02

1.8K 125 8
                                    

Mengapa seperti ini? aku lebih baik melihat Sephia terkubur dalam tanah, daripada melihatnya menyerahkan senyuman itu pada laki-laki lain.

Batin Musa berkecamuk menyesakkan dadanya yang terdalam, mengepalkan tangan dan menyembunyikan amarahnya adalah sebuah keahlian baru baginya. Pandangan elang yang digunakan oleh mata inner eyelidnya itu sukses mengekang setiap gerakan dari Sephia, gadis itu terlihat semakin merasa canggung oleh situasi ini, ditambah Liam dan Nichole tidak menyadarinya membuat ia merasa canggung sendirian.

"So, berapa lama kalian pacaran?"
Pertanyaan Nichole dengan gestur ramahnya itu tidak membantu situasi sama sekali menurut Sephia, justru membuat atmosfer semakin panas.

Liam terkekeh ranum, "satu tahun, setelah ditolak hampir sepuluh kali."

Mata sipit yang mirip dengan Musa itu melotot sambil memperlihatkan kesepeluh jarinya sebagai bentuk penggambaran.

Nichole otomatis menutup mulutnya yang menganga, "kenapa ditolak?" kali ini pertanyaan itu terlempar begitu saja pada Sephia.

"Aku masih memikirkan mantanku, aku takut menjadikan Liam hanya sebagai pelampiasan saja," jawab Sephia sambil menatap Musa dengan ujung matanya tanpa menoleh.

"Terus apa alasan lo menerimanya sekarang?"

Pandangan Liam pun ikut-ikutan menatapnya, "iya aku juga penasaran."

"Aku hanya menyukainya, tanpa alasan apapun." Singkat saja jawaban Sephia itu meruntuhkan harapan Liam yang berekspektasi Sephia akan menjawab dengan puitis.

"By the way Sayang, kamu gak perlu pake sapaan Aku-kamu pada dia. Kalian seumuran."

"Oh ya? Wow Liam, rupanya lo suka wanita dewasa ya," goda Nichole sambil menyilangkan kaki jenjangnya.

"Tapi dia mungil dan imut, kan? lo sampai tidak menyangka kalian seumuran."

"Ya, gue gak menyangka. Ya kan, Sayang." Nichole kali ini melempar pada Musa yang sedari tadi hanya diam.

"Musa.."

Musa tersadar dari lamunannya, "Oh ya!"

"Lo kenapa sih? dari tadi diem aja?" Liam menendang kaki Musa sekilas.

"Kamu pasti capek ya," ucap Nichole merangkul tangan Musa.

"Gue cuma lagi mikir, sepertinya dia mirip seseorang." Pandangannya lalu secara terang-terangan menatap pada Sephia yang tampak kikuk.

"Seseorang siapa? kalian saling kenal?" tanya Liam memegang tangan Sephia.

"Iya, sepertinya kita saling kenal. Dia_"

"Kita teman satu SMA," sambar Sephia memotong kalimat Musa.

"Satu SMA?"

"Iya, kita pernah satu SMA saat di Indonesia."

"Iyakan, Musa!" serunya pada Musa.

Musa tak menjawab, dia hanya tersenyum smirk. Senyuman itu, Musa selalu memiliki senyuman khasnya yang menakutkan bagi Sephia.

"Oke baiklah! ternyata dunia sempit ya. Gue pacaran sama temen Lo!" Liam tertawa seolah dunia ini lucu, padahal ia tidak tahu apa yang bisa dilakukan Musa terhadapnya saat ia tahu bahwa miliknya diambil alih.

"Ka_kalo kalian sudah menikah berapa lama?" kali ini Sephia mencoba mengalihkan pertanyaan agar tidak selalu untuknya.

Nichole terlihat menatap Musa dalam, seperti sedang menghitung berapa lama mereka sudah menikah.

"Mau jalan tiga tahun, iya kan Sayang?" jawab Nichole.

Musa hanya diam.

"Tapi mereka belum punya anak, kayaknya Lo kurang jago deh, Sa." Liam tertawa lagi, sementara Musa tak ingin meresponnya.

Kisah Seusai Pisah  (BAGIAN II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang