Part 29

470 9 0
                                    

SORRY YA GUYS, AKU BARU BISA UPDATE SEKARANG SOALNYA KEMARIN SIBUK BANGET.

ENJOY YAAA

***

"Sayang, mas minta maaf!" Ucap Daffa yang terus mengikuti langkah istrinya.

Sedari tadi Adiva terus saja mendiamkan Daffa dan terus fokus membereskan barang-barangnya. Sebenarnya dia tidak marah, hanya sedikit rasa sebal yang menyelimuti hatinya saat melihat gadis tadi menggoda suaminya. Meskipun Adiva tau jika Daffa menolaknya, tapi tetap saja dia tidak suka. Apalagi melihat tubuh gadis itu yang jauh lebih sexy dan berisi dibandingkan dirinya yang rata dan tidak sexy sama sekali.

"Jangan marah, dong!" Ucap Daffa menampilkan puppy eyes-nya dengan bibir melengkung ke bawah.

"Ngga," Jutek Adiva yang membuat Daffa menghela nafas kecewa.

Daffa meraih tangan Adiva yang tengah sibuk menata bukunya di meja belajar. Dia menggenggamnya dan meletakkannya tepat di dadanya.

"Apa sih, mas? Aku mau beres-beres. Lepas!" Ucap Adiva sebal sambil berusaha melepaskan tangannya.

"Ga! Aku gaakan lepas sebelum kamu maafin aku," Ucap Daffa kekeuh dan semakin mengeratkan genggamannya.

Adiva menghela nafas panjang dan menatap suaminya yang berdiri di sampingnya, "Apa yang perlu dimaafin?"

Daffa terdiam.

"Lagian aku ga marah sama kamu," Ucap Adiva santai sambil menarik tangannya yang sudah tidak digenggam Daffa dengan kuat.

"Kalo ga marah, kenapa aku didiemin?" Tanya Daffa sambil menarik tangan Adiva yang ingin melanjutkan aktivitasnya kembali.

Daffa membalikkan tubuh Adiva hingga membelakangi meja dan tangannya bertumpu pada meja untuk mengunci pergerakan Adiva. Dia sedikit membungkuk agar wajahnya setara dengan wajah istrinya.

"Gapapa!" Jawab Adiva dengan nada yang berubah ketus. Wajahnya pun menoleh kesamping untuk menghindari tatapan intens suaminya.

Mereka terdiam beberapa saat, sampai akhirnya Adiva mendorong tubuh Daffa hingga mundur beberapa langkah.

"Keluar sana, temuin adek-adek sexy kamu!" Sarkas Adiva yang membuat Daffa tersenyum geli melihat istrinya yang tengah cemburu padanya.

Daffa bergerak maju dan memeluk istrinya dari belakang. Kepalanya bertumpu pada pundak Adiva dengan tangan yang melingkar di perut istrinya.

"Cemburu ya?"

"Ngga!" Jawab Adiva ketus dengan bergerak tidak nyaman dalam pelukan Daffa. Dia berusaha melepaskan tangan Daffa dari perutnya, tapi seluruh kekuatannya tidak bisa menggeser tangan itu sedikitpun.

"Kamu cemburu sama cewek tadi, hm?" Bisik Daffa dengan suara berat tepat di depan telinga Adiva.

Seketika tubuh Adiva menegang merasakan geli akibat hembusan nafas Daffa yang mengenai titik sensitifnya.

"M-minggir ih!" Ucap Adiva berusaha menetralkan rasa gugupnya.

Daffa tidak menghiraukan Adiva yang terus memberontak dan semakin mengeratkan pelukannya. Bibirnya terus menyusuri telinga Adiva dan terus turun kebawah sampai leher mulusnya.

Adiva yang merasa geli dan sebal secara bersamaan dengan susah payah memutar tubuhnya agar berhadapan dengan Daffa. Alisnya bertaut dan menatap tajam kearah suaminya.

"Ngapain peluk-peluk aku!? Bukannya lebih enak kalo dipeluk cewek tadi, ya? Badannya sexy, tetenya besar lagi." Ucap Adiva dengan nafas memburu, lalu melipat kedua tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya dari Daffa.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang