Cerita ini hanya akan tamat dan di selesaikan di Karya Karsa, Wattpad hanya sebagai media promosi.
Jadi, selagi belum tamat. Di baca segera yuk!Laluna berjalan di koridor dengan tenang, dia tidak ingin tergesa walau Bagaskara sudah menunggu. Bahkan, langkahnya terkesan lambat daripada normal. Ia sengaja mengulur waktu untuk menemui Bagaskara, sesekali ia memeriksa ponselnya karena semalam ia telah mengaktifkan kembali sosial media Laluna.
Tidak ada notifikasi apapun di sosial media nya, Lorenza berdecak dan merasa kesal dalam hati "kehidupan lo gimana sih Lun? Se engga terlihat dan se engga di anggap apa sebenarnya?" Langkahnya berhenti, ketika seseorang berhenti di hadapannya. Laluna mengangkat kepalanya, melihat Bagaskara yang sudah berada di hadapannya. Bahkan, yang katanya cinta pun ga bisa melakukan apapun.
Walau begitu, Laluna masih tersenyum tipis demi kesopanan. Tentunya, Bagaskara pun mengerti dengan jelas apa yang terjadi. Dengan cepat, membawa Laluna dalam pelukannya "Maaf" ungkapnya.
Laluna menghela nafas dalam, yah sekarang dia tersadar bahwa dia ga sepenting itu ternyata.
Laluna mengurai pelukan mereka dan memberikan senyumnya lagi, anggaplah dia bodoh tapi dia benar-benar sudah lelah.
"Ga apa-apa, dengan begitu aku bisa menyelesaikan masalahku dengan mantan tunanganku" jawab Laluna, mencoba mengubur perasaannya setelah menelan pahitnya kecewa. Tidak ada satupun, yang bisa ia percaya di dunia fiktif ini. "Yuk, mau kemana?" Tanya Laluna pada akhirnya.
Bagaskara menggenggam tangan Laluna yang jauh lebih kecil dari tangannya, berjalan menuju mobil yang terparkir di halaman sekolah elit ini. Walau dalam hati, Laluna ingin sekali pergi, ga perduli. Tapi, sialnya dia tetap harus menjalani kehidupan yang bukan miliknya ini. Dia merindukan kehidupannya yang dulu, walau dia sendirian, walau dia tertekan namun itu adalah hidupnya. Beda dengan kehidupan fana yang terlalu pelik baginya, Bagaskara tersadar bahwa Laluna melamun sedari tadi.
"Sweet heart" panggil Bagaskara lembut, namun belum bisa membuat Laluna tersadar dari lamunannya. "Baby" ulangnya, dengan menyentuh tangan Laluna yang saling menggenggam.
Laluna menatap penuh tanya pada Bagaskara, "kamu melamun" ucapnya.
"Ah, iya" jawab Laluna pelan "enak banget kalau lagi ngantuk di pakai melamun"
"Iyakah?" Bagaskara mengamati wajah cantik Laluna. Laluna yang di pandang pun kikuk, mencoba menghilangkan pikirannya yang tengah sibuk. Laluna menyadari bahwa mereka sudah berada di depan mensionnya, berniat untuk turun saat Bagaskara mencekal tangannya. "Aku mau kamu percaya sama aku, tunggu sebentar lagi"
Laluna menggeleng samar "ga perlu kok Kak, semua sudah beres karena Luna sendiri yang nyelesaiin. Makasih ya Kak" ungkap Laluna, kemudian dengan cepat melesat keluar memasuki rumah yang hening.
Kali ini, Laluna akan menjadi makhluk tak kasat mata. Biar saja semua menyadari, karena memang Lorenza sekecewa ini sama semuanya. Di kehidupannya yang dulu, maupun sekarang tidak ada bedanya. Korban pelecehan, jarang sekali bisa memenangkan kasus. Sudah menjadi korban, trauma berkepanjangan, kehilangan kepercayaan baik pada dirinya sendiri maupun ke orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist's Second Chance
Fantasi(HANYA AKAN LENGKAP DI KARYAKARSA) AWAL CERITA SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA Lorenza berusia 25 tahun, yang tengah menjalani the quarter of life nya. Yang merasa hidup sedang berat-beratnya, menjadi junior di kantor tidak semudah yang ia bayangkan. S...