33.

604 38 5
                                    


"Bos, Pak Arif sudah menunggu di restoran untuk menjemput Yaris."

Pagi-pagi sekali jajaran para gangster yang menjelma menjadi pengawal Harper itu datang dengan berbaris rapi saat menghadap tuan besarnya. Pun Musa yang baru saja selesai mandi dengan rambut yang masih basah, harus segera berangkat ke restoran untuk memenuhi janji temunya dengan Arif.

"Bagaimana keadaan Jere?" Musa baru ingat untuk menanyakan kabarnya kemarin sebab terlalu padat memikirkan masalahnya dengan Sephia.

"Lehernya harus di gips beberapa hari, Bos."

"Lalu ada apa ini? Kamu membawa para gangster disini untuk apa?" Protesnya saat melihat barisan para pria dengan kaos hitam berkerah itu.

"Untuk menjaga Nona, Bos. Saya yakin kali ini Nona tidak akan kabur lagi."

Garis matanya terbentuk sebab senyum yang begitu lebar, "kamu memang bisa diandalkan."

Hingga ketika tiba-tiba sekali Sephia keluar dari kamarnya, dengan memakai daster putih polos yang kebetulan tersorot pantulan matahari dari luar. Sehingga membuat pakaian itu sedikit menerawang, ditambah saat itu Musa tidak menyadari kehadiran Sephia. Ia baru sadar ketika melihat semua pengawal itu serasi menatap pada arah yang sama, disitulah Musa ikut terkejut dengan Sephia yang berdiri dengan pakaian seperti itu.

"What are u looking at, fuck!!" Bentak Musa pada semua orang disana yang menatap tubuh gadisnya membuat gema dimana-mana.

"Turunkan pandangan kalian!"

"Apa?" Sephia menggaruk pelipisnya yang tak gatal mencoba merespon sikap Musa yang mendadak.

"Kamu sedang mencoba menelanjangi tubuh mu sendiri, Sephia? Shitt!" Musa gegas membopong tubuh itu, meninggalkan para bawahannya yang sempat memandang.

Musa merobohkan tubuh mungil itu di tempat tidur, lalu mencari pakaian tebal untuk segera ia ganti, "kamu berhasil membuat mereka berfantasi, cepat ganti!"

Sephia lekas menerima itu sembari menggerutu, "padahal baju ini sangat nyaman dipakai."

"Kamu mau aku yang pakaikan?" Musa menusukan tatapannya pada Sephia.

"Aku tidak bisa ganti pakaian jika kamu masih ada disini! Kamu ingin melihat ku berganti disini?" Keluhnya sambil berdecak kesal.

Musa mendadak terbatuk dan canggung, wajahnya berubah merah kekuningan seperti matahari terbenam. Gegas ia keluar dan bersidekap di sofa dengan tegang.

"Bos tidak apa-apa?" Harper membuka suara.

"Tidak apa-apa," jawab Musa sembari memalingkan wajahnya ke beberapa sisi.

Tak lama, Sephia kembali hadir dengan pakaian lebih tertutup dan tebal. Duduk diantara lengan Musa yang memanjang di punggung sofa, sambil berbisik, "morning."

"Jika kamu mau pulang, besok Harper akan mengantar." Musa mengalihkan isu.

"Maksudnya? Kamu gak ikut aku pulang?" Sephia melirik kasar.

"Tugas ku masih banyak disini, nanti aku nyusul ya."

"Kamu lupa sama janji kamu kemarin untuk berhenti dengan bisnis gelap ini?"

Musa ikut melirik kepada Sephia membuat keduanya saling manautkan pandang, "aku bilang aku akan berubah, bukan berhenti."

Sephia mengerutkan dahinya dan menatap sinis, "maksudnya kamu akan terus menjalani bisnis ini!"

Nafasnya menderu jengah,"Sephia, aku tidak bisa meninggalkan ini semua. Ada ratusan pekerja yang bergantung pada ku, mengertilah.."

"Aku mau pulang sekarang saja!" Tegas Sephia penuh penekanan.

Kisah Seusai Pisah  (BAGIAN II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang