27.

526 36 0
                                    

Happy new year


Jere sudah tampak mematung sambil menunduk sedih di depan pintu kamar apartemen Musa sedari tadi, Musa menghampirinya dengan pelan, menyapanya dengan sentuhan seperti sedang bertanya apa yang terjadi.

"Bos..." binar matanya redup, mimik wajahnya kembali sedih.

"Yovie meninggal," pungkasnya dengan ragu.

Bibir Musa tampak bergetar, wajahnya mendadak murung dan bahunya turun. Setelah perkelahian dengan Ayahnya hari ini yang masih meninggalkan bekas luka dan masih basah, semesta menambahnya dengan luka baru. Gegas, mereka berlari menuju rumah sakit dengan langkah cepat.

Matanya terlihat berembun kala menatap tubuh itu sudah di rungkup dengan kain putih di dalam kamar jenazah, pun Maudry dengan tatapan kosong sambil mengusap halus perut besarnya. Dengan ditemani dokter, Musa membuka penutup jenazah itu. Mencoba melihat wajah sahabatnya untuk yang terakhir kali, leher Yovie terlihat keunguan dan sedikit cekung. Juga mulutnya menganga, dapat disimpulkan bahwa penyebab kematiannya adalah dicekik.

"Lehernya cedera akibat dicekik hingga kartilago tiroid dan tulang lidahnya rusak. " Dokter sangat menyayangkan ketidakberdayaan dirinya untuk menyelamatkan nyawa Yovie.

Musa mengeratkan kepalan tangannya, "kapan ini terjadi?"

"Tadi siang, saat gue sedang mandi." Maudry bersuara dari ujung pintu.

"Lalu dimana keberadaan para bodyguard tolol itu?" Matanya menusuk menanyai pada Jere.

"Dia menyamar menjadi pegawai kebersihan, para pengawal tidak mencurigainya."

"Fuck, fuck, fuck!!!!!"

"Lalu bagaimana sekarang cara kita menemukan pelakunya!"Musa tampak tertekan.

"Dan lo, selalu awasi Sephia. Gue gak mau terjadi apa-apa dengan dia!" Peringatinya pada Jere yang sedari tadi bungkam.

Musa memberontak memasuki ruangan cctv rumah sakit tersebut, berusaha mengumpulkan bukti sebanyak-banyaknya agar masalah ini cepat selesai. Dengan bantuan beberapa staf rumah sakit, akhirnya mereka menemukan rekaman di dalam tangga darurat yang memperlihatkan pelaku sedang mengganti pakaiannya dengan seragam staff kebersihan. Namun yang janggal adalah si pelaku tidak berusaha menutupi identitasnya walaupun ia tahu di tempat tersebut terdapat cctv, ia seperti terang-terangan memperkenalkan dirinya pada Musa secara sengaja. Dan saat ada beberapa momen dimana posisinya menyamping, memperlihatkan bentuk wajah dari sudut pandang kiri yang rusak seperti bekas luka bakar.

Musa tertegun, memperkirakan siapa sosok pelaku tersebut. Karena seingatnya, ia tidak mempunyai musuh dengan wajah rusak seperti itu. Pun, Jere yang sama kebingungannya. Ia sama sekali tidak mempunyai satu nama untuk ia curigai, sebagai asisten pribadi yang selalu berada di samping Musa beberapa tahun ini, ia tidak ingat bahwa Bos nya mempunyai musuh yang senekad ini.

"Ambil gambarnya, kita biarkan saja dulu dia berbahagia atas rencananya yang berhasil."

Jere mengangguk patuh, "Bos, ada hal yang lebih penting."

"Kali ini apa?" Tanya Musa saat mereka tengah berjalan menyusuri lorong dengan aroma obat-obatan itu.

"Dua hari lagi, pesta peresmian aplikasi endgame digelar. Akan ada banyak tamu kehormatan yang datang, " ucap Jere sambil melihat notes di ponselnya yang berisi jadwal Musa.

"Yasudah, kita harus bersiap."

"Aku ikut!"

Keduanya terhentak kaget mendapati Sephia dengan gestur santai memotong pembicaraan mereka.

Kisah Seusai Pisah  (BAGIAN II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang