Part 28

427 8 0
                                    

Akhir pekan ini, Daffa dan Adiva disibukkan dengan perpindahan mereka ke apartemen. Mereka mengurus semuanya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain, karena mereka tidak membawa banyak barang.

"Kamu bawa yang ringan-ringan aja, yang! Nanti koper-kopernya biar aku aja yang bawa," Ucap Daffa sambil mengeluarkan koper dari bagasinya.

"Oke, aku naik duluan ya, mas!" Ucap Adiva sambil memegang kardus yang berisi perlengkapan kuliahnya.

Setelah mendapat persetujuan Daffa, Adiva langsung berjalan menuju unit apartemennya. Saat sampai di lantai tiga, Adiva kembali berpapasan dengan gadis yang menabraknya waktu itu.

Adiva terus menatap gadis itu sampai masuk ke dalam lift. Dalam hatinya dia berdoa agar Daffa tidak bertemu dengan gadis itu. Takut jika gadis itu menggodanya dan Daffa tergoda, apalagi pakaian gadis itu terlihat sangat ketat dan minim.

***

Daffa berjalan dari basement menuju apartemennya dengan membawa dua koper besar di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya dia gunakan untuk mengangkat telfon dari Noah.

"Gabisa, No. Gw baru aja pindahan, masa gw ninggalin istri gw beres-beres sendiri?" Ucap Daffa sambil menekan tombol lift menuju lantai tiga.

"Ayolah, Daf! Jarang-jarang kita bisa kumpul bertiga. Istri lo ajak aja gapapa!" Bujuk Noah dari seberang sana.

Daffa menghela nafas panjang. Percuma saja jika dia menolak, Noah pasti akan terus membujuk dan memaksanya.

"Yaudah, iya. Nanti gw ajak istri gw. Alamat sama jamnya share lewat chat aja!"

"Nah, gitu dong! Nanti gw share," Ucap Noah, lalu menutup panggilannya.

Bersamaan dengan itu, pintu lift terbuka saat sudah sampai di lantai tiga. Daffa pun segera keluar dengan tatapan terus tertuju pada ponselnya. Dia melihat pesan yang Noah kirimkan padanya. Namun saat dia ingin memasukkan ponselnya kedalam saku, seseorang dengan sengaja menabraknya dan terjatuh.

"Awh!" Ringisnya sambil mengusap dahinya yang menubruk dada bidang Daffa.

Daffa mengernyit menatap seorang gadis yang menabraknya tadi. Gadis itu mengenakan krop top dengan belahan dada rendah berwarna putih yang sangat ketat dan hanya menutupi payudara besarnya, dipadukan dengan celana jeans hitam. Belahan dadanya sangat terlihat jelas dan payudaranya seperti ingin melompat keluar saking ketatnya baju yang dia kenakan.

Daffa hanya diam dan terus memperhatikan gadis di hadapannya. Dia tidak ingin meminta maaf, karena memang dia tidak bersalah dan sudah berjalan di jalur yang benar.

Merasa Daffa hanya diam dan terus memperhatikannya, gadis itu mendongak menatap Daffa. "Maaf, om. Aku gasengaja tadi," Ucapnya dengan menggigit bibir bawahnya sensual, berusaha untuk menggoda Daffa.

"Gapapa," Jawab Daffa datar dan berniat meninggalkan gadis itu. Tapi, baru ingin melangkah, gadis itu mencekal tangan Daffa dan mulai berani memeluk lengan Daffa.

"Sebagai permintaan maaf, om mau aku puasin ga?" Tanyanya sambil menggesek-gesekan payudaranya di lengan Daffa.

Melihat kelakuan kurang ajar gadis itu, Daffa langsung menepis tangan gadis itu hingga tubuhnya sedikit terpental kebelakang. "Jaga kelakuan kamu!" Peringat Daffa penuh penekanan disetiap katanya.

"Kamu masih muda, dan sepertinya kamu masih sekolah. Tidak sepantasnya kamu bertingkah seperti ini. Bagaimana jika orang tua kamu melihat kelakuan kamu?" Ucap Daffa datar, tapi begitu tajam menusuk hati gadis itu.

Gadis itu menghentakkan kakinya sebal, dan berlalu meninggalkan Daffa. Tapi, saat ingin masuk lift, suara Daffa kembali menghentikannya.

"Dek!" Gadis itu menoleh dan menatap Daffa yang juga menatapnya.

"Ga semua cowok bisa kamu goda dengan tubuh sexy kamu," Ucap Daffa yang membuat gadis itu semakin sebal dan malu.

Daffa tersenyum miring setelah gadis itu menghilang dari pandangannya. Diapun kembali melanjutkan jalannya yang sempat tertunda menuju unit apartemennya. Tapi, saat dia berbalik dan ingin melangkah, kehadiran seseorang yang berdiri tak jauh dari hadapannya, berhasil membuatnya meneguk ludah dengan susah payah.

"S-sayang?" Ucap Daffa terbata sambil menatap Adiva yang tengah berdiri di depan pintu apartemen.

Adiva meresponnya dengan mengangkat sebelah alisnya dan kembali masuk ke apartemen tanpa menghiraukan Daffa.

SEGINI DULU YAAA.. BESOK LAGI HEHE..

JANGAN LUPA KLIK BINTANG DI POJOK KIRI YA!

SEE U NEXT PART!

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang