Sebelumnya mohon di baca terlebih dahulu ya.
Cerita ini sudah ada Beberapa Bab lebih awal yang bisa di baca di Karya Karsa, bagi yang tidak sabar menunggu kelanjutannya bisa langsung kesana. Ga usah buru-buruin, komentar untuk next part.
Karena cerita ini hanya akan tamat dan lengkap di Karya Karsa, jadi tolong hargai penulis ya. Dengan like juga votes.
Laluna selesai membersihkan dirinya, dia tadinya terkejut melihat tanda merah keunguan yang berada di leher putihnya. Kemudian, rasa sesak itu kembali muncul. Dia merasa jijik telah di rendahkan oleh tokoh fiktif yang dulu ia sukai, ternyata tokoh tersebut yang menjadi biang kerok kesialannya hidup di dunia ini.
Ia menggeleng, berniat mengusir pikirannya tentang Arjunka. Ia memperhatikan penampilannya, pakaian yang tertutup namun tidak bisa menutupi semua warna ungu di lehernya. Ia mendesah kesal, dia harus benar-benar menghancurkan alur. Menjadikan Arjunka sebagai antagonis, Laluna dan Bagaskara menjadi protagonis yang powerful.
Seharusnya, Chapter satu di isi oleh perkenalan tokoh dengan cara yang romantis seperti cerita picisan biasa. Namun, yang seharusnya menjadi Chapter satu antara tokoh protagonis saling jatuh cinta. Malah terjadi konflik yang tidak ringan antara antagonis wanita dan protagonis pria.
"Jihan yang cerita, dia terdengar panik waktu telfon Lane. Dan Lane minta tolong ke aku, jujur awalnya aku kira kalian ada urusan yang belum selesai. Tapi, Lane tanya ke Jihan lagi dan bilang ternyata terjadi pemaksaan" ucap Bagaskara.
Kini mereka berdua duduk di balkon depan kamar yang di tempati Laluna, dengan pemandangan taman bunga dengan air mancur di tengahnya.
"Urusanku dan Arjunka sudah selesai, menurutku semua sudah jelas. Entah bagian mana yang kurang jelas baginya, aku hanya menganggapnya teman setelah hubungan pertunangan kami selesai. Tapi, kayanya dia ga terima karena memutuskan secara sepihak" jelas Laluna. "Maksudku, hanya aku, keluargaku dan orang tuanya. Dia sama sekali tidak ikut andil, suaranya tidak di terima dan mungkin itu melukai harga dirinya" ucap Laluna getir.
Bagaskara mengangguk, dia mengerti setelah Leo dan Lane bercerita tentang itu. Dan, mata-matanya mempertegas bahwa cerita mereka benar. Laluna dan Arjunka sudah selesai karena ada gadis lain. Bagaskara sempat tak percaya, gadis macam mana yang bisa menandingi gadisnya? Sampai membuat tunangannya sulit untuk memilih? Padahal, di mata Bagaskara, Laluna sudah sempurna.
"Maaf karena terlambat" ujar Bagaskara dengan raut wajah menyesal, bahkan ia tidak berani menatap Laluna sejak terakhir kali di appartment Arjunka.
Tubuhnya seakan terbakar, dia sangat marah membayangkan apa yang di lakukan Arjunka pada gadisnya. Dia ingin segera menuntaskan balasan untuk Arjunka.
Laluna menggeleng menjawab ucapan Bagaskara, kedua tangannya bertaut menguatkan dirinya sendiri.
"Aku cuma mau, Kak Bagas balas dia" lirih Laluna. Bagaskara menatap Laluna yang tengah menunduk, membuatnya geram karena Laluna masih terlihat takut. "Aku ga masalah kalau dia hancur, karena dia salah. Nanti, aku akan meminta maaf ke orang tuanya. Mungkin, karena nanti aku akan menyakiti anaknya"
Jawaban Laluna membuat Bagaskara bungkam, harusnya Bagaskara menyadari perubahan raut wajah Laluna yang juga tampak menahan emosi, berbeda dengan beberapa saat lalu yang terlihat ketakutan.
Mereka di selimuti keheningan, "Dia udah berani ngelecehin aku" lirih Laluna. Bagaskara menyadari, kondisi emosional Laluna belum stabil.
Tidak perduli apa yang di lakukan Arjunka, Bagaskara akan membalasnya berkali lipat.
"Mungkin, aku juga salah karena bikin dia emosi. Aku cuma ga nyangka dia bakal kaya gitu" Laluna mengungkapkan apa yang ada dalam kepalanya, waktu yang tepat untuk menceritakannya. Ia merasa cukup kuat untuk itu.
"Kamu ga salah sweet heart. Dengar, siapapun yang lihat juga pasti tau siapa yang salah disini, rasanya aku ingin mencabut kepalanya langsung. Tapi, aku warga yang taat hukum. Kita pakai hukum negara, jika aku tidak puas maka semua akan sesuai rencanaku. Dan, aku harap kamu ga akan membelanya" Bagaskara membelai puncak kepala Laluna dengan lembut, salah satu kebiasaannya jika sedang bersama Laluna.
Laluna hanya mengangguk, dia cukup puas jika Arjunka pergi dari hidupnya dan membuat novel She is my lover tidak pernah ada. Tidak ada cerita tentang Arjunka dengan Arumi, tidak ada keserakahan Laluna.
Bagaskara menatap lamat-lamat Laluna, ia bisa melihat bercak kemerahan dan keunguan yang ada di leher Laluna. Bagaimana bisa ia meredakan emosinya ketika melihat jejak pria lain di tubuh gadisnya? Ia sedang menormalkan emosinya sendiri, berdehem menutupi kegelisahannya.
"My moon, apa saja yang dia lakukan pada tubuhmu?" Tanya Bagaskara, memperhatikan raut wajah Laluna yang berubah.
Laluna pun tidak kunjung menjawab, ia memikirkan jawaban yang tepat dan tidak membuat siapapun salah paham. Tapi, emosinya memang sedikit berlebihan karena dia menyadari bahwa dia bukan Laluna asli. Dia orang asing yang tiba-tiba di perlakukan tak senonoh, orang asing yang mengetahui segalanya tentang kehidupan di dalam novel ini. Dia marah, karena tidak bisa mengendalikan apapun walau ia mengetahui semuanya.
"Dia-" helaan nafas dalam pun terdengar dari Laluna, apa ia berlebihan? Tapi, hatinya sangat sakit.
"Jika butuh waktu, aku bisa menunggu" ucap Bagaskara. Itu artinya, Bagaskara tetap ingin tau kan?
Laluna menggeleng, "bukan itu. Aku cuma mikir, apakah itu penting? Aku tidak kehilangan kehormatanku. Walaupun begitu, aku tidak membenarkan apa yang di lakukan Arjun ke aku Kak"
Bagaskara terdiam sesaat, "aku-" ia kehabisan kata-kata. Memang tidak seharusnya Bagaskara menanyakan ini.
"Dia memaksa untuk menciumku dan mencumbuku, tentu saja aku berusaha melepaskan diri walau ternyata aku tidak sekuat itu untuk menghindar. Perasaan jijik melihat wajahnya yang seperti itu, membuatku ingin lupa bahwa aku pernah mengenalnya, pernah menyukainya" benar walau ia bukan Laluna asli, tapi itulah yang ia rasakan. Ia menyesal pernah mengagumi tokoh fiktif seperti Arjunka Wiratmaja. "Dia tidak terima karena pertunangan kita berakhir, dan dia ingin membuktikan apa bedanya aku dengan sahabatnya. Kak Bagas pasti sudah tau kan, tentang sahabatnya?"
Bagaskara mengangguk, mengamati wajah Laluna yang memerah. "Iya, aku sekarang tau kalau aku tidak seberharga itu untuknya. Aku menyadarinya dari lama, itulah kenapa aku ingin berakhir. Nyatanya, kami tidak bisa hanya berteman saja"
Bagaskara mengingat apa yang terjadi pagi tadi, setelah Laluna memilih berangkat dengan mantan tunangannya di bandingkan dia. Itu saja sudah membuat hatinya sakit, apalagi jika ia tau dirinya adalah pilihan yang tidak di pilih? Jika itu Bagaskara, dan yang tidak memilihnya adalah Laluna. Maka, dengan terpaksa ia akan membuat Laluna tidak memilih siapapun selain dia.
Beruntung, Bagaskara tidak perlu melakukan niat awalnya untuk menyingkirkan Arjunka. Karena ternyata, si bodoh Arjunka sudah bertindak terlalu jauh dan bukan lagi saingan untuknya mendapatkan Laluna.
Senyum tipisnya tersungging.
"Aku akan selalu ada di sini sweet heart, aku bisa menjadi apapun yang kamu butuhkan" Ucap Bagaskara.
Laluna tersenyum cantik sekali "walaupun Kak Bagas bohongpun, aku akan tetap percaya" ujarnya tulus, membuat hati Bagaskara berdesir.
"I promise to hold your hand forever, I would never let go. " ucap Bagaskara dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist's Second Chance
Fantasía(HANYA AKAN LENGKAP DI KARYAKARSA) AWAL CERITA SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA Lorenza berusia 25 tahun, yang tengah menjalani the quarter of life nya. Yang merasa hidup sedang berat-beratnya, menjadi junior di kantor tidak semudah yang ia bayangkan. S...