"Bagaimana para saksi?"
"Sahh!" Teriak semua saksi pernikahan.
Semua orang bersyukur, akad bisa berjalan dengan lancar. Adiva yang masih di kamarnya, terharu mendengar Daffa mengucapkan ijab kabul dengan lancar dan dengan satu kali tarikan nafas.
"Ayo keluar, sayang!" Ajak Astrid, Mama Adiva yang duduk di samping putrinya.
Adiva mengangguk dan mengusap sisa air matanya menggunakan tisu yang ada di tangannya. Adiva pun beranjak keluar. Dengan bantuan mamanya, Adiva menuruni anak tangga dengan hati-hati.
Kebaya yang pas dan elegan, membuat Adiva semakin cantik. Semua orang memandangnya dengan kagum. Apalagi Daffa, dia tak henti-hentinya mengukir senyuman di bibirnya. Melihat gadis cantik itu sekarang sudah sah menjadi istrinya.
Adiva menatap Astrid yang juga menatapnya dengan perasaan haru. Astrid tersenyum dan memberi isyarat agar Adiva menghampiri Daffa, yang kini sudah sah menjadi suaminya.
Adiva berjalan perlahan menghampiri Daffa. Dia menatap Daffa penuh haru. Adiva meraih tangan Daffa dan mencium punggung tangan suaminya.
Daffa mengusap puncak kepala Adiva dan mencium keningnya. Semua orang ikut terhanyut dalam kebahagiaan dua mempelai, tak terkecuali Zea.
Zea sama sekali tidak bisa menahan air matanya. Dia tidak menyangka, sahabat kecilnya kini sudah menjadi seorang istri.
Pesta pernikahan Adiva dan Daffa diadakan secara sederhana di rumah Adiva, hanya keluarga dan orang terdekat yang hadir.
"You look so beautiful, babe!" Bisik Daffa pada Adiva saat mereka tengah mengabadikan momen dengan foto bersama.
Mendengar itu, Adiva tidak dapat menahan kedutan di bibirnya untuk tersenyum.
Selesai mengabadikan momen, semua orang mulai menikmati pesta dengan beberapa hidangan yang ada. Adiva dan Daffa pun sudah mengganti pakaian yang mereka khususkan untuk resepsi. Klien dan rekan kerja Daffa mulai berdatangan.
"Hai, bro! Congrats ya!" Ucap Noah Melvin yang langsung memeluk Daffa, sahabatnya.
"Thanks, bro!" Daffa membalas pelukan Noah.
Noah adalah sahabat Daffa saat kuliah di London. Sekarang dia tengah mengurus cabang perusahaan keluarganya yang ada di Indonesia. Kebetulan perusahaannya bekerja sama dengan perusahaan Daffa. Hal itu membuat hubungan mereka semakin dekat.
"Btw, istri lo di mana?" Tanya Noah sambil menatap sekeliling.
"Lagi sama temennya, nanti gw kenalin." Noah mengangguk paham dan mengambil segelas minuman yang ada di atas meja.
***
"Lo ga bawa pacar, Ze?" Goda Adiva pada Zea yang tengah sibuk menikmati makanannya.
"Gausah rese kenapa sih?" Ucap Zea jengah. Dia jadi merasa seperti jomblo ngenes. Adiva tertawa bahagia melihat kekesalan Zea.
"Kado pernikahan gw mana, nih?" Tanya Adiva sambil menengadahkan tangannya di hadapan Zea.
"Udah gw taroh di kamar lo." Jawab Zea santai dan kembali melanjutkan aktivitasnya.
Adiva mengangguk paham, tapi pikiran negatif tiba-tiba menghantuinya. Dia sedikit was-was dengan apa yang Zea berikan. Pasalnya saat ulang tahunnya yang ke-17 kemarin, Zea memberinya kado sebuah CD yang berisi film biru. Entah apa yang Zea pikirkan sampai memberinya barang tidak senonoh itu. Bukan hanya itu, Adiva jadi kena omel kekasihnya karena Adiva masih menyimpan CD itu di kamarnya.
"Lo ngasih gw apa? Jangan aneh-aneh ya!" Tanya Adiva penuh selidik, membuat Zea menghela nafas panjang.
"Tenang aja, gw yakin itu akan bermanfaat buat lo kok." Jawab Zea sambil menaik turunkan alisnya, dengan senyuman yang sulit untuk diartikan.
"Sayang!" Panggil Daffa yang kini berdiri di sampingnya.
Pria yang berdiri di samping Daffa membuat Adiva mengernyit. Menyadari hal itu, Daffa langsung memperkenalkan sahabatnya pada sang istri.
"Kenalin, ini temen mas waktu kuliah di London dulu, yang sering mas ceritain ke kamu."
Adiva tersenyum ramah ke arah Noah. Noah pun mengulurkan tangannya untuk memberi selamat pada Adiva.
"Hai, gw Noah! Congrats ya" Adiva pun menjabat tangan Noah.
"Adiva." Ucap Adiva ramah.
"Istri lo cantik banget, Daff!" Puji Noah sambil menyenggol lengan Daffa, membuat Adiva tersenyum malu.
Zea tidak memperdulikan adegan perkenalan yang terjadi di hadapannya. Dia terus saja sibuk menikmati makanan yang ada di tangannya.
Noah terus menatap Zea dan membuat Adiva sadar jika dia belum mengenalkan sahabatnya.
"Kenalin, ini temen aku kak, namanya Zea." Adiva menyenggol lengan Zea, membuat sang empu mengernyit menatapnya.
Adiva memberi kode pada Zea agar berkenalan dengan Noah, tapi Zea malah mengabaikannya dan berlalu begitu saja. Adiva sangat malu dibuatnya.
"Sorry ya, kak! Temen aku emang agak nyebelin." Ucap Adiva tak enak hati pada Noah.
"It's okey, Div." Balas Noah dengan senyuman.
"Yaudah, makan dulu yuk! Lo belum makan kan?" Ajak Daffa untuk memecah suasana.
Noah mengangguki ajakan Daffa. Tapi, sebelum mereka beranjak untuk mengambil makanan, Zea kembali datang dan berpamitan.
"Div, gw balik dulu ya! Sekali lagi, selamat buat pernikahan kalian!" Ucap Zea sambil menatap Adiva dan Daffa bergantian. Daffa hanya tersenyum tanpa berniat untuk bicara.
"Kok buru-buru, Ze?" Tanya Adiva.
Noah yang tidak dianggap hanya bisa memperhatikan interaksi yang terjadi.
"Gw ada urusan keluarga. Sorry ya!" Jawab Zea dengan nada tak enak hati.
"Oke deh!"
"Btw, jangan lupa nanti lo pakek hadiah dari gw!" Bisik Zea yang membuat Adiva mengernyit dan semakin penasaran.
KIRA-KIRA ZEA NGASIH ADIVA KADO APA YA?
SEE U NEXT PART GUYS, ENJOY!
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA ❗❗❗ [Update setiap hari] Jangan lupa vote ya! Kasih tau kalo ada typo ya! Cerita ini tentang seorang gadis SMA yang memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya setelah lulus sekolah. Dia rela mengorbankan masa muda dan cita...