01

4.5K 144 19
                                    

Ketemu lagi sama aku, LadyHong!! Gimana kabar kalian guys? udah hampir dua bulan kita gak ketemu. Sebenernya aku lagi buat cerita baru juga, tapi karena kemarin lumyan banyak yang suka sama JSKTC. Jadi aku prioritaskan untuk melanjutkan ke BAGIAN II nya, are you ready guys?

Untuk yang baru gabung, aku mau ngasih tahu kalo ini kelanjutan dari cerita 'Jika saja ku tolak cintanya' Jadi wajib baca yang sana dulu ya supaya ngerti hehe.

Dan terimakasih sebelumnya untuk kalian yang sudah sabar menunggu aku merangkai kerangka ceritanya yang sampai berbulan-bulan ini. Semoga tidak mengecewakan ya, i love you

happy read
.
.
.

Kamu pernah mendengar dongeng Sunda, atau biasa disebut sasakala yang menceritakan tentang kisah sepasang kekasih bernama Kian Santang dan Dewi Rengganis yang mana mereka memiliki hubungan jarak jauh sebab diceritakan Kian Santang yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi sekaligus paman dari Sunan gunung jati itu diperintahkan untuk membasmi pemberontak di seluruh negeri dan meninggalkan Istrinya sendirian di kerajaan Pajajaran. Lalu kisah mereka menjadi legenda sebuah tempat di Jawa Barat bernama Situ Patenggang yang berasal dari kata 'pateang-teangan' jika di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti 'saling mencari.'

Alasannya sebab tempat itulah yang menjadi saksi bisu pertemuan kembali antara keduanya, bahkan sampai sekarang dinamakan Batu cinta dan konon danau nya berbentuk hati karena pembuktian cinta dari Kian Santang. Juga air danau yang terasa asin menggambarkan air mata Dewi Rengganis yang setiap hari menangis merindukan kekasihnya, dan ya! cerita berakhir bahagia.

Begitulah gambaran Sephia saat ini, ia melanjutkan hidupnya meski disetiap langkah itu terpaut harapan akan takdir menyatukan dirinya kembali bersama Musa. Ia memang tidak tahu diri sebagai orang yang telah meninggalkan, dan semestinya dia tidak berhak berharap bahwa takdir berpihak padanya. Ia pikir semua orang harus tahu, dibalik pedihnya orang yang ditinggalkan, lebih pedih dan sakit bagi orang yang meninggalkan. Sebab orang yang meninggalkan akan lebih dalam merasakan sebuah penyesalan dan pertanggung jawaban.

Namun, setelah dua tahun terakhir ini dia sudah tidak mengharapkan Kian Santang nya kembali menemukan dirinya. Ia melanjutkan hidup dengan baik menjadi guru pre-school di Singapore, jika di Indonesia tingkatan pendidikannya sama hal dengan TK. Sebagaimana impiannya dari semasa SMA. Ia juga sudah memiliki kekasih, lebih muda darinya tiga tahun. Namun usia hanyalah angka, buktinya kekasih barunya ini mempunyai sikap lebih dewasa dari dirinya.

Tapi..jika memang Musa bukanlah Kian Santangnya, bagaimana Tuhan menjelaskan peristiwa kali ini?

"Baik anak-anak, pembelajaran selesai semuanya boleh pulang." Sephia menutup ajarannya hari ini dengan sorakan dari para anak kecil itu.

"Bye Miss!!" lambaian tangan itu terlihat di udara ketika mereka berjalan keluar satu persatu.

Lalu dering pesan masuk dari ponsel Sephia bising terdengar, memperlihatkan nama kekasihnya terpampang membuat senyumnya terukir. Gegas, ia merapikan buku-bukunya sebab ternyata kekasihnya sebentar lagi sudah akan tiba menjemput.

Sephia menanggalkan earpeace nya lalu melangkah keluar, tak peduli dengan riuknya manusia di halaman sekolah itu, pandangannya hanya berpusat pada buku-buku yang ia rapikan sambil berjalan. Hingga seseorang dengan sengaja menarik bukunya hingga terjatuh dan berantakan di pekarangan sekolah itu, ia berdesis kesal acuh pada seseorang itu yang segera membantu merapikan setelahnya.

"Sorry," ucapnya merendah sambil membantu merapikan buku itu.

Pandangan mereka bertemu, Sephia terhentak dengan tatapan mata itu yang begitu dirinya rindukan. Wajah tegas dan matanya yang sipit itu kembali membuat dirinya terlempar pada kisah masa SMA yang manis, namun kemana wajah cantiknya itu? Bagi Sephia, kini Musa sudah benar-benar tumbuh menjadi pria maskulin dan gagah, bukan pria cantik lagi seperti dahulu.

Kisah Seusai Pisah  (BAGIAN II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang