Gheisha sama sekali tidak tidur dia hanya rebahan di samping bi Ima yang kembali tertidur, awalnya bi Ima juga tidak tertidur sampai Gheisha pura pura tertidur dan akhirnya tak lama bi Ima pun baru ikut tidur. Gheisha menoleh ke arah bi Ima sebentar lalu perlahan bangun mendudukkan tubuhnya dengan bersandar di tembok, mata Gheisha menatap lurus kedepan.
Bahkan untuk tertidur pun dirinya tetap merasa tak aman ia selalu tertidur dengan ketakutan yang memeluk nya erat. Tak pernah sekalipun tidur Gheisha bisa tenang setelah kejadian dimana Rivan pernah mencoba melecehkan nya bahkan saat dirinya sedang tertidur, seperti tadi contohnya. Sebelum Risa kakaknya dan Rivan memutuskan untuk pergi dari rumah dan memilih tinggal sendiri, Gheisha benar benar tak pernah terlelap dengan tenang.
Mungkin matanya tertutup rapat namun pikiran dan telinga nya terus bekerja bahkan saat ada sedikit suara yang tiba tiba terdengar di pendengaran nya pun ia langsung terbangun. Walaupun saat Rivan tak datang mengganggunya Gheisha seperti berhalusinasi seakan akan melihat Rivan ada didekat nya dan akan melecehkan nya lagi, entahlah bahkan kadang dirinya menganggap kalau ia sudah gila sangking takut dan trauma nya.
Bahkan kecemasan Gheisha semakin memburuk setelah waktu itu, kata psikolog dirinya mempunyai trauma berat yang sampai membuatnya selalu merasa terancam. Saat masih ada neneknya dirinya selalu rutin datang ke psikolog namun setelah neneknya pergi ia tak lagi datang kesana, hanya sekali waktu itu setelah ia hampir mengalami pelecehan.
Sshhh
Gheisha meringis sambil menekan perut atasnya saat merasakan nyeri lagi, perutnya semakin terasa sangat sakit sekarang. Gheisha menutup matanya sedikit mendongak keatas masih dengan tangan yang menekan perutnya berharap rasa sakit ini akan sedikit berkurang.
Mata Gheisha tampak basah dengan air matanya, "Sakit..." lirih Gheisha bahkan ia sudah menangis dengan sesenggukan. Tubuh Gheisha lelah rasanya namun pikirannya tak bisa membiarkannya tertidur.
"Hiks.. Hikss sakit.." ia tak berbohong tubuhnya benar benar terasa nyeri dan daerah perut nya sakit.
***
"Non? Non Gheisha sudah bangun?" bi Ima baru saja terbangun jam juga sudah menunjukkan untuk durinya segera memulai pekerjaan rumah seperti biasanya. Ia menatap Nona nya yang sudah terduduk bersandar pada tembok, jujur saja dia masih bertanya tanya mengapa Gheisha tengah malam tadi datang Ke kamarnya dengan keadaan ketakutan seperti itu.Gheisha tersenyum sambil mengangguk menjawab pertanyaan dari bi Ima, "Maaf ya bi tadi malam ganggu tidurnya." lirih Gheisha dengan suara terdengar serak.
"Enggak non gapapa, tapi non Gheisha kenapa? Ada yang sakit non?" masih dengan pertanyaan yang sama kali ini bi Ima semakin mendekat ke arah Gheisha.
"Gheisha tiba tiba merasa takut tadi malam bi, kayak ada hantu yang lagi perhatiin Gheisha dikamar." ucap Gheisha sambil tersenyum menampilkan gigi nya dengan tangan yang menggaruk belakang kepalanya.
Alis bi Ima terangkat satu dengan mimik wajah yang terlihat sedikit bingung dengan jawaban Gheisha, "Mana ada atuh neng kayak gitu."
"Beneran bi, serem banget sumpah."
"Haha terus non Gheisha gimana sekarang belum berani ke kamar lagi?" tanya bi Ima dengan tertawa merasa lucu melihat raut Gheisha saat menceritakan yang di alaminya tadi malam. Gheisha hanya meringis sambil menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gheisha
Teen Fiction"K-kak, kak Rivan mau apa?" Punggung Gheisha menubruk dinding dibelakangnya, sungguh tubuhnya sudah bergemetar ketakutan melihat kakak iparnya semakin mendekat kearah dirinya. Apalagi melihat tatapan kakak iparnya yang berbeda dari sebelumnya. Ia h...