04

1.3K 77 6
                                    

Halo guys! apa kabar? apkah masih excited nunggu kelanjutannya? silahkan tinggalkan komen untuk kritik dan sarannya, love you❤️

.
.
.


"Kamu bisa menghubungi Musa? dari tadi dia gak angkat telepon ku," tanya Arif pada Olivia.

"Dia sedang menjemput Raline," jawab Olivia sembari sedang men-cat kukunya.

"Apa? sejak kapan dia peduli dengan anak kamu?"

"Gak tahu, dia tiba-tiba menawarkan mau menjemput Raline setiap hari."

"Mama! aku pulang!" seru Raline berlarian lalu mendekap Ibunya, tak selang berapa lama Musa terlihat juga.

"Honey, hati-hati. Kuteknya masih basah." Olivia memperhatikan kuku-kukunya yang baru selesai di cat.

"Aku juga mau dikutek, Ma!"

"Boleh nanti Mama buatkan ya, sekarang kamu masuk kamar dulu ya."

Raline tak mengindahkan kehadiran Papanya, setelah ia diperintahkan masuk kamar, ia menurutinya.

"Sejak kapan kamu peduli pada anak Olivia?" sinis Arif berlagak.

Musa melipat kedua tangannya di dada, "aku mau melihat Sephia setiap hari."

"Sephia?"

"Gadis itu lagi?" Olivia ikut merespon dengan wajah kesal.

"Apa hubungannya Sephia dengan Raline?" tanya Arif mengerutkan keningnya.

"Dia guru Raline."

Arif mengusap wajahnya dan melonggarkan dasinya, "oh god! Papa Kira perkataan Papa kemarin cukup jelas dan membuat kamu mengerti untuk tidak mendekati dia lagi. Papa udah memohon sama kamu."

"Papa tenang aja, aku mengerti kok dengan maksud Papa."

"Apa yang kamu mengerti hah? buktinya kamu masih Dekat dengan gadis itu."

"Aku bilang tadi ingin melihat Sephia, itu artinya hanya melihat. Bukan mendekati," jawab Musa tegas.

"Gak mungkin seorang Musa hanya melihat, kamu pasti punya rencana kan?" Arif menggenggam kedua bahu anaknya.

Olivia bangkit dari Sofanya, "atau jangan-jangan kamu mau balas dendam dengan gadis itu karena sudah menipu kamu?"

Musa menunjukan senyum smirk beserta mata tajamnya, "come on, Tante. Itu berlebihan, aku hanya ingin sedikit bermain-main dengan Sephia."

"Bermain-main?" Arif masih tidak mengerti dengan pembahasan Musa.

"Pokoknya Papa tenang saja."

"Tapi tolong jangan libatkan Raline," Olivia memperingati.

Lamat-lamat, Musa mendekati Olivia, "aku memang tidak pernah melibatkan siapapun, kecuali mereka yang melibatkan dirinya sendiri. So, stay where you are."

"Pokoknya Papa akan terus mengingatkan kamu, jika misi kamu gagal. Olivia yang akan menang," tunjuk Arif sambil menekankan kalimatnya.

Musa tertawa sambil berjalan kearah keluar, "siap, Pak Arif!"

*****

"Gimana perkembangan bisnis kita di Kamboja? aman?" tanya Musa pada sekretaris sekaligus tangan kanannya bernama Jere.

"Lancar, Bos. Anda sudah beberapa Minggu ini tidak datang ke kantor apakah ada urusan lain yang bisa saya bantu."

Musa menaikan kedua kakinya keatas sofa ruang kerjanya, "hanya sedang bersenang-senang sedikit."

Kisah Seusai Pisah  (BAGIAN II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang