"Zea lama banget, sih!" Gumam Adiva sambil menggigit ujung jarinya gelisah. Kakinya tidak berhenti mondar-mandir di depan ruang HRD.
Orang-orang yang mengunjungi kafe melihat Adiva dengan tatapan aneh, tapi dia tidak memperdulikannya. Dia hanya khawatir bagaimana nasib sahabatnya.
Hampir setengah jam Zea ada di dalam untuk interview, tapi tidak ada tanda-tanda dia akan keluar.
Saat pintu terbuka, Adiva langsung menghampiri Zea yang terlihat lesu. Pikirannya langsung menangkap arti dari ekspresi wajah Zea.
"Ditolak ya, Ze?" Tanya Adiva prihatin.
Zea hanya menghela nafas panjang tanpa ada kata yang keluar dari mulutnya.
Adiva langsung memeluk Zea dan mengusap punggungnya untuk memveri ketenangan.
"Tenang aja, besok gw temenin cari kerja lagi, okey!" Ucap Adiva, mencoba untuk menghibur Zea. Tapi, pertanyaan Zea membuat Adiva mengernyit bingung.
"Ngapain coba?" Tanya Zea datar.
"Bukannya ditolak,ya?" Adiva langsung melepaskan pelukannya. Dia menatap wajah Zea bingung. Tidak ada lagi wajah sedih yang terlihat di sana, bibirnya kini menampilkan senyuman bahagia.
"Lo ngeprank gw?" Tanya Adiva dengan alis bertaut.
Tawa Zea pecah begitu saja, puas mengerjai sahabatnya yang begitu panik.
Plak!
"Awh!"
"Ga lucu anjir! Gw udah tegang banget nungguin lo tau ga!?" Omel Adiva setelah menggeplak lengan Zea.
Bukannya marah, Zea semakin puas tertawa. Kapan lagi dia bisa mengerjai sahabatnya itu. Biasanya selalu dia yang dibully Adiva. Sekarang giliran dia yang jahil.
"Gw bercanda kali. Lagian lo tegang banget, sih. Kan gw jadi gemes buat jailin lo. Hehe!" Jelas Zea diakhiri dengan kekehan.
"Kin gw jidi gimis biit jiilin li." Gerutu Adiva sambil menirukan ucapan Adiva dengan bibir yang seperti bebek.
"Sebagai permintaan maaf, gimana kalo gw traktir makan? Buat ngerayain juga, karena gw udah dapet beasiswa dan keterima kerja." Ucap Zea sambil merangkul Adiva.
Mendengar kata makan, mata Adiva langsung berbinar. Dalam sekejap rasa sebalnya menghilang.
"Serius lo?" Tanya Adiva memastikan.
"Tapi jangan yang mahal-mahal!" Peringat Zea yang membuat Adiva menghela nafas kecewa.
"Yahh, padahal gw mau morotin lo!"
"Anjir lo, gaya elit ekonomi sulit!" Mereka pun tertawa bersama dan mencari tempat duduk.
Saat tengah memilih menu, Adiva dan Zea dikejutkan dengan suara bass seseorang yang berdiri di samping meja mereka.
"Adiva?" Adiva dan Zea reflek mendongak melihat sang pemilik suara.
Pria dengan wajah blasteran itu tersenyum menatap Adiva. Mengetahui Noah yang menyapanya, Adiva pun membalas senyumannya. Sedangkan Zea menatap pria itu dengan tidak bersahabat.
"Kak Noah? Duduk kak!" Ucap Adiva yang langsung diangguki Noah.
Zea berdecak sebal saat Noah duduk di sampingnya. Zea dan Noah tidak saling mengenal sebelumnya, tapi Zea merasa tidak suka pada Noah tanpa sebab. Tersirat aura permusuhan di wajahnya saat menatap Noah.
"Ganggu aja!" Gumam Zea yang masih bisa didengar oleh Noah.
"Lo nyindir gw?" Tanya Noah pada Zea sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Lo ngerasa?" Balas Zea sengit, membuat Noah mengernyit.
Adiva menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, heran melihat Zea yang sebal tanpa sebab. Tidak ada yang salah dari Noah, tapi Zea menatapnya seperti sudah merebut harta miliknya.
"Kalian baru kenal loh, yang akur dong!" Ucap Adiva, merasa canggung dengan situasi yang sedikit memanas. Zea memutar bola matanya malas.
"Emang gw ganggu ya, Div?" Tanya Noah pada Zea, tapi pandangannya terus menatap kearah Zea.
"Nggak kok, kak." Adiva langsung mendapat tatapan tajam dari Zea, tapi dia tidak menghiraukannya.
"Tuh, dengerin!" Ucap Noah pada Zea dengan senyum smirknya. Zea hanya bisa membuang nafas kasar.
"Yaudah, kalian pesen aja, biar gw yang bayar!" Ucap Noah dengan gaya penuh kemenangan.
Noah sengaja ingin membuat Zea semakin sebal, karena ekspresi sebal Zea sangat lucu di matanya.
"Gausah, gw bisa bayar sendiri!" Tolak Zea dengan cepat. Tapi, ucapan Adiva berhasil membuatnya semakin merasa tersudut.
"Gapapa kali, Ze. Lagian kita anak kuliahan gapunya uang sebanyak Kak Noah yang udah kerja."
Noah tertawa mendengar ucapan Adiva. Harga diri Zea terasa dijatuhkan begitu saja.
"Hahaha, bener tuh kata sahabat lo, gausah gengsi kenapa sih?" Ucap Noah merasa menang dari Zea.
"Ck! Om-om sombong!" Decak Zea sebal.
Tidak ingin memperpanjang masalah, Zea pun mengalah dan menerima traktiran dari Noah. Lagipula dia memang harus lebih hemat untuk membantu ibunya memenuhi kebutuhan.
***
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Daffa segera menjemput istrinya. Dia sangat merindukan Adiva karena seharian belum melihat sosoknya.
Sepanjang perjalanan, Daffa bersenandung kecil untuk mengungkapkan rasa bahagianya. Meskipun Adiva masih merajuk padanya, dia yakin jika sudah bertemu nanti rasa sebal istrinya itu akan hilang. Mengingat Adiva tidak pernah marah padanya terlalu lama.
Di tengah perjalanan, Daffa menghentikan mobilnya disebuah mini market untuk membeli beberapa cokelat dan snack kesukaan Adiva.
Namun, saat dia ingin kembali melanjutkan perjalanan, ponselnya bedenting menandakan ada pesan yang masuk. Bibirnya tersenyum saat membaca pesan dari Adiva yang sudah menunggunya.
Tanpa menunggu lama, Daffa kembali melajukan mobilnya membelah jalanan kota yang cukup ramai.
"Lama banget sih, mas! Aku nungguin hampir sejam loh." Gerutu Adiva saat memasuki mobil.
"Maaf sayang, tadi mas mampir ke mini market dulu." Jelas Daffa. Adiva menghela nafas panjang sambil merapikan barang-barangnya.
"Coba liat ke jok belakang deh!" Pinta Daffa dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibirnya.
Dengan malas Adiva sedikit memutar duduknya dan menoleh kebelakang. Binar di matanya tidak dapat ditutupi saat melihat dua kantong kresek yang berisi semua snack kesukaannya.
"Ini buat Adiva semua, mas?" Tanya Adiva penuh antusias.
"Iya, sayang!" Ucap Daffa sambil mengacak rambut istrinya.
"Makasih, suamiku!"
Cup!
Adiva mencium pipi kiri Daffa. Hal itu berhasil membuat Daffa mematung. Istrinya sekarang sudah mulai berani menciumnya duluan.
LAGI GABISA MIKIR 😭
SEGINI DULU YA GUYS, ENJOY!
MAAF KALO KURANG MENARIK 😭
KASIH SARAN BUAT PART SELANJUTNYA DONG!
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA ❗❗❗ [Update setiap hari] Jangan lupa vote ya! Kasih tau kalo ada typo ya! Cerita ini tentang seorang gadis SMA yang memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya setelah lulus sekolah. Dia rela mengorbankan masa muda dan cita...