Part 31

444 9 0
                                    

HAI GUYS!

SORRY YA BARU BISA UPDATE, LAGI GAADA IDE, DAN BEBERAPA HARI INI AKU SIBUK BANGET.

ENJOY YAA!

***

"Udah sejauh apa hubungan lo sama Kak Niko?" Tanya Adiva sambil memakan snack di tangannya.

Setelah selesai mencari solusi untuk Adiva, kini mereka tengah menonton drakor bersama. Mendengar pertanyaan Adiva, Zea hanya menoleh sekilas dan menjawab, "So far masih temenan sih."

"Kemarin nonton bioskop gaada kemajuan?"

Karena pembicaraan mereka terus berlanjut, akhirnya Zea mem-pause film yang tengah mereka tonton dan fokus ngobrol. Zea meraih snack yang ada di sampingnya sebelum mulai bercerita.

"Ada sih, dia bilang kalo dia mau deketin gw," Ucap Zea menghela nafas panjang mengingat kejadian hari itu.

"Gw malu, njirr! Dia blak-blakan banget ngomongnya."

"Bagus dong, itu artinya dia juga ada perasaan buat lo," Ucap Adiva yang membuat Zea sedikit berpikir.

"Gitu ya?"

"Iyalah! Lo pinter, tapi kalo soal cinta ternyata stupid, ya," Monolog Adiva yang membuat Zea mengernyit tak terima.

"Bangke, lo!" Umpat Zea yang membuat Adiva tertawa puas.

Mereka melanjutkan menonton film sampai tak sadar sudah larut malam. Zea meraih ponselnya saat ada sebuah panggilan masuk dari Niko. Ternyata Niko sudah menjemput dan menunggunya di bawah.

Adiva pun ikut melihat ponselnya untuk mengecek kenapa suaminya juga belum pulang. Dia sedikit khawatir saat tidak ada satupun pesan yang masuk dari Daffa. Jarinya pun mulai aktif untuk mengirim pesan pada suaminya. Bahunya terjatuh lemas saat melihat pesan yang dia kirim ternyata centang satu, menandakan Daffa belum menerima pesan darinya.

"Div, gw pulang dulu, ya! Kak Niko udah jemput di bawah," Pamit Zea sambil membereskan barangnya.

"Mau gw anter, ga?" Tanya Adiva beralih menatap Zea. Dia berusaha menetralkan ekspresinya yang terlihat khawatir dengan memasang senyuman di bibirnya.

"Gausah, gw bisa sendiri, kok," Tolak Zea dengan senyum meyakinkan.

"Btw, suami lo belum pulang, lo berani di rumah sendirian?" Tanya Zea merasa khawatir pada sahabatnya itu.

Adiva mengangguk dengan yakin. Lagipula dia bukan anak kecil yang takut jika ditinggal di rumah sendirian.

"Yaudah, nanti kalo ada apa-apa kabari gw aja!" Ucap Zea yang sudah siap untuk pergi.

Adiva pun mengantar Zea sampai depan pintu.

"Iyaaa, lo juga hati-hati! Kalo udah sampe rumah kabari! Titip salam juga buat Kak Niko!" Ucap Adiva dengan senyum jahil di akhir kalimatnya.

"Iih, apa sih?" Zea tersenyum malu-malu saat mendengar nama Niko disebut, "Udah, ah, gw pergi dulu, bye!"

Adiva tertawa pelan melihat sahabatnya yang sedang bahagia karena jatuh cinta. Dia terus menatap punggung Zea yang mulai menghilang bersamaan dengan pintu lift yang tertutup.

***

Ting!

Pintu lift terbuka, bersamaan dengan itu Zea keluar dan tatapannya tertuju pada seorang pria yang kini juga tengah menatapnya dengan senyuman manis.

Zea menghampiri Niko dengan berlari kecil. Niko mengacak rambut Zea gemas saat gadis itu sudah berdiri di hadapannya. Gadis kecil yang dulu sering bermain dengannya kini telah tumbuh menjadi gadis cantik yang membuatnya semakin jatuh cinta.

Mendapat perlakuan seperti itu membuat Zea mencebikkan bibirnya, karena rambutnya yang digerai jadi berantakan.

"Pulang sekarang?" Tanya Niko yang langsung diangguki Zea.

Mereka pun berjalan menuju basement menuju mobil Niko. Bersamaan dengan kepergian mereka, Tristan keluar dari mobilnya dan berjalan menuju resepsionis. Dia bisa sampai apartemen ini karena mengikuti Niko.

Baru saja ingin bertanya pada resepsionis, Tristan melihat Adiva yang keluar dari lift dengan buru-buru. Tristan mencoba memanggilnya, tapi Adiva tidak mendengarnya. Akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti langkah Adiva.

Saat Adiva memasuki taxi, Tristan langsung berlari menuju mobilnya dan kembali mengikuti kemana Adiva pergi. Dia merasa khawatir melihat Adiva yang sepertinya tidak baik-baik saja.

Tristan menghentikan mobilnya saat taxi yang Adiva tumpangi berhenti di sebuah restoran. Dari dalam mobil Tristan dapat melihat Adiva berjalan memasuki restoran itu. Baru saja dia ingin keluar, Adiva sudah keluar dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Adiva!" Panggil Tristan yang sepertinya tidak didengar oleh Adiva.

"Div!" Tristan mengejar langkah Adiva, tapi sia-sia. Adiva sudah menaiki ojek dan pergi lagi.

"Shit!" Umpat Tristan lalu kembali menuju mobilnya untuk mengikuti Adiva.

SEGINI DULU YAAA...

JANGAN LUPA KLIK BINTANG DI POJOK KIRI!

SEE U NEXT PART!

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang