Reina keluar dari kelas berlari kecil mengikuti Ben, tersentak begitu saja saat pria itu tiba-tiba berbalik menatap Reina dengan senyuman seperti biasa, "kenapa, kamu kaget ?", tanya Ben langsung, Reina hanya menganggukan kepala sebagai jawaban, Ben terkekah gemas melihat keponakan wanita yang selama ini ada di hatinya terlihat menggemaskan di usia dewasa.
"Sana ketemu tante kamu, dia sekarang ada di perpustakaan menunggu kamu", ujar Ben membaca pesan di ponselnya.
Reina menganggukan kepala tersenyum, "pak Ben cepat lamar tante Amel ya", ujarnya sebelum pergi, wajah Ben memerah begitu saja diam-diam mengaminkan di dalam hati.
Reina masuk kedalam perpustakaan yang terlihat padat seperti sebelum-sebelumnya, mencoba mencari keberadaan Amel gadis itu beranjak menuju area paling belakang membelalak menahan agar tidak berteriak melihat Amel di sana tengah duduk membaca buku, "tante", panggil gadis itu pelan.
Amel meletakan buku di tangan terkekeh melihat tingkah gadis itu yang masih seperti anak-anak, "kamu apa kabar ?", tanyanya memeluk Reina mencurahkan rasa rindunya.
"Reina baik-baik saja tan, kok tante disini sama pak Ben lagi", ejek Reina terang-terangan membuat Amel mencubit pipi gadis itu gemas.
Reina duduk di kursi tepat di samping Amel menatap dari samping, "tante cemas sama kamu, setelah kamu pergi tante selalu di hantui mimpi mengerikan yang selalu berulang-ulang, karena tante tahu itu hal yang ngak baik akhirnya tante minta Ben agar bisa menyelinap masuk sebagai dosen", jelas Amel.
Amel menghembuskan nafas panjang, "kampus kamu ngak aman Re, saat masuk tadi pagi tante sudah merasakan aura jahat begitu kental, semua dosen di sini diliputi aura hitam tipis, orang yang bisa merasakan aura tidak akan merasakan namun tante bisa melihatnya", jelasnya
"Satu lagi Re, direktur utama, pak Asuma mempunyai peliharaan", bisik Amel membuat mata Reina membola sempurnah mencoba mencerna.
"Maksud tante ?", tanya Reina mencoba mencari tahu.
Amel tersenyum tipis, "saat tante masuk ke ruangan pak Asuma tadi pagi tante merasakan aura yang lebih kental di bandingkan aura yang menyelimuti kampus, saat tante mencoba melihat, sesuatu yang mengerikan sudah menyatu dengan jiwa pak Asuma, bahkan sulit membedakan mana pak Asuma mana mahluk peliharaan", jelasnya membuat bulu kuduk Reina meremang.
"Apa pak Asuma melakukan pesugihan sampai punya peliharaan ?", tanya Reina.
Amel menggelengkan kepala, "tente belum tahu pasti, ada hal ganjil yang tante lihat, semuanya masih belum jelas, tante datang ke sini membantu kamu untuk menyelesaikan masalah di kampus ini, kamu harus hati-hati Reina, kamu adalah orang yang di nantikan mahluk di kampus baik yang menginginkan jiwa kamu, juga mahluk yang membutuhkan pertolongan kamu", jelasnya memperingati keponakannya
Reina menganggukan kepala tersenyum, "sana balik ke asrama, perkuliahannya sudah selesai kan, kalau mau ketemu tante kita ketemu di sini saja, asrama khusus dosen jauh dari asrama tingkat satu", ujar Amel.
"Iya tante siap, kalau gitu Reina balik ke asrama, tapi mau singgah beli makanan dulu di kantin", ujarnya pamit memgecup kedua pipi Amel sebelum berlalu.
Nicko keluar dari lab merenggangkan tubuh yang terasa letih praktek seharian, langkah Nicko berhenti di ambang pintu keluar di koridor beberapa senior nongkrong di sana namun pembahasan mereka membuat cowok itu berhenti.
"Iya, gue yakin anak tingkat satu ngalamin hal yang sama hilang satu persatu setiap malam jum'at tapi anehnya kenapa semua yang hilang cuma perempuan", ujar salah satunya.
"Tingkatan kita hilang berapa ya kalau di hitung-hitung sampai puluhan ngak sih, tapi yang buat gue heran keluarga mereka tidak datang mencari", tanggap yang lainnya.
"Sssttt jangan sembarang bicara harusnya kalian berdoa semoga tingkat satu ngak ada yang ngalamin hal semacam itu, di tingkat dua sudah berbeda aman saja tapi pas di tingkat satu kita ngalamin hal aneh terus menerus", tegur yang lain.
Nicko menipiskan bibir keluar setelah pembahasan senior membahas tentang pengujian mereka di lab tari, Nicko berjalan cepat menuju asrama ingin mememui anak-anak yang lain menyampaikan apa yang dia dengar tadi, cowok itu bahkan merinding, Fitri bukan satu orang yang hilang secara kisterius ternyata susah banyak yang hilang namun anehnya kenapa semua tutup mulut.
"Lo kenapa Nic ?", tanya Arez dengan alis terangkat tinggi baru saja duduk di kursi meja belajar.
"Gue ada info", ujarnya serius membuat Felix yang baru keluar dari kamar mandi mendekat, Vito yang sedang mengerjakan tugas menoleh, "soal apa ?", tanya Felix.
"Soal para mahasiswi yang hilang secara misterius, ternyata bukan kali pertama terjadi sudah ada puluhan yang hilang secara misterus tapi ngak ada satu pun orang yang berani buka suara", ujarnya menghembuskan nafas.
Semuanya terdiam mencerna, "oh itu gue tahu kenapa ngak ada yang berani buka mulut dulu gue punya teman seangkatan sama kita anak basket waktu SMA tapi dia ngak mau masuk Black Campus katanya dulu dia punya sepupu, pas libur, dia pulang ke rumah sepupunya keceplosan menceritakan kejadian janggal di kampus malamnya sepupunya itu meninggal dengan tragis", ujar Vito.
Semua kembali diam tampa sadar genggaman tangan Felix menguat begitu saja, rahang mengeras, tatapan semakin tajam menatap kedepan.
¤¤¤¤¤
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Campus ⚡
HorrorReina Amora, gadis berparas ayu khas pribumi, salah satu yang beruntung diterima di Black Campus melalui jalur beasiswa, kehidupan damai berubah begitu saja setelah resmi menjadi mahasiswi. Tentang tiga peraturan tidak tertulis yang wajib di ikuti :...