34.

554 33 2
                                    

Musa memijat tipis bagian tangannya yang tempo hari terluka akibat kecelakaan sepeda itu, terkadang ruas jarinya terasa sedikit linu setiap selesai mandi. Sambil mengikat tali handuk yang membalutnya, ia mangkir ke ruang tamu untuk melihat apa penyebab ponselnya berdering. Menggeser layarnya beberapa kali, lalu tampak ia memasang wajah murung setelahnya.

From : fuck

Hai, Bos. Lo merindukan gue? 🫣🫣

Nomor asing yang beberapa waktu lalu mengancamnya dan diduga adalah dalang dari pembunuh Yovie, yang sempat terekam cctv dengan postur wajah sebelah rusak itu ia namai di kontaknya "Fuck". Menurut Musa, ia juga merupakan orang yang sama dengan kejadian kecelakaan sepeda Sephia kemarin. Dan sejak hari itu para bawahannya berusaha untuk mencari tahu, namun si pelaku tidak meninggalkan bukti konkrit sedikit pun.

Reply

Lo hanya pengecut yang beraksi sambil bersembunyi! Tunjukan wajah buruk lo dan sini hadapin gue!.

______

From : fuck

Calm down, Bos. Ada waktunya saat gue menunjukan wajah di hadapan lo, tapi bukan sekarang. Karena gue sedang menikmati melihat wajah resah lo itu 🤗

______

Reply:

JANGAN SENTUH WANITA GUE!

______

From : fuck

Jangan memerintah gue, Bos! Karena lo pun menghancurkan gue di mulai dari orang yang paling gue cintai. Maka untuk membuat skor satu sama, gue harus melakukan itu juga.

Musa membanting ponselnya ke sofa, dan mengacak rambut basahnya. Jika dia memanggilnya Bos, ada kemungkinan orang ini pernah bekerja untuknya. Tapi siapa? Serasanya, ia tak pernah memecat karyawan dengan cara yang buruk. Ia selalu mengedepankan kenyamanan karyawannya, sebab itu jarang sekali ada bawahannya yang meminta resign.

*****

Esoknya, Musa menyempatkan untuk melihat keadaan Jere di rumah sakit. Setelah dua hari memakai gips, perhari ini benda kaku yang mencekik lehernya itu akhirnya dilepas. Meskipun menurut anjuran dokter seharusnya dilepas setelah seminggu, namun Jere bersikeras membual bahwa dirinya sudah baik-baik saja dan ingin kembali bekerja.

"Gue akan berikan bisnis kasino dan endgame pada kalian berdua, jadi restoran akan gue pindahkan ke bangunan yang tadinya akan dijadikan kantor endgame. Sementara untuk kantor aplikasi itu sendiri bisa kalian tempatkan di lantai satu bekas restoran."

Pernyataan mendadak itu begitu mengejutkan Jere dan Harper, yang saat itu masih berada di kamar inap Jere. Keduanya tampak seirama memasang mimik kaget.

"Jadi Bos beneran akan meninggalkan kami demi Nona?" Tanya Harper.

Musa mengangguk, "gue akan bangun kembali bisnis yang sehat dari nol, kali ini benar-benar bisnis kuliner."

"Bos gila?" Ini pertama kalinya Jere menaikan suaranya pada Musa.

"Ya, sepertinya gue memang gila. Lagi pula, semua urusan yang berkaitan sama gue sudah selesai. Kalian bisa lanjutkan sisanya."

"Kalau begitu biarkan saya tetap di samping Bos, sampai kapan pun selamanya saya akan mengabdi pada Bos." Jere tampak tegas dengan ucapannya.

"Sudah waktunya lo berkeluarga juga, Jere. Silahkan kalian berbisnis dan hidup sesuka kalian," sanggah Musa tak kalah serius.

Kisah Seusai Pisah  (BAGIAN II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang