26.

532 39 0
                                    


"Apa kau sakit hon..? Kau terlalu lelah merawatku dari semalam.

Aku tidak menjawabnya tapi aku langsung menegakan tubuh ku dan menatapnya.


Flashback.

"Hon..."

"Kenapa.. apa yang sakit, kepalamu? Perutmu.. hm? Katakan.."

"Tidak.. aku tidak sakit.."

"Lalu..?"

"Aku baru ingat, aku sudah telat.."

"Telat apa..? Ke kantor..? Ada janji..? Apa katakan.."

"Dasar bodoh, aku telat datang bulan.."

"Oh yah..? Lalu efek nya seperti ini..?"

"Iihhhh... kau sangat menyebalkan, pergi ke laci meja rias ambilkan tes ke hamilan disana.."

"Oke tunggu.. jadi maksudmu kau hamil..?"

"Aku tidak tau, makanya kita tes sekarang.."

Beberapa menit kemudian di kembali dengan dua tes kehamilan yang sudah aku beli saat kita melakukan program ini.

"Ini hon.." aku menerimanya

"Kau keluar dulu.."

"Tidak bisakah aku disini menemanimu..?"

"Tidak ayo, tunggu diluar.." aku mendorong pelan tubuhnya keluar dan aku menutup pintunya.

Aku mulai melakukan proses nya untuk melakukan tes ini.

Setelah beberapa menit aku menunggu di depan cermin besar yang ada di toilet sambil meremas jari jariku karna gugup dengan hasilnya, aku mengambilnya dengan memejamkan mataku.

Lalu akau membuka mataku dengan perlahan untuk melihat hasilnya.

"YaTuhan...." aku menatap diriku dicermin yang tersenyum tapi air mataku terus jatuh karna terlalu bahagia.

"Positif...." gumamku sendiri

Flashback off

"Ayoo.. istirahat.. rasanya aku sudah sembuh sekarang.." katanya dan tertawa sambil meletakan punggung tanganku dikeningnya

Dan iya benar demamnya turun, rasanya aku harus mengucapkan terimakasih dengan baby yang masih dirahim ku.

Aku mengikuti dia yang sekarang menuntunku ke ranjang setelah beberapa menit lalu dia yang aku tuntun.

Aku berbaring dan dia berjongkok untuk mensejajarkan wajahnya dengan perutku.

"Hai... baby, anak dada... baik baik didalam sana.. jangan menyusahkan mommy ne, jadi baby yang pinter, dada mencintaimu.." katanya dan mencium perutku berkali kali.

Ya ampun dia berbicara seakan akan perutku sudah membesar, ini bahkan masih rata dan mungkin baby baru tumbuh didalam sana.

"Yes dada.. thank you, i love you too.." kataku dengan meniru suara bayi membuat dia tertawa.

Dia segera naik ke tempat tidur dan memelukku, meletakan kepalaku di lengannya.

Aku menyembunyikan wajahku di lehernya menghirup aroma wangi nya meskipun dia masih memakai kemeja kerja nya.

"Terimakasih honey... kau menambah tingkat kebahagiaanku saat ini, aku bahagia bisa memiliki kalian.." katanya dan mencium pucuk kepalaku.

"Ne.. aku dan kedua baby kita juga bahagia memiliki mu yang sangat bertanggung jawab atas kebahagian kita.."

Thank you, I Love You (Sorry, I Love You season 2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang