Part|| 5

1.2K 33 6
                                    


Leon berjalan dengan cepat menuju ke kelas Gheisha, ia sangat khawatir setelah mendengar ucapan Geo bahwa tadi Dira menampar adiknya. Ia berjanji akan membalas perbuatan Dira. Tanpa orang lain ketahui Leon selalu membalas orang orang yang berani menyakiti Gheisha, tentunya dengan bermain cantik. Dia menyuruh orang suruhannya untuk meneror mereka yang melukai adiknya. Membunuh batin mereka dengan perlahan bukankah lebih baik? Selama ini dia tidak perlu waktu yang lama untuk membuat mereka berhenti menyakiti Gheisha.

Namun berbeda dengan cewek satu ini, dia seperti tidak mempunyai takut sama sekali. Bahkan apa yang tadi dia dengar? Cewek sialan itu bahkan berani main tangan dengan adiknya. Seperti nya dia harus melakukannya dengan cara yang lebih keras dari sebelumnya. Dira harus hancur di tangannya.

Selama ini mungkin ia terlihat ikut membenci Gheisha seperti keluarganya yang lain. Tapi yang sebenarnya ia sama sekali tidak membenci Gheisha, mana mungkin ia membenci adiknya sendiri. Namun apa yang bisa ia perbuat? Papanya mengancam akan menyiksa adiknya kalau dia berdekatan dengan Gheisha.

Dia ingin menolak namun ia tidak mau Gheisha semakin terluka dengan tindakan papanya. Papanya tidak pernah main main dengan ucapannya, bahkan dulu dia pernah ketahuan berbicara dengan Gheisha dan papanya langsung menyeret Gheisha ke gudang lalu mengurungnya seharian penuh. Dari situ dia selalu mencoba menghindari Gheisha hanya demi melindunginya dari sang papa.

Mungkin caranya memang salah, tapi ini juga adalah cara yang terbaik untuk melindungi Gheisha. Dia hanya mampu memperhatikan dan melindungi adiknya dari kejauhan. Dia juga tau Gheisha berpacaran dengan Gemma setahun belakangan ini. Dari awal dia sudah mengawasi Gemma, dan Gemma selalu memperlakukan adiknya dengan baik apalagi Gheisha bahagia dengan Gemma. Leon akan membiarkannya, tentunya masih dalam pengawasannya. Setidaknya adiknya mempunyai kebahagiaan ditempat lain, kebahagian yang tidak ia dapat dalam keluarga.

Saat sudah sampai didepan kelas Gheisha, Leon hanya diam tanpa ingin masuk sedikit pun. Ia hanya ingin melihat bagaimana keadaan Gheisha tanpa menghampirinya. Karna selama ini tidak ada yang tahu kalau mereka bersaudara, hanya dua temannya yang tau karena mereka sudah berteman dari SMP sebelum masalah itu terjadi. Dulu mereka sering datang ke rumah Leon, tidak jarang juga bermain dengan Gheisha.

Leon melihat Gheisha yang sedang berbicara dengan temannya, lihatlah pipi adiknya itu masih terlihat memerah bahkan luka di ujung bibirnya sangat terlihat jelas. Pasti itu bukan hanya luka yang di dapat dari Dira, tapi juga luka yang Leon perbuat tadi malam. Ah, membayangkan akan seberapa sakitnya luka itu membuat hati Leon bertambah nyeri. Apalagi dia juga yang membuat luka itu.

"Maaf Ghe," gumam Leon. "Gue emang gak pantes disebut sebagai kakak, gue gak pantes lo anggap sebagai kakak lo Ghe."

Setelahnya ia berbalik dan pergi dari depan kelas Gheisha. Jangan sampai Gheisha melihatnya tadi.

***

"Ghe, kata murid yang tadi ada di kantin dan liat lo pas ditampar Diranjing lo cuma ditampar sekali. Tapi kenapa dua pipi lo ada bekas tamparan semua? Lo udah luka sebelum ditampar tuh lampir? Papa lo kasar lagi?" tanya Nara.

Saat ini kelas Gheisha dan Nara memang sedang jam kosong karena guru yang seharusnya mengajar saat ini sedang sakit dan hanya meninggalkan beberapa tugas untuk dikerjakan.

Gheisha kira Nara tidak akan menanyakan tentang luka ini. Tapi nyatanya memang Nara adalah orang yang peka. Mau sekeras apapun ia menutupi sesuatu dari Nara pasti akan berujung sia sia, cepat atau lambat Nara pasti akan mengetahuinya. Dia dan Nara sudah berteman cukup lama, dari kelas dua SMP sampai saat ini dan entah bagaimana pula mereka selalu satu kelas.

"Kak Leon yang nampar aku," ucap Gheisha.

"Hah? Bukannya kakak lo itu gak pernah main tangan ya sama lo?" tanya Nara kaget. Bukannya apa namun yang ia tahu selama ini Leon tidak pernah ikut menyakiti Gheisha, kakak temannya itu hanya ikut menjauhi Gheisha.

"Kenapa bisa? Lo bikin dia emosi sampai kak Leon nyakitin lo?" lanjut Nara.

Gheisha menghela napasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan sahabatnya ini. "Kak Leon nyium aku tadi malam, lalu aku dorong dia sampai dia jatuh dari kasur."

"Apa?" teriak Nara.

"Gak usah teriak Ra," tegur Gheisha, ia malu diperhatikan hampir seluruh kelas karena teriakan mendadak Nara.

"Ya sorry, tapi,..." sungguh Nara tak bisa berkata apa apa lagi saat ini. Nara memejamkan matanya memikirkan masalah ini, bagaimana bisa Gheisha mengalami hal yang begitu buruk seperti ini? Mungkin kalau dirinya yang berada diposisi Gheisha dia akan nyerah dititik itu juga.

"Ayo cerita ditempat lain" ajak Nara.

Gheisha hanya mengikuti kemana pun Nara akan membawanya. Dia juga butuh tempat yang lebih tenang untuk menceritakan semua ini.

Ternyata Nara membawanya ke taman belakang kelas, disini terlihat sepi dan lebih tenang dari kelasnya tadi. Mereka duduk di kursi yang ada di taman tersebut. Mereka diam sesaat, terlarut dalam pikiran mereka masing masing.

"Ceritain semuanya!" ucap Nara dengan pandangan yang masih mengarah ke depan.

Gheisha menoleh menatap Nara saat dia berucap. Gheisha mulai bercerita dengan pelan tanpa ada yang ia sembunyikan sama sekali. Ia bercerita sambil menengadah menatap awan yang bergerak perlahan karena tiupan angin. Menahan air mata yang siap tumpah ketika ia mulai menceritakan kejadian malam tadi saat kakaknya menciumnya. Sungguh Gheisha ingin sekali menangis, kenapa harus kakaknya? Ini sangat berat dan begitu menyakitkan.

Nara menghadap kearah Gheisha lalu segera menariknya untuk ia peluk. Ia tahu bahwa kecemasan sahabatnya itu kambuh, mendengar bagaimana sahabatnya ini bercerita dengan suara yang bergetar dan terdengar begitu kesulitan mengucapkan kalimat demi kalimat. Nara menepuk nepuk pelan punggung bergetar Gheisha yang sedang menangis sesenggukan di pelukannya.

Lihatlah, mau terlihat sekuat apapun orang itu kalau memang badai yang sedang menerjang itu begitu kuat, pertahanan itu akan runtuh juga. Mereka yang terlihat kuat belum tentu akan selalu terlihat begitu. Mereka juga mempunyai titik terendah, titik dimana ia juga merasa lelah harus berpura pura selalu terlihat kuat.

"Nangis sepuas kamu Ghe, aku tau kamu lelah untuk selalu terlihat kuat. Kamu juga manusia, menangis bukan berati kamu lemah. Kadang menangis juga perlu, untuk kembali bangkit." ucap Nara sambil terus mengusap lembut punggung Gheisha.

Lihat, Bahkan dia sampai mengubah cara bicaranya dari lo-gue jadi aku-kamu saat dalam situasi seperti ini.

Detak jantung tak beraturan Gheisha dapat Nara rasakan, bahkan nafas Gheisha pun semakin memburu. Nara mempererat pelukannya, "Tenang Ghe, Tenang. Tarik nafas yang dalam terus keluarin dengan pelan." Nara terus berucap menenangkan.

Gheisha memejamkan matanya erat menahan semua rasa kegelisahan yang muncul. Pikirannya mulai tidak bisa ia kendalikan, segala kejadian buruk masa lalunya hinggap dalam pikiran Gheisha. Enggak, ia tidak boleh sampai kelepasan. Dengan cepat ia menepis semua pikiran buruk itu. Sesuai dengan instruksi Nara, Gheisha menarik nafasnya dalam dalam lalu membuangnya perlahan. Ia melakukan itu berulang kali sampai merasa lebih baik. Adanya Nara sungguh membantu ia lebih tenang.

Percayalah orang yang memiliki kecemasan hanya membutuhkan pelukan serta rumah yang mampu memberikannya kenyamanan.

Setelah cukup lama Nara melepas pelukan mereka dengan pelan. "Udah lebih baik?" tanya Nara.

Gheisha mengangguk, "Makasih ya. Aku gak tau lagi kalau gak ada kamu." ucap Gheisha.

"Gak perlu berterima kasih, lo itu sahabat gue. Itu gunanya sahabat, sama sama saling menguatkan." ucap Nara sambil tersenyum.

"Gue ambilin minum dulu, lo tunggu disini." lanjut Nara.

Gheisha hanya mengangguk, ia lalu menyenderkan tubuhnya di kursi. Ia merasa lebih lega setelah menceritakan masalah ini pada Nara, bebannya seperti berkurang.

Ia menatap kolam kecil didepannya dengan terdiam larut dalam pikirannya.

"Kenapa melamun?"

****

Hai
Apa kabar?


Aku udah buat akun Instagram loh
Nama akunnya @imrainbow_rr
Jangan lupa Follow ya





Jangan lupa komen dan tekan bintangnya ya❤️

GheishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang