5 bulan kemudian
Selama 5 bulan ini tidak ada yang aneh dengan permintaan jennie, tapi dia hanya akan bangun tengah malam dan hanya memainkan wajahku, intinya menggangu tidurku.
Seperti saat ini, dia sedang cekikikan sendiri hanya dengan menyusuri wajahku dengan jari jarinya.
Aku membiarkannya meskipun dia akan mencubit bibirku, menutup hidungku sampai aku susah bernafas dan akhirnya bangun dan dia tertawa puas disana.
"Hon... biarkan aku tidur ini masih malam.."
"Tidurlah.. aku hanya ingin menyentuh wajahmu.."
"Aku tidak bisa tidur, jika kau terus memainkan wajahku.."
"Bukan aku hon.. ini baby, yang ingin baby.."
"Baby terus alasannya.." kataku sebal.
______^^^
Aku dikantor sedang memimpin metting untuk para direktur di kantor cabang.
Drttt... drtt... drtt..
Aku segera meminta izin sebentar setelah melihat istriku yang menelfon.
"Yes honey... aku masih metting..."
"Hikss.... hikss.. hikss... honey.."
"Hon... kenapa, kenapa menangis.." kataku dengan panik.."
"Cepat pulang... hikss.. hikkss... ini penting"
"Ada apa..? Penting apa..?"
"Pokoknya penting... hikkss... ayo cepat pulang.."
"Iyaa iyaa aku pulang sekarang.." aku mematikan ponselku dan segera masuk ke dalam ruang metting untuk pamit.
"Bam.. tolong lanjutkan atau bagaimana lah atur saja.. aku akan pulang istriku tak tau dia kenapa.. aku harus mengeceknya.."
"Ahh iya ma'am pergilah, lagi pula ini sedikit lagi biar saya yang menyelesaikan.."
Setelah aku berpamitan dengan mereka semua aku segera melajukan mobilku menuju rumah dengan kecepatan tinggi, pasalnya diperjalanan pun dia masih terus menelfonku.
Sesampainya di halaman rumah aku segera berlari mencari dimana jennie.
"Honey... hon.. dimana..?"
"Hon..?"
Setelah dekat dengan dapur aku mendengar suara isakan, aku langsung berlari panik mencari nya.
Tapi dimana dia..?
Dapurnya berantakan tapi dimana istriku..
Aku mencarinya dan iya aku melihat dia duduk dibawah bersandar pada kulkas, aku berlari dan segera memeluknya..
Dia juga memelukku sangat erat.
"Kenapa hon.. hm? Ada apa..? Katakan padaku.."
"Hikkssss... hikksss... hikkss.."
"Sstt... sudah, jangan menangis aku sudah disini.. katakan ada apa..?"
"Hikss.. a_aku.. hikss.. aku ingin mengajakmu makan siang di rumah.. hiks.."
"Lalu..?"
"Aku tidak bisa memasak... hikss.."
"Bukannya kau sangat pandai memasak..?"
"Iya, aku tidak bisa menghirup aroma sayur yang ku potong dan bau bumbu bumbu itu..." aku melihat dapurnya dan benar saja dia belum melakukan apapun.
"Ya Tuhan honey.... aku kira kamu kenapa, aku meninggalkan metting pentingku tadi.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you, I Love You (Sorry, I Love You season 2)
Short Story"I love you..?" "Thank you i love you too.." Tentunya begitu bukan jawabannya..? ini tentang Bagaimana cara aku mengatasi rindu yang sudah hampir membunuhku. Mungkin saat lebih tua semua akan mereda Namun kini itu menyiksaku Tak peduli bila dibelak...