Part|| 28

263 9 6
                                    

Hari sudah semakin malam bahkan lampu dirumah pun sebagian sudah padam, seorang pria berjalan mengendap endap menuju ke arah tangga. Dia berhenti sebentar melihat sekelilingnya yang sudah tampak sepi dengan cahaya remang remang, ia mendongak melihat ke lantai atas seharusnya dia sudah tidur apalagi sekarang sudah menunjukkan jam 1 malam, entah malam atau pagi yang penting sekarang waktu sudah cukup larut.

Dia tersenyum miring tampaknya kini dirinya akan berhasil segera pria itu menaiki tangga dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara, ia yakin kali ini gadis itu tak akan bisa kabur dengan keadaan seperti itu. Beruntung sekali istrinya tidur lebih cepat malam ini mertuanya pun juga sudah pergi ke kamar saat anak itu pulang, dia semakin melebarkan senyumnya memikirkan ini adalah kesempatan emas.

"Hah, kita lihat sejauh apa kau bisa bertahan sayang. Haha aku sungguh sudah tidak sabar melihatmu, Gheisha Gheisha kau ternyata sulit juga aku dapatkan." batinnya masih dengan senyum yang begitu tampak menyeramkan seiring dengan langkah kaki nya yang semakin dekat dengan pintu yang ia tuju.

Rivan, lelaki dengan seribu kelicikan itu bersiul kecil saat sudah berdiri didepan pintu adik iparnya, ia melirik pintu disebelah yang tampak tertutup rapat juga. "Bagus juga anak itu tidak pulang, sekarang tak akan ada yang mengganggu aku dengan kesenanganku."

Rivan mengeluarkan kunci dari kantong celananya lalu melemparnya keatas sekali masih dengan siulannya, segera ia membuka pintu dengan kunci cadangan yang ia curi itu. Ia memutar kunci dengan perlahan sambil tersenyum senang, "Gadis bodoh!!" pikirnya saat mengetahui bahwa rencananya berjalan dengan lancar.

Kuncinya masuk dengan mulus menandakan Gheisha mengunci pintu tanpa meninggalkan kunci itu tetap di pintu, ah sungguh sangat mempermudah dirinya untuk masuk kedalam. Sebelum benar benar memutar kenop pintu Rivan melihat kanan kiri, aman.

Decitan kecil saat pintu terbuka membuat Gheisha yang sudah tertidur membuka matanya seketika dengan tubuh yang menegang mengetahui ada seseorang yang masuk kedalam kamarnya. Glek, Gheisha menelan ludahnya kasar saat mendengar langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya, tanpa berpikir panjang ia langsung berbalik badan.

"Ka-kak Rivan.." ucap Gheisha terbata bata sambil bangun dari tempat tidurnya.

"Ah, bodoh sekali aku mengira kau sudah benar benar tertidur." jawab Rivan sambil menampilkan senyum manis kearahnya yang mana membuat Gheisha semakin merasa ketakutan.

"Haha, hey apa kau takut sayang? Lihatlah tubuhmu bergetar!"

Tawa Rivan menguar dengan langkah yang semakin mendekati tubuh bergetar Gheisha, mereka berdua hanya terhalang kasur. Gheisha sendiri sudah panik dengan semakin mundur kebelakang tak ingin sampai Rivan menyentuhnya.

"B-berhenti!!!.. Aku akan teriak jika kak Rivan gak berhenti." pekik Gheisha dengan nafas sedikit memburu, ia melirik jam yang berada di nakas samping tempat tidurnya. 'Ck sial ini sudah terlalu larut.' batin Gheisha dengan mata terpejam erat ia baru saja pulang dari rumah sakit, jika dirinya berteriak sampai mereka terbangun pasti tubuhnya akan mendapatkan luka lagi.

"Hemm, kenapa? Gak jadi teriak?" Rivan memutar kearah lain kasur mendekati sisi lain dimana Gheisha berdiri.

"Teriak sekarang akan ku pastikan kau yang akan terkena masalah lagi." tawa Rivan terdengar lebih kencang kali ini dengan mata yang terus tertuju kearah gadis yang sedang berdiri dengan tubuh menegang sambil meremas sisi baju tidur yang dia gunakan. Ah tampak lucu sekali. Tawa rivan berganti dengan seringai menyeramkan.

GheishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang