5. Sayang?

8.9K 688 12
                                    

Biasakan pencet votes sebelum baca.
Tinggalkan komen jika suka.

Laluna sudah berada di kediaman keluarganya, sebuah mension mewah yang tidak pernah sekalipun seorang Lorenza impikan untuk ia tinggali. Namun, di kehidupannya kali ini sebagai Laluna dia bisa menikmati semua kemewahan ini.

Laluna takjub melihat isi walk in closetnya, semua barang mewah berada disana, kamar yang mewah dan elegant. Sangat mencerminkan Laluna yang anggun.

Laluna berlarian mengelilingi kamar barunya, menahan teriakan kebahagiaannya. Menahan euforia yang bergejolak dalam dirinya.

'Kalau kaya gini, gue ga butuh cowok' ucap Laluna bermonolog.

Laluna masih berkeliling mension, alasannya dia belajar berjalan agar otot perutnya lebih lemas. Padahal, dia sudah merasa jauh lebih baik.

Sambil berjalan keliling mension, dan mencoba mengingat kenangan Laluna asli tentang mension ini. Laluna memperhatikan sekelilingnya, mension modern yang sungguh membuatnya menganga. Apa memang dunia secanggih ini? Kemana saja dia? Mension ini memakai sensor canggih. Papa Aro pasti membayar mahal untuk kemewahan tekhnologi seperti ini.

Ada mini bioskop, di samping mini bar yang sepertinya akan sering Laluna datangi ketika dia sudah cukup umur disini nanti. Ada kolam renang di taman belakang yang eksteriornya seperti sedang berlibur di pantai tropis yang hangat, banyak spot cantik yang sudah Laluna dapatkan untuk memulai karirnya sebagai Selebgram terlebih dahulu. Dia akan memulai semuanya secepat mungkin.

Walau Laluna berjalan seperti kura-kura, sangat lambat dan sedikit-sedikit berhenti. Tapi Laluna bisa melihat sepertiga dari bagian mension yang sangat luas ini. Yang membuat Laluna terkejut, ada sungai buatan yang airnya jernih dan juga ada Kano di tepiannya. Lucu sekali.

'Di dunia ini, ada flexing tidak sih? Aku ingin memamerkan semua ini pada senior-senior brengsek itu, terimakasih telah membunuhku! Aku jadi bisa menikmati ini semua' seru Laluna, dalam hati. Ia takut di dengar orang lain.

Di rasa sudah lelah, Laluna kembali ke dalam kamarnya. Segelas jus jeruk dingin sudah tersedia di nakasnya. Tadi Laluna sempat bertemua maid dan meminta untuk di buatkan sesuatu yang segar, tapi bukan yang menyehatkan begini.

Laluna mengambil ponselnya, mencari nama Arjunka 💘 dan mengetik pesan secepat mungkin.

Tidak lama ponselnya berdering, Laluna curiga kalau Arjunka ini sering sekali bermain HP karena secepat itu membalas pesannya dengan telfon.

"Ga usah macem-macem dulu bisa ga sih Lun?" Suara di seberang sana terdengar lelah, namun masih lembut ketika berbicara dengan Laluna.

"Yah gimana dong? Aku lagi pingin banget raspberry blackcurant nya starbucks, lagi pingin yang asem-asem ini Arjun" jawab Laluna.

"Ya kan bisa minta tolong buatin yang lebih sehat dari buah asli" jawab Arjunka, di tengah keramaian yang Laluna dengar. Sepertinya Arjunka sedang berada di basement sub unitnya.

"Yahh sayang..." ucap Laluna manja, secara spontan dia melakukannya entah atas dasar apa. Suara terkesiap pun terdengar, sepertinya Arjunka pun tak menyangka.

"Iya iya, habis ini aku beliin. Tunggu ya" setelah itu, panggilan mereka berakhir.

Wajah Laluna bersemu merah mengingat yang dia ucapkan, 'mulut bodoh!' seru Laluna bermonolog.

Laluna menyibukkan diri agar segera melupakan tindakan memalukannya tadi, semakin dia ingin melupakan semakin dia malu mengingatnya. 'Kenapa aku disini jadi kaya remaja tanggung gini sih?' Lagi-lagi Laluna bermonolog.

Di tempat yang berbeda, Arjunka menahan senyumannya di tengah suasana mencekam rapat sub unit Genk Bang setelah mendengar apa yang di katakan Laluna melalui telfon tadi. Telinganya merah, tanda ia sedang tersipu malu. Mendadak tubuhnya panas, entah kenapa dia merasa gerah setelah mendengar kata Laluna tadi. Sayang ya? Tidak bisa di tutupi, Arjunka tersenyum bahagia.

Laluna memang sering mengatakan kalau dia menyayangi Arjunka, Laluna sering bilang kalau Laluna ingin menjadi istri Arjunka. Tapi, Laluna tidak pernah memanggil Arjunka dengan panggilan sayang dengan nada manja seperti tadi. Ini pertama kalinya, dan sukses membuat Arjunka kelabakan. Laluna pernah bertanya padanya 'Apakah Arjun menyayangi Luna juga?' Arjunka tidak bisa menyampaikan perasaannya, apa tindakannya selama ini kurang meyakinkan di mata Laluna?

"Daritadi gue perhatiin lo senyum-senyum mulu, kesambet lo?" Tanya Rio yang daritadi memperhatikan Arjunka.

"Mikirin calon Nyonya Wiratmaja kali sampe segitunya" timpal Calvin yang akhirnya menyahuti ucapan temannya. Siapa lagi yang bisa membuat temannya ini seperti remaja puber? Walau kenyataannya iya, tapi ini sangat ketara.

Selain Laluna, ada Rinjani. Adik dari Arjunka yang menjadi poros hidup Arjunka saat ini.

"Gue pernah nanya ke Arjun, dan Arjun jawabnya mudah banget. 'Kalau Rinjani adalah pusat hidup gue, maka Laluna adalah dunia gue. Gue ga akan bisa hidup tanpa keduanya' anjay ga tuh? Kalah puitis lo sama Arjun" seru David yang kini duduk di antara mereka. Dalam sub unit ini terdapat 12 anggota, di ketuai oleh Arjunka sendiri. Dari puluhan anggota Genk Bang, Arjunka hanya mengambil 11 orang untuk mengurus keamanan anggota, tentu saja di bantu dengan teman-teman anggotanya yang sudah memiliki sepak terjang menjanjikan. Bayaran berapapun tak masalah bagi Genk Bang.

Tentu saja, baik Laluna saat ini atau Laluna yang asli tidak tau tentang perasaan Arjunka yang sesungguhnya. Karena memang cerita mereka tidak di ceritakan detil di dalam novel, novel ini hanya tentang Arjunka dan Arumi. Dua sejoli yang saling mencintai. Perjuangan Arjunka meyakinkan Arumi dan keluarganya, bahwa Arjunka hanya mencintai Arumi. Tidak ada Laluna di hatinya. Perjuangan yang tidak mudah namun semua berakhir bahagia, sang antagonist matu terbunuh dan tidak ada seorangpun yang bisa memenjarakan Arjunka.

Kembali di mension mewah Laluna, kini ia tengah sibuk mencatat alur, tokoh dan nasib Laluna yang dia ingat. Apakah ada celah untuk Laluna kabur atau merubah alur?

Setelah dia mengingat isi novel, membuat Laluna menangis mengingat ketidak adilan yang Laluna asli alami. Tunangannya berkhianat, di ambil paksa darinya. Inginnya mempertahankan, tapi yang di pertahankan tidak mau. Inginnya di cintai, tapi yang di cintai tidak perduli.

Laluna menangkap kesimpulan, Laluna dalam novel bukan bodoh karena cinta. Tapi, ia mempertahankan dunianya. Laluna menganggap Arjunka adalah dunianya. Dan, di dalam novel Laluna mengatakan pada Arjunka, bahwa Arjunka adalah dunianya. Dia tidak akan menemukan dunia yang lain tanpa adanya Arjunka.

Laluna berdecih, dia seketika lupa dengan rasa malunya beberapa saat lalu memanggil Arjunka 'sayang' kini hanya ada rasa kesal dan sedikit sedih, karena Laluna takut kalau ia tidak akan bisa membuat Arjunka mencintainya? Laluna takut tidak dapat merubah alurnya.

Laluna memijat keningnya, matanya berkunang-kunang kemudian Luna memejamkan mata. Dan, bayangan-bayangan kematian Laluna di dalam novel berputar di pikirannya. Tubuh Laluna menegang, dia harus fokus terlepas dari malaikat mautnya bukan? Dia harus fokus merubah alur dan menyelamatkan nyawanya.

"Kamu kenapa?" Laluna membuka mata dengan segera ketika mendengar suara pria yang sedang ia katai dalam pikirannya. Wajah kesal Laluna pun terbawa, dia benar-benar kesal pada pria di hadapannya saat ini.

"Mana?" Tanya Laluna, melihat bungkusan selain starbucks membuat mata Laluna berbinar. Melupakan rasa kesalnya ketika melihat banyak kantong makanan di tangan Arjunka.

Senyum lebar Laluna menular ke Arjunka, "kamu tau banget deh aku lagi pingin ini, terimakasih sayang" ucap Laluna kemudian mengecup pipi Arjunka.

Arjunka membeku di tempatnya, sedangkan Laluna tidak menggubrisnya. Laluna melupakan kenyataan bahwa Arjunka bukanlah adik imutnya, dia adalah tunangan dari pemilik raga yang Lorenza tempati.

- T B C -
5 September 2023

The Antagonist's Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang