12. Bagaskara Jayvyn

7.2K 677 13
                                    

Jangan lupa votes dan comments nya.

Update lebih awal di Karya Karsa dengan membayar 25 koin aja untuk mendukung para penulis.

Selamat membaca ^^



Laluna dan teman-temannya sudah sampai di sebuah mall ternama di kota ini, mall yang luas, tidak bertingkat tinggi. Inu semacam town square dalam ruangan. Mungkin hanya ada dua atau tiga lantai termasuk basement. Tidak begitu ramai, tapi tidak sepi juga. Orang-orang berlalu lalang, keluar dan masuk gerai barang mewah.

Langkah kaki Laluna menyamai langkah teman-temannya, menuju bioskop dan memilih film. Seperti biasa, Laluna akan menerima apa saja yang akan ia tonton. Tidak begitu berpangaruh baginya, semua genre film sama, sama-sama untuk di nikmati.

Karena masih ada beberapa waktu lagi untuk penayangan, mereka bergegas menuju restoran dekat bioskop untuk membeli makan dan menunggu jam tayang.

Jihan berhenti mendadak, membuat tubuh Laluna menubruk Jihan seketika. "Ji, apaan sih?" Seru Laluna.

"Abang lo kan?" Tanya Jihan, melihat kedepan yang di tunjuk Jihan.

Ada Leo dan dua orang temannya, Laluna tersenyum penuh gembira. Berjalan dengan antusias menuju meja Leo bersama temannya, belum juga sampai Leo sudah mendapati Laluna dengan cengirannya.

"Abang" panggil Luna, kemudian menyalami tangan Leo.

"Sama siapa?" Suara dalam Leo bertanya, Laluna hanya menunjuk dengan dagu ke arah teman-temannya. Leo membalas anggukan dari teman-teman Laluna yang tak jauh dari meja ia tempati.

Seakan Laluna baru teringat, ia menyapa dua orang pria yang berada satu meja bersama Leo. "Halo" ucapnya kikuk "maaf telat menyapa"

"Kenalin, Bagaskara, Bayu" ucap Leo dengan menunjuk ke masing-masing pria di hadapannya.

Laluna menjabat tangan pria dengan setelan jas rapinya, yang di sebut Leo sebagai Bayu. Luna, menyebutkan namanya. Pria di hadapannya ini tampan, tapi terlalu rapi. Tidak menyangka Leo bisa berteman dengan pria yang sangat rapi.

Kemudian mata Laluna menuju ke Bagaskara, celana jeans biru dan kemeja hitam polosnya, kancing di kerahnya tidak tertutup semua, lengan panjangnya ia lipat rapi hingga ke siku.

Laluna tersenyum dalam hati, setelah mendengar suara Bagaskara memperkenalkan namanya.

"Laluna" ucap Luna dengan senyum manisnya. "Yaudah Luna balik deh ya, mau makan dulu" kemudian bergegas meninggalkan meja Leo tak lupa dengan anggukan sopannya.

Leo menatap Laluna hingga duduk di kursinya, "Posesive Bro?" Tanya Bayu lebih menyindir tepatnya.

Leo hanya mengangkat sebelah alisnya, namun matanya melihat Bagaskara yang masih menatap bangku adiknya duduk.

"Kenapa?" Tanya Leo pada Bagas.

"Bukankah dia sudah besar sekarang?" Jawab Bagaskara kembali bertanya.

"Siapa?" Tanya Leo.

"Laluna Lituhayu" jawab Bagaskara dengan senyum tipisnya, membuat Leo dan Bayu meneguk ludah kasar.

"Dia adikku" ucap Leo.

"Dia gadisku" ungkap Bagaskara cepat.

Bagaskara menatap sekilas Leo, kemudian memperhatikan Laluna kembali yang sedang memilih menu yang ia pesan. Kemudian ia bangkit dari duduknya, Leo dan Bayu menahannya. Walau tak di hiraukan.

Laluna terkejut ketika salah satu teman kakaknya mendatangi meja mereka, di susul dengan Leo dan Bayu.

"Bagaskara Jayvyn" ucap Bagaskara dengan senyumnya, mengulurkan tangan pada Laluna. Membuat Laluna mengernyit bingung, dan teman-temannya terpekik dalam diam.

"O iya Kak" Laluna hanya mampu menjawab itu.

"Kita gabung disini ya?" Tanya Leo pada akhirnya.

Laluna semakin mengernyit heran, menanyakan kepada teman-temannya yang tentu saja di sambut hangat.

Mereka sama-sama menunggu pesanan tiba, tapi Laluna merasa aneh. Daritadi ia merasa teman kakaknya yang bernama Bagaskara itu, memperhatikannya.

Namun, Laluna memilih acuh dan berbincang dengan teman-temannya yang sedang seru dengan Leo dan Bayu. Walau hanya memperhatikan tanpa ikut memasuki obrolan mereka.

Laluna menatap terang Bagaskara yang tengah memperhatikan, dia sedikit terkejut karena Bagaskara juga terang-terangan memperhatikannya. Membuat Laluna sedikit bergeming, mengerutkan alisnya. "Kenapa Kak?" Tanya Laluna akhirnya pada Bagaskara, membuat yang di meja hening.

Bagaskara tersenyum tipis, badannya sedikit mencondong ke arah Laluna. Membuat Laluna sedikit mundur dari duduknya.

"Kamu melupakanku sweety pie?" Terdengar rendah dan menyebalkan. Tapi, entah kenapa dada Laluna bergemuruh. Bukankah mereka baru saja berkenalan? Dalam ingatan Laluna, ia tak mengingat pria di hadapannya sama sekali. Tidak mungkin ia lupa dengan penampilan sempurna Bagaskara Jayvyn.

Laluna menggigit bibir dalamnya, sambil bertanya-tanya siapa gerangan pria di hadapannya? Di dalam novel pun tidak di ceritakan sama sekali kisah di balik Sang Antagonis.

Leo juga merasa resah, ia ingin menarik adiknya tapi lelaki yang sedang menatap penuh arti adiknya itu lebih menyeramkan untuknya sekarang.

Bagaskara Jayvyn, anak dan cucu dari pengusaha terkenal. Kakeknya seorang pengusaha elektronik yang namanya terkenal di seluruh dunia, ayahnya seorang ilmuwan yang kini menjadi pemilik satu-satunya perusahaan berbasis tekhnologi yang mutakhir. Tentu saja, Bagaskara Jayvyn menjadi salah satu pewaris konglomerat berikutnya yang juga memiliki usaha tekhnologi keamanan bahkan salah satu pemilik perusahaan persenjataan. Leo mengenal Bagaskara dari Lane, sedangkan Bayu adalah kawan kecil Lane yang menjadi sekretaris Bagaskara.

Leo meneguk ludahnya, kalau dari cerita Lane. Bagaskara sangat mencintai seseorang di masa kecilnya yang telah menyelamatkan dia dari para musuh Kakeknya. Namun, bagi Leo maupun Lane tidak ada yang mengetahui bahwa gadis kecil itu adalah adik kesayangan mereka. Sampai beberapa saat yang lalu, Leo mengetahuinya.

"Maaf, tapi kita kenal?" Tanya Luna setelah susah payah meneguk ludahnya. Tenggorokannya kering, dia mengambil minum di hadapannya dan melihat teman-temannya yang penasaran dengan jawaban Bagaskara.

Bagaskara hanya tersenyum, tidak berkata apapun tapi tatapan matanya membuat Laluna gemetar. 'Kenapa? Apa ada hal yang aku lewatkan?' Batinnya.

Para pramusaji sibuk menghidangkan pesanan mereka, meja yang luas tampak penuh karena pesanan mereka yang banyak. Laluna tak ambil pusing, walau sendirinya takut tapi perutnya lebih penting. Dia sangat lapar.

Leo menjadi tidak nafsu makan setelah memahami situasinya, Laluna melupakan Bagaskara. Sedangkan, Bagaskara akan selalu mengingat gadisnya. Leo hanya bisa menghela nafas dalam, berdoa agar semuanya baik-baik saja.

"Yaudah Luna sama temen-temen dulu ya Bang? Sampai ketemu di rumah" ucap Laluna, dan berpamitan pada dua teman Leo walau ia tetap tak nyaman dengan tatapan Bagaskara.

Laluna mendekati Bagaskara dan berbisik "Kakak jangan liatin orang kaya gitu, nanti cewek-cewek kabur ga mau sama kakak" di dekat telinga Bagaskara, yang membuat ia tersenyum. Mencium aroma gadisnya yang sangat dekat dengannya, melupakan fakta bahwa gadis itu tengah mencibirnya. Mungkin jika bukan Laluna, maka akan menerima kepahitan dalam hidupnya karena berani mengatai seorang Jayvyn.

"Aku tidak akan melepaskannya lagi Leo, kamu tau itu dengan pasti" ucap Bagaskara ketika Laluna sudah pergi meninggalkan mereka, Leo hanya mengangguk kaku. Memangnya dia bisa apa?




- T B C -
14 September 2023

The Antagonist's Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang