Aku mulai terusik dengan suara ketikan di keyboard laptopnya,
Sial.. aku menunggunya sampai aku sendiri yang tertidur.Kapan dia pulang..? Entahlah yang jelas yang aku lihat sekarang dia masih dengan laptopnya.
Aku menghela nafas dan iya aku sudah tidak heran dengan pemandangan ini.. lagi lagi dia sibuk dengan pekerjaan nya. YaTuhan.. terkadang aku sangat kesal melihat dia yang seperti ini, tapi apa yang bisa aku lakukan jika aku marah saja tidak merubah kenyataan apapun bahwa ini memang kerjaannya.
"Oh.. hon, apa aku membangunkanmu..?" Dia bangun dari kursinya dan duduk di tepi ranjang mengusap lembut punggung tanganku.
"Tidak.. apa yang kau kerjakan..? Apa dari kantor 2..?
Iya liaa selalu menyebut kantor 1 untuk perusahaan daddy nya dan kantor 2 untuk perusahaan penerbit.
"Emm.. iya hon, aku akan menyicil sedikit sedikit.."
"Aku tidak ingin kamu terlalu lelah hon, aku juga sering menyarankan kau untuk melepas nya saja kan..?"
"Honey.. ini bukan pekerjaanku, ini adalah hobiku yang kebetulan saja menghasilkan uang juga.. aku tidak lelah untuk kau dan sky.."
Aku akan kalah jika membahas ini dengannya, yang aku lakukan hanya menariknya lebih dekat lagi dan aku berbaring dipangkuannya.
Dia mengusap lembut kepalaku sesekali dia juga akan menunduk dan mencium keningku."Apa sudah makan..?"
"Aku hanya punya teh dimejaku.." dia mengatakan nya dengan tertawa kecil.
"Aku akan memasak nasi goreng khimci untukmu.." aku bangun dari pangkuan nya dan mengikat asal rambutku.
"Apa sky sudah tertidur..?"
"Sudah, dia mungkin kelelahan bermain.. aku tidak butuh waktu lama untuk menemaninya tidur.." dia menganguk anggukan kepalanya.
"Kalau begitu, bisakah aku kembali ke 6 atau 7 tahun yang lalu untuk malam ini..?" Aku tidak berpikir yang lain ketika dia mengatakan itu, selain kejadian dimana dia menyerah saat itu.
Aku memukuli bahunya dengan mataku yang sudah berkaca kaca, membuat dia bingung.
"Aduhh.. hon, kenapa.. aduhh hon.." dia mencoba meraih tanganku.
"Beraninya kau meminta kemasa itu, beraninya kau meminta didepanku langsung.. heh..!! Apa kau mau mencoba meninggalkanku lagi heh..? Bahkan sekarang sudah ada sky, dan kau berani mengatakan itu.." aku masih memukulinya sampai dia meraih tubuhku dan memelukku dengan erat.
Sial, aku sudah sekesal itu dan dia masih bisa tertawa kecil dibahuku.
"Apa yang kau pikirkan honeyy.., hm? Aku hanya ingin merasakan masa masa kita dulu kau memasak dan aku akan menunggumu dimeja makan" dia tertawa ketika menarik wajahku yang bersembunyi dibahunya, iya dia menertawakanku yang terisak.
"Dasar bodoh..!! Kenapa tidak bilang saja langsung, aku tidak bisa berpikir yang lain selain itu.."
"Ssttt... sudah.. sudah, kau ingin aku menggendongmu seperti saat sky menangis, hm..?" Dia merapikan rambutku dan masih menggodaku disana.
"Tidak, kau belum makan.. tubuh kurusmu tidak akan kuat.."
"Kau meragukan ku..? Heh.. sini ayo aku buktikan.." dia menggelitikiku dan aku tertawa geli disana.
"Iyaa iya ampun hon.. ampun" aku mengiba padanya dan dia pun berhenti.
Dia bangun dari duduknya dan mengulurkan tangannya, aku menerimanya dan berjalan beriringan dengan nya menuju ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you, I Love You (Sorry, I Love You season 2)
Short Story"I love you..?" "Thank you i love you too.." Tentunya begitu bukan jawabannya..? ini tentang Bagaimana cara aku mengatasi rindu yang sudah hampir membunuhku. Mungkin saat lebih tua semua akan mereda Namun kini itu menyiksaku Tak peduli bila dibelak...