4. An Actress

9.4K 642 2
                                    

Pastikan memencet bintang terlebih dulu.
And leave comment bellow.

Suka ga genre kaya gini?





Arjunka sudah pulang, tersisa Laluna dan keluarganya di dalam ruangan. Laluna memperhatikan Papa Aro yang terlihat sangat kacau, Lane yang terlihat sangat lelah dan Mamanya yang entah kenapa tampak begitu sedih. Kenapa? Timbul pertanyaan di benak Laluna, haruskah ia bertanya? Atau haruskah dia pura-pura tidak tau apa-apa.

"Jadi, apa sudah ada yang tanya ke Dokter kapan Laluna bisa pulang?" Tanyaku, membunuh sunyi.

Papa Aro tampak berpikir, memperhatikanku dengan lembut. Tatapan seorang Ayah yang sangat menyayangi putrinya.

"Bukankah lebih enak disini? Akan ada perawat yang menjagamu 24 jam jika memerlukan apapun, dan menunggu kamu benar-benar bisa berjalan tanpa bantuan mungkin butuh beberapa hari lagi" jawab Papa Aro membuat Laluna membelalakan matanya.

"Tapi, Luna udah bosen disini Papa" jawab Luna lembut, dia tidak akan membuat keributan dengan siapapun di dunia ini. Dia hanya menginginkan kedamaian, uang yang mengalir, bekerja sesuai cita-citanya yaitu aktris atau model terkenal. Cita-citanya tentu berubah sejak Lorenza masuk ke dalam tubuh Laluna yang memiliki potensi tinggi memasuki dunia entertain. Dia tidak ingin mengasah otaknya terlalu berat, dia ingin menikmati hidupnya, masa mudanya dan tentu saja bersama seseorang yang akan mencintainya.

"Kalaupun di rumah juga tidak menutup kemungkinan kamu ga bosen" jawab Papa Aro, mendapat persetujuan Mama Lani.

"Bang, bantuin dong" rengek Laluna pada Lane yang tampak sibuk dengan gadgetnya.

"Udah sih dik, disini aja dulu. Banyak dokter muda cakep tuh Abang lihat tadi" jawab Lane sekenanya, mendapat cubitan dari Mama Lani.

"Dasar kamu ini ngajarin adikmu yang tidak-tidak, dia sudah bertunangan dan dia harus bisa menjaga komitmennya" ucap Mama Lani.

Lane hanya meringis mendengar ucapan Mama Lani, "Emang bener kata Mama kamu sempet pingin ga lanjut sama Arjunka?" Tanya Papa Aro, menarik perhatian Lane dengan tatapan terkejutnya.

Laluna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Ah, itu karena Luna juga pingin nyoba mencari cinta sejati Luna tanpa di jodohkan. Siapa tau Arjunka juga akan menemukannya" jawab Laluna.

Papa Aro menggeleng tak percaya "Kalian itu sudah kenal dari bayi, Papa tau apa yang terbaik buat kamu. Begitu pula orang tua Arjunka yang sangat ingin kamu jadi bagian dari keluarga mereka"

"Itu kan orang tuanya, kalau Arjunka?" Tanya Laluna, kemudian menghela nafasnya. "Luna tau Arjunka pemuda yang baik, sangat baik malah, dia juga tampan, pintar dan perhatian kadang-kadang walau dia juga menyebalkan. Tapi, untuk apa itu semua kalau Arjunka ga cinta sama Luna? Luna ga mau menjadi Tante Widya kedua" jawab Laluna membuat semuanya seketika bungkam. "Luna ga mau jadi gadis bodoh Pa, kasus Papa dengan Tante Widya ini sudah menjadi peringatan untuk Luna. Luna memikirkan ini beberapa hari, bagaimana jika Luna seperti tante Widya? Menikah dengan pria yang ga mencintai Luna?"

Papa Aro tampak terkesiap, putrinya ternyata paham betul permasalahannya dengan mantan istrinya. Aro dan Widya tidak saling mencintai, dan hasrat Widya yang ingin merasa di cintai terlalu menggebu. Terlalu dini memutuskan untuk mengakhiri, di saat cinta yang sedang di pupuk belum juga bersemi.

"Luna ingin kaya Mama, setiap hari di sayang Papa, setiap hari mendapat pelukan, mendapat ciuman, setiap hari selalu romantis sama Papa. Luna ingin menua sama laki-laki yang seperti Papa" ucap Laluna, karena Luna mengingat memori indah Laluna asli tentang keluarga harmonisnya.

"Apa Arjunka tidak menyukaimu?" Tanya Papa Aro

Lane menggeleng cepat "Pa, buat apa cowok yang ga sayang sama cewek tuh mau maunya nemenin kemana aja, nganterin kemana aja, merawat saat sakit. Kalo itu Lane, daripada buang waktu sia-sia mending ngapain kek. Jadi, ga mungkin Arjun ga suka sama Luna"

"Bisa aja karena Arjunka merasa itu tanggung jawabnya sebagai tunangan? Bukannya dia suka, dia malah terbebani. Kita ga ada yang tau bagaimana dalam hatinya" jawab Laluna.

Papa Aro tampak menghela nafas, kini ia bingung dengan masalah ini. Jika dulu Papa Aro bisa menolak begitu saja rencana pembatalan pertunangan ini, tapi Laluna sudah tau kenyataan masa lalunya.

"Kamu sembuh dulu ya? Kalau sudah di rumah, kita obrolin ini secara matang" jawab Papa Aro.

"Pa, kalaupun ga bisa di batalin. Penundaan pertunangan juga bisa di lakukan kan Pa? Siapa tau dengan begitu, berjalannya waktu ketika Arjunka menemukan wanita pilihannya, begitu pula dengan Luna. Kami bisa berpisah dengan baik. Win win solution" ucap Laluna dengan seringaian kecilnya.

"Papa akan membicarakan ini dengan Mama, empat mata" ucap Papa Aro.

"Ah! Empat mata terus, Luna ga mau punya adik lagi" seru Laluna ketika Papa dan Mamanya berjalan akan meninggalkan ruangan ini. Papa Aro tergelak mendengar apa yang di katakan Laluna.

Sekarang, di dalam ruangan ini hanya ada Laluna dan Lane.

"Jadi Bang? Bagaimana kelanjutan Papa dengan Tante Widya?" Tidak ada waktu untuk bersantai, Laluna harus menjadi kubu Leo dan tidak membuat masalah apapun dengannya.

"Tante Widya benar, dia hanya ingin Leo mengenal keluarga baru dari Ayah yang ga pernah dia temui. Leo juga korban disini, Tante Widya meminta maaf pada Mama dan Papa. Tentu saja saat aku dan Papa ke Vancouver menemui suami Tante Widya, tante Widya juga meminta maaf pada suaminya dan menyatakan apa yang Leo inginkan" jelas Lane.

"Jadi? Leo akan tinggal dengan kita?" Tanya Laluna.

Lane mengangguk, berita yang bagus. Ini tandanya, kesempatan yang sangat baik bagi Laluna untuk memulai misinya 'tanpa membuat masalah' di hidupnya kali ini.

"Aku punya Abang dua nih? Boleh juga" jawab Laluna.

"Karena niat Leo ingin mengenal kita lebih dekat, jadi dia tinggal bersama kita. Walau sudah Papa tawarin kerja di Perusahaan Papa, dia ga mau. Leo memilih jadi photographer freelance melanjutkan kerjaannya disana" jawab Lane.

Bukankah kesempatan emas untuk Luna yang bercita-cita menjadi Model dan Aktris? Wajah Laluna seketika tampak cerah, dia sudah mendapatkan umpan untuk mendapatkan ikan yang besar yaitu kesuksesan.

"Aaa... jadi ga sabar!" Seru Laluna tanpa sadar karena dia sangat excited dengan pemikirannya sendiri.




- T B C -
4 September 2023

The Antagonist's Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang