31.

578 49 6
                                    

Hargai penulis, minimal voted jika tidak mau berkomentar⚠️

Guys, aku udah nemu dong scene ending cerita ini. Yang pasti tidak akan tertebak sih menurut ku, udah gak sabar bgt pengen liat reaksi kalian. Tapi ini ceritanya masih panjang ya, chapternya akan sama kayak JSKTC . 50 chapteran kayaknya ya, jangan kemana-mana😇

Happy read
.
.
.

Sephia berlari gesit tak peduli dengan tali flatshoesnya yang terlepas, bersusah payah ia menjangkau tombol lift. Sepersekian detik saat menunggu pintu lift terbuka, ia melihat sekilas pada Musa dan setidaknya ada sepuluh orang yang mengejar dirinya. Gegas, ia masuk ke dalam lift dengan jantung berdebar dan tatapan bingung dari semua orang. Pasukan Musa tak sempat mengejarnya, ia menghubungi seluruh staf dan gangster yang menjaga di bawah agar segera menutup setiap akses pintu keluar.

"Jika wanita ku sampai hilang, kalian akan kupastikan lenyap!" Ancamnya pada semua pasukan saat mereka hendak menunggu lift terbuka.

"Bos, kita akan menemukannya." Harper berusaha meredam emosi yang sudah larut terbakar dan berkobar.

"Shut up, Fuck! "

Harper tahu kalimat itu akan melayang padanya, ia menunduk ciut memandangi Bosnya dengan resah.

Di lain sisi, Sephia yang baru saja keluar dari lift. Merasakan sensasi menusuk dari setiap staf , dan suasana restoran pun sudah tampak sepi. Ia celingukan mendapati setiap pintu masuk sudah ditutup dan dijaga oleh orang-orang gempal, seluruh badannya gemetar dan tak terasa rinai wajah sedih itu terbit dengan isak tangis yang tak bisa ditahan.

"Minggir, aku mau keluar!!" Ia berusaha mendorong setiap orang yang menjaga pintu, namun tak bisa.

"Tunggu, Nona. Bos akan segera tiba," jawab pria bertato dengan alis tebal itu.

"Nggak! Aku mau keluar!"

Sephia berjongkok dan membenamkan wajahnya sambil memeluk lutut, isakannya ia usahakan agar tak semakin kencang. Kali ini ia begitu ketakutan, sementara semua staf hanya menatapnya iba. Mereka tak akan ada yang berani untuk menolong Sephia, sebab jika mereka lakukan. Maka sama saja menghianati tuannya.

"Come here, babe." Musa tampak keluar dari pintu lift, dan lamat mendekati Sephia.

Gadis itu bangkit, membalas tatapan dari Musa sambil masih terisak, "i hate you!"

"Sephia, aku sudah katakan untuk diam di rumah! Kenapa kam_"

"Kenapa memangnya? Supaya image kamu di depan aku tetap baik? Supaya aku gak tahu kegilaan apa yang kamu perbuat?"

"Salah ya aku berharap kamu sudah berubah?" Beberapa kali ia mengusap pipinya yang termakan air mata.

"Aku memang sudah berubah! Tapi bukan pada perubahan yang kamu maksud!"

"Please, babe. Semua akan baik-baik saja, ini hanya bisnis. Aku tidak_"

"Aku mau pulang!" Potongnya dengan mata melebar dan berair.

"Baik, kita pulang."

"Maksud ku, ke Singapore," ralat Sephia.

"No! Kita tidak akan pulang sampai kamu menerima ku."

Musa menatap dua gangster yang sedang berada di belakang Sephia, dengan memperlihatkan jentikan tangan seolah kode untuk memerintah mereka menangkap Sephia.

"Apa-apaan ini!" Tubuhnya sampai terangkat sebab dari kedua sisi tangan super kekar itu melilit tengkuk tangannya.

"Bawa dia," titah Musa sembari menuju keluar restoran.

Kisah Seusai Pisah  (BAGIAN II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang