BUUUBBBHHH
Suara pintu mobil tertutup terdengar, seorang gadis keluar dari dalam mobil dengan koper besar ada di samping, seorang wanita paruh baya ikut keluar dengan air mata sedari tadi membasahi pipi menatap nanar keponakan satu-satunya itu, gadis itu tersenyum tipis merengkuh tubuh wanita paruh baya itu dengan usapan lembut di punggung, isakan kecil terdengar kembali membuat gadis itu melepas dekapan mengusap pipi wanita itu menghapus air mata yang masih bergenang.
"Tente, Reina baik-baik saja, makasih selama ini tante sudah menjaga Reina seperti anak kandung sendiri setelah mama meninggal", ujarnya lembut masih menyisakan senyuman di wajah manisnya.
Amel, nama wanita itu menatap wajah keponakannya penuh perhatian, "kamu memang anak tante sayang, tante adik kandung mama kamu, baik-baik di kosan ya, sering hubungi tante, tante akan kirim uang setiap bulan di rekening kamu, kalau kurang jangan sungkan minta sama tante ya", ujarnya lembut mengusap rambut Reina.
Reina menganggukan kepala, "yaudah tante masuk, perjalanan kembali ke rumah sampai satu setengah jam, tante juga harus kembali kerja", peringat Reina, tante Amel mencibir mendengar ucapan keponakannya itu.
"Tente bos di sana jadi siapa juga yang marah kalau tante terlambat datang", ujarnya menciumi kedua pipi Reina sebelum masuk kedalam mobil membunyikan klakson sebelum pergi meninggalkan keponakannya.
Reina bersyukur masih mempunyai Amel di dalam hidup setelah mama meninggal lima tahun lalu karena kecelakaan maut yang menimpa, hanya saja waktu itu hanya Reina yang selamat sedangkan mama di nyatakan meninggal dunia di tempat kecelakaan, sedangkan ayah meninggal saat Reina masih kecil, setelah sebulan koma Reina bangun dengan kemampuan aneh bisa melihat mahluk tak kasat mata tepat saat umur Reina 14 tahun, namun menurut Amel, "kemampuan yang Reina miliki muncul bukan karena kecelakaan yang terjadi tapi kemampuan itu turun temurun akan terbuka di umur 14 tahun"
Amel, adik kandung almarhumah mama Reina, seorang wanita karir yang sudah bercerai dengan suaminya karena di fonis tidak bisa punya anak, banyak pria di luar sana berlomba-lomba menarik perhatian wanita itu tapi mengingat kekurangan, Amel tidak pernah mau membuka hati lagi, Reina menghembukan nafas masuk kedalam kamar kosan hanya sekedar menyimpan barang keluar kembali menuju kampus menggunakan ojek
Jarak kosan ke kampus hanya 1,5 km menggunakan kendaraan, binar mata Reina terlihat cerah setelah sampi di depan gerbang terbuat dari dinding menjulang tinggi menutupi bangunan megah di dalamnya, di atas pagar yang sudah terbuka seluas pintu terukir tulisan berwarnah merah darah 'Black Campus' beserta gambar tengkorak yang terlihat begitu nyata di samping tulisan.
Hari ini di mana Reina sudah resmi menjadi mahasiswi di Black Campus setelah orientasi selama seminggu yang di adakan di alam terbuka lebih tepatnya ditaman jarak 2 km dari kampus, Reina menghembus nafas melangkah masuk spontan berdecak kagum melihat bangunan megah nan luas di balik dinding.
Wwwuuuussshhhh
Tubuh Reina menegang, bulu kuduk meremang, merasakan hembusan angin menerpa wajah manisnya, perasaan cemas muncul begitu saja di dasar hati, Reina menggelengkan kepala mencoba memghilangkan fikiran negatif melangkah masuk kedalam menuju koridor.
Wwwuuuusssshhhhh
Reina kembali berhenti di pertenghan koridor yang terlihat sangat sepi, merasakan hembusan angin sepoy yang menerpa namun kali ini berbeda ada wangi semerbak yang menyeruak kedalam indra menciuman gadis itu, wangi bunga mawar hitam, Reina menoleh mencari arah sumber wangi yang begitu semerbak namun semakin di cari wangi mawar hitam perlahan menghilang.
"Perasaan gue saja kali, semoga ngak ada apa-apa yang terjadi kedepannya", gumamnya mencoba membuang rasa cemas yang masih menguasai hati, kembali melangkah namun lagi-lagi berhenti melihat kerumunan di lapangan yang luasnya seperti lapangan sepak bola, gadis itu menghela nafas ikut mendekat bergabung dalam perkumpulan
"Permisi, ini ada apa yah ?", tanya Reina menepuk pundak seorang gadis yang terlihat hanya diam tanpa berkenalan pada teman yang lain.
"Eh, itu katanya ada yang ingin direktur utama sampaikan pada kita", ujarnya menunduk malu.
Reina tersenyum tipis menyodorkan tangannya, "kenalin gue Reina jurusan Teknik Komputer Jaringan, salam kenal", ujarnya ramah.
Gadis tadi mendongak tersenyum menyambut uluran tangan gadis itu, "kenalin gue Windy jurusan Administrasi Niaga", ujarnya dengan wajah pucat, Reina menautkan alis merasakan tangan gadis itu begitu dingin.
"Kenapa ? Lo sakit ?", tanya Reina lebih mendekat.
Windy mengelengkan kepala tetap menampilkan senyuman, bagaimana Windy bisa jujur jika baru kali ini ada yang mau mengajaknya berkenalan, bahkan semua teman di SMP maupun SMA tidak ada yang mau mendekat apalagi berteman dengannya, Windy memejamkan mata mengontrol diri mencoba tetap bersikap santai.
¤¤¤¤¤
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Campus ⚡
TerrorReina Amora, gadis berparas ayu khas pribumi, salah satu yang beruntung diterima di Black Campus melalui jalur beasiswa, kehidupan damai berubah begitu saja setelah resmi menjadi mahasiswi. Tentang tiga peraturan tidak tertulis yang wajib di ikuti :...