14. N⚡

5K 303 0
                                    

Suasana di kamar Reina kembali sunyi tidak ada suara di antara mereka, Felix dkk memberi kesempatan pada mereka untuk berfikir dan menanyakan sesuatu jika masih ada pertanyaan sebelum masuk pembahasan inti, Windy menghembuskan nafas melirik kearah...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di kamar Reina kembali sunyi tidak ada suara di antara mereka, Felix dkk memberi kesempatan pada mereka untuk berfikir dan menanyakan sesuatu jika masih ada pertanyaan sebelum masuk pembahasan inti, Windy menghembuskan nafas melirik kearah Nicko, "lo juga masuk kedalam anggota Nic ?", tanyanya akhirnya angkat bicara setelah beberapa menit tidak ada yang memulai membuka suara.

"Gue gabung sama mereka saat SMA", ujarnya jujur.

Yang lain menganggukan kepala mengerti, "jadi apa yang kalian ingin katakan soal kejadian di kampus?", tanya Reina langsung.

"Bantu kami untuk memecahkan misteri di kampus, serta meleyapkan mahluk yang membawa Fitri", ujar Arez  to the point.

Reina, Windy, Jenny dan Erin saling pandang menganggukan kepala, "tentu jangan sungkan kalau butuh bantuan", ujar Erin membuat yang lain terkekeh mengangguk-anggukan kepala.

Tok

Tok

Tok


Semuanya saling pandang, Reina mendekati pintu membuka perlahan, diluar ada penjaga asrama lantai dua, Joni namanya, "ada apa pak ?", tanya Reina dengan alis terangkat tinggi.

"Maaf neng, saya ke sini karena liat banyak sandal di depan kamar, kalau boleh tahu apa yang kalian lakukan di dalam?", tanyanya terlihat curiga.

Reina menipiskan bibir membuka lebar pintu kamar memperlihatkan Windy, Jenny, Erin, Nicko dan Vito, Felix dan Arez tidak terlihat karena berada di pojok, "eh pak kita lagi belajar bareng", ujar Jenny ramah.

Joni menganggukan kepala tersenyum, "yaudah maaf neng ganggu, silahkan lanjutin belajarnya, kalau bisa jam 11.00 sudah di kamar masing-masing ya", ujarnya bergegas meninggalkan kamar kembali keliling.

Mereka menganggukan kepala kompak, Reina kembali menutup pintu, "sekarang apa yang akan kita lakukan ?", tanya Windy.

"Kita cari tahu apa yang tersembunyi di kampus, kita harus mengetahui dasar kenapa aura kampus begitu mencekam, agar kita bisa tahu gimana cara menyelesaikan dengan cara tepat", ujar Felix akhirnya angkat bicara.

"Gue rasa area terlarang ada hubungannya dengan apa yang sedang kita cari", ujar Reina tiba-tiba membuat mereka kompak menoleh.

"Area terlarang ? Emang di kampus ada area terlarang, Re ?", tanya Jenny bingung

Reina menganggukan kepala, "waktu gue kekampus di bawah gue mencium bau mawar hitam, penasaran gue mengikuti sumber bau semerbak itu, akhirnya gue menemukan area terlarang yang di tutup menggunakan rantai dan gembok besar di depan ada peringatan 'area terlarang', tapi ada yang aneh, gue bisa dengar jeritan-jeritan kesakitan dari sana", jelasnya.

"Tunggu mawar hitam ? Kok kita ngak pernah rasain ya", ujar Nicko bingung.

Reina menghembuskan nafas bingung menjelaskan, "Reina benar, tadi gue juga merasakan bau semerbak, gue bisa pastikan itu bau mawar hitam", jelasnya penuh keyakinan.

"Kok kalian berdua bisa mencium bau itu sedangkan yang lain tidak", ujar Vito penasaran.

Reina dan Windy saling pandang tidak tahu harus mengatakan apa, "karena Reina dan Windy tadi bersentuhan atau lebih tepatnya Reina menyalurkan apa yang bisa dia rasakan pada Windy", ujar Erin tiba-tiba membuat yang lain kembali menoleh melotot kaget.

"Kok lo bisa tahu Rin, gue dan Reina memang tadi berpelukan ketakutan mendengar suara tangisan sampai akhirnya gue bisa mencium bau mawar hitam itu", jelas Windy.

Erin tersenyum tipis menggaruk tengkuk yang tidak gatal, "hm maaf itu keanehan gue, itu hanya ucapan spontanitas dari bibir gue", ujarnya jujur.

Felix menccoba berfikir, "besok bisa lo antar gue ke sana?", pintanya menatap Reina, gadis itu tersenyum tipis menganggukan kepala.

"Baiklah, gini, gue sama Reina besok akan ke area terlarang, setelah itu kita atur strategi, tapi gue minta kalian bertingkah seperti biasa jangan sampai ada yang curiga", ujar Felix final, yang lain menganggukan kepala kompak.

"Hm soal Fitri apa dia melakukan sesuatu yang aneh sebelum kejadian dia menghilang ?", tanya Felix kini lebih serius menatap Jenny yang terlihat berfikir sekarang.

Jenny mengangguk setelah beberapa detik berfikir, "tiga hari sebelum kejadian Fitri bilang dia di panggil ke ruangan direktur utama, pak Asuma  hanya saja setelah keluar dari ruangan beliau, semua energi Fitri terasa terkuras, capek, punggung terasa sangat berat, sampai saat di mana kejadian itu terjadi awalnya Fitri tiba-tiba merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya", ceritanya.

"Apa yang terjadi kenapa Fitri di minta ke ruangan Direktur utama apa ada masalah ?", tanya Arez terlihat bingung.

Jenny menoleh menggelengkan kepala, "anehnya pak Asuma tidak menanyakan hal penting, beliau hanya bertanya soal keluarga Fitri, apa dia masih tinggal dengan keluarga atau hidup sebatang kara, Fitri menjawab dia tinggal dengan kakek dan neneknya, yang membuat gue bingung pertanyaan pak Asuma tentang hari lahir Fitri sesuai kelender jawa dan kesucian Fitri", ujarnya sesuai apa yang Fitri ceritakan padanya.

¤¤¤¤¤

Black Campus ⚡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang