mana tuh kamu ikutin terus. Kasian banget dulu dia ga bebas bermain karena harus jagain kamu, malah Lane yang kakakmu ga pernah kamu ikutin" jawab Mama Lani.
Laluna mengangguk-angguk, sementara pesanan sudah di sajikan. Laluna tergiur dengan cumi telur asin di hadapannya.
"Kamu inget ga Bagas, waktu Laluna nangis banget kamu tinggal ke sekolah? Duh, waktu itu tante ga tau dengan cara apa bujuk dia biar berhenti nangis. Akhirnya tante ajak ke taman bermain ya Lun waktu itu?" Tanya Mama Lani.
Laluna mengedikan bahu, "Ma, itu Luna umur berapa? Luna ga inget sama sekali" ucapnya, masih tak menyadari bahwa itu adalah jawaban yang berbahaya.
"Tiga atau empat tahun ya? Kamu kalo inget, pasti ga bakal tega sama Nak Bagas. Sudah SMP, tapi kamu ikutin dia kemana-mana" jawaban Mama Lani menyadarkan Laluna tentang perbedaan usia mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist's Second Chance
Fantasia(HANYA AKAN LENGKAP DI KARYAKARSA) AWAL CERITA SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA Lorenza berusia 25 tahun, yang tengah menjalani the quarter of life nya. Yang merasa hidup sedang berat-beratnya, menjadi junior di kantor tidak semudah yang ia bayangkan. S...